[Warning! NC 17!]
.
.
.
"Kai."
Seorang pria tengah berjalan di lorong lantai sembilan sebuah hotel yang cukup mewah dan romantis di kawasan Gangneung, Gangwon-do. Sejak pagi tadi, ia dan beberapa orang model lainnya sedang syuting sebuah iklan merk parfume yang cukup terkenal. Tiba-tiba ia mendengar sebuah suara yang memanggil namanya. Sontak ia berhenti berjalan lalu menoleh ke belakang, tepat ketika tiga langkah lagi ia akan ada di depan lift. Seorang pria lainnya, yang sudah ada di depan lift, turut menoleh ketika menyadari bahwa rekannya sudah tidak mengikuti.
"Jong In-ah, ada apa?" kata pria itu sambil menekan tombol lift. Pria yang dipanggilnya menoleh dan menatapnya tanpa bergerak dari sana.
"Sunbae, kau duluan saja ke klub. Aku harus menghubungi seseorang."
"Baiklah. Tapi cepat, semua sudah menunggu," katanya lalu masuk ke dalam lift yang pintunya terbuka.
Kai meraih ponsel dari sakunya lalu berjalan ke pinggir lorong. Ia bersandar pada dinding sambil mencari-cari kontak orang yang akan dia hubungi.Setelah menemukannya, ia segera menekan tombol untuk menghubunginya. Beberapa detik Kai menunggu, namun panggilannya tidak terjawab. Ini aneh. Dia yakin jika saudaranya memanggil dengan telepati barusan. Tapi setelah Kai mencoba menjawabnya dengan telepati juga, hening. Ia mencari-cari kontak saudaranya yang lain.
"Ada apa, Kai-ah?"
"D.O hyung, apa Luhan hyung sudah pulang?"
"Ani, dia belum pulang. Wae? Kenapa kau tidak menghubunginya langsung?"
"Aku tadi seperti mendengar ada yang memanggilku dan sepertinya itu suaranya. Tapi ketika kujawab atau kuhubungi dengan ponsel, dia tidak menjawabku."
"Apa terjadi sesuatu dengannya?"
"Apa mungkin dia diserang?"
Lalu tidak ada jawaban dari D.O. Kini terlihat kerutan pada kening Kai. Apa tidak seharusnya ia mengatakan itu?
"Hyung? Apa kau masih di sana?"
"Eoh? Kau sudah menghubungi yang lain? Bagaimana dengan Sehun? Bukankah Luhan hyung terkadang menjemputnya di tempat kursus?"
"Kau benar, mungkin aku akan menghubungi Sehun setelah ini. Jika Luhan hyung pulang, tolong hubungi aku."
"Baiklah."
~~***~~
Jae Hyuk membuka pintu apartemennya lalu melepas sepatu. Ia berjalan menuju ruang tengah lalu melempar kunci mobilnya ke atas meja. Menimbulkan suara dentingan yang keras. Ia meraih saklar lampu dan lampu ruangan itu menyala terang. Perlahan ia membuka jas coklat lalu melemparnya ke sofa. Jae Hyuk berjalan ke dapur lalu menyalakan lampunya. Setelah cukup terang, ia membuka lemari es yang memiliki tinggi seperti tubuhnya untuk mengambil sebotol air. Ketika ia menutup pintu lemari es itu kembali, seketika ia menjatuhkan botol air itu. Seorang pria dengan mata merah menyala tersenyum licik pada Jae Hyuk. Masih dengan setelan jas hitam, ia berdiri tegak di sana.
"Annyeong," sapanya dengan suara yang membuat bulu kuduk Jae Hyuk meremang. Pria itu berjalan selangkah demi selangkah lebih dekat dengan Jae Hyuk. Sementara Jae Hyuk mundur teratur hingga punggungnya menabrak tembok.
"Ma-mau apa kau?"
"Tidak kusangka manusia hina sepertimu bisa selancang itu," Lune berhenti tepat selangkah dari tempat Jae Hyuk berdiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Home - EXO Fanfiction
FanfictionSelamat membaca dan semoga terhibur ^_^ . . #8 dalam fanfictionline pada 16 Juli 2018, 16:14 WIB #4 dalam indonesian pada 25 September 2018, 20:48 WIB # 12 dalam lay pada 9 Juli 2018, 19:12 WIB