Chapter 2

1K 89 0
                                    

Kai menghampiri saudara-saudaranya di ruang tengah lalu duduk di samping D.O. Beberapa saudaranya masih fokus menatap buku yang ada di atas meja.

"Bagaimana keadaannya?" tanya D.O.

"Kepalanya memang terbentur agak keras. Tapi dia akan baik-baik saja."

Kai melihat apa yang tengah diperhatikan saudara-saudaranya. Ia meraih buku yang ada di atas meja.

"Buku apa ini?"

Ia membuka buku itu dan terkejut. Ia memeriksa punggung tangannya. Kai mencocokkan tanda, seperti tato hitam berbentuk segitiga dengan pusaran angin di tengahnya, di tangannya dengan lambang yang ada di salah satu halaman buku itu. Lalu ia membolak-balik halaman buku itu dan dibuat lebih terkejut lagi. Karena ia menemukan lambang-lambang milik saudara-saudaranya yang lain.

"Buku ini ... membahas tentang kita?!"

Beberapa saudaranya mengangguk sementara yang lain tertunduk diam.

"Semua lambang ini, yang ada di tubuh kita. Tapi, tunggu! Aku belum pernah melihat tulisan ini sebelumnya. Tapi, kenapa aku bisa membacanya? Kalian bisa?"

Semuanya mengangguk. Kai membuka halaman-halaman lain buku itu lalu membaca salah satu baris tulisan di sana. "Pegasus yang lembut dan bersahabat dengan alam. Suatu kekuatan yang menawan dengan sihir pengobatan abadi. Ini tentang Lay hyung."

Kai kembali membuka lembaran buku itu asal. Ia melompati beberapa halaman dan sampailah ia di bab terkahir.

"Bab 12? Bukankah kita hanya sebelas orang? Tapi tidak ada tulisan apapun di bab ini."

"Kai-ah, kau yang tinggal lebih lama dengan Soo Hee. Apa kau melihat ada yang aneh dengannya? Yang mungkin berhubungan dengan buku ini," tanya Chanyeol. Kai menaruh kembali buku itu ke atas meja.

"Ani, dia tidak pernah membicarakannya. Apa lagi membawanya."

"Mungkin ini milik eomma (ibu) dan ahboji (ayah) ketika mereka meneliti kita," kata Baekhyun.

"Tapi tulisan pada buku ini berumur lebih dari 50 tahun," kata Tao yang jeli akan waktu.

"Xiumin hyung," panggil Chen pada saudaranya yang paling tua. "Kita bukan saudara kandung bukan?"

"Apa maksudmu bertanya seperti itu?"

"Apa kau ingat masa lalumu sebelum eomma dan ahboji menemukan kita di hutan?"

Semua terdiam karena menyadari kenyataan yang membingungkan. Mereka tidak ingat masa lalu mereka. Beberapa melirik buku yang terbuka tepat di bab terakhir. Sementara itu di kamar Soo hee, Luhan masih duduk di pinggir tempat tidur, memperhatikan Soo Hee yang terpejam. Lay duduk di pojok ranjang menghadap mereka.

"Lay-ah, kembalilah ke kamar. Biar aku yang berjaga," kata Luhan membangunkan Lay yang sudah terkantuk-kantuk. Lalu datang D.O, masuk ke kamar yang pintunya tidak tertutup.

"Hyung, kalian dipanggil yang lainnya di ruang tengah."

Luhan dan Suho diikuti Sehun pergi ke ruang tengah. Sementara Lay pergi ke kamarnya. Ia kelihatan sangat mengantuk. D.O menghampiri Soo Hee setelah semuanya pergi. Ia duduk di tempat Luhan sebelumnya. Tiba-tiba yeoja itu mengigau.

"Eom ... ma ... gajima! Andwe!" Soo Hee berseru walau matanya masih tertutup.

D.O meraih tangan kiri Soo Hee lalu menggenggamnya erat. Ia mengelus-elus punggung tangan kiri Soo Hee perlahan. Terasa dingin tangan Soo Hee di genggamannya. Ia mengamati kerutan di kening Soo Hee mulai mengendur. Perlahan-halan Soo Hee tenang dan kembali tidur.

Home - EXO FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang