Luhan berjalan memasuki taman dan memutuskan untuk duduk di salah satu bangku yang menghadap air mancur. Setelah beristirahat hampir seharian ini, tubuhnya terasa pegal dan ia butuh perenggangan. Ia memakai headphonenya lalu menatap langit. Sudah lama dia tidak bersantai seperti ini. Luhan bersandar dan menutup matanya. Merasakan angin membelai rambutnya. Dua menit yang lalu ia sempat menggunakan telepatinya. Kai bilang Soo Hee tadi siang bertemu dengan Suho dan mereka akan pergi bersama sore ini. Tanpa ia harus tahu mereka ke mana, Luhan tenang. Ia bisa mempercayai Suho.
"Luhan-ssi?"
Luhan membuka mata dan melihat Mi Jung berdiri di depannya. "Mi Jung-ssi? Duduklah," Luhan menepuk tempat kosong di sampingnya. Ia lalu melepaskan headphone biru itu lalu menaruhnya di pangkuan.
"Sepertinya kau terlibat pertarungan kemarin malam. Bagaimana keadaanmu?"
"Oh itu ... hanya pertikaian kecil," kata Luhan lalu tersenyum. "Kau sendiri? Sepertinya kau sedang mengerjakan sesuatu," Luhan melirik kamera yang ada di pangkuan Mi Jung dan map bening berisi berbagai kertas dan buku jurnal, yang ada di bawahnya.
"Aku baru selesai membantu rekanku mewawancarai seseorang," Mi Jung menyalakan kameranya dan menunjukkan sebuah foto seorang yeoja. "Namanya Jung Hwa In. Dia adalah pemanah yang sudah memenangkan berbagai kompetisi. Dia lebih muda tiga tahun dari Soo Hee."
Luhan menekan tombol dan melihat foto-foto yeoja itu dari berbagai arah.
"Cantik bukan?" Mi Jung tersenyum. "Dia sepupuku. Anak dari adik Appa."
"Kau pasti bangga," kata Luhan sambil menyerahkan kamera itu pada Mi Jung yang tersenyum.
"Tentu saja, dia memang salah satu kebanggaan keluarga besarku. Luhan-ssi, namja yang berkelahi denganmu semalam, apa dia juga dari planet EXO?"
"Tao menceritakan semuanya?"
Mi Jung mengangguk.
"Eonni!" seru seorang yeoja lainnya dari kejauhan. Ia berlari kecil menuju Mi Jung. Ia membawa tas besar. Tangannya terbalut sarung tangan putih. Rambut panjangnya diikat ekor kuda dengan kunciran berwarna putih. Poninya tersingkap ketika ia berlari.
"Hwa In? Bukankah kau bilang akan berlatih lagi?"
"Latihannya diundur. Kata orang yang mewawancaraiku tadi, kau ada di taman. Jadi aku ke sini," Hwa In melirik Luhan yang sibuk membalas pesan yang baru masuk dengan ponselnya. Dia berbicara tanpa suara pada Mi Jung.
'Nugu? Pacarmu?'
"Aish! Ani. Dia rekan kerjaku di kantor. Luhan-ssi?"
"Ne?" Luhan menoleh.
"Kenalkan, ini Jung Hwa In. Sepupuku."
"Annyeonghaseyo," Hwa In memberi salam. Luhan balas mengangguk lalu tersenyum. Tiba-tiba, ponsel Mi Jung berdering.
"Ne? Wae? ... Buku jurnalmu? Ah iya! Terbawa olehku. ... Mwo? ... Kau di depan pintu masuk? ... Iya aku akan ke sana," Mi Jung kembali menyimpan ponselnya ke saku.
"Aku pergi sebentar, buku temanku terbawa olehku. Kau tunggu di sini dulu, eoh?" kata Mi Jung sambil memberikan kamera dan map pada Hwa In lalu berlalu. Dengan ragu Hwa In duduk di samping Luhan. Sesaat mereka terdiam. Hwa In menaruh kamera dan map itu diantara mereka.
"Jadi, kau seorang pemanah?" tanya Luhan. Hwa In menatap Luhan terkejut.
"Bagaimana kau tahu?"
"Mi Jung bercerita tentangmu tadi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Home - EXO Fanfiction
FanfictionSelamat membaca dan semoga terhibur ^_^ . . #8 dalam fanfictionline pada 16 Juli 2018, 16:14 WIB #4 dalam indonesian pada 25 September 2018, 20:48 WIB # 12 dalam lay pada 9 Juli 2018, 19:12 WIB