"Never say goodbye because goodbye means going away and going away means forgeting."
- Peter Pan -
"Drrt drrt! Drrt drrt!"
Ponsel yang tergeletak di atas meja samping tempat tidur bergetar. Suaranya memecah keheningan sebuah kamar apartemen kecil dan murah itu. Seseorang dengan tergesa keluar dari kamar mandi hanya dengan berbalut handuk, yang membalut pinggang hingga lututnya. Ia meraih ponsel, menghentikan getarnya dengan menjawab panggilan yang masuk.
"Hello?"
"Dia sudah sadar," kata sebuah suara di seberang sana dengan bahasa Korea. Membuat jantungnya berdegup dengan cepat. Tegang menerima kabar yang dia dengar.
"A-apa kau bilang?" katanya yang kini dengan bahasa Korea.
"Dia sudah bangun, Sehun-ah! Jadi cepatlah bersiap untuk kembali ke Korea. Bahkan kalau bisa, berangkatlah hari ini juga," jawab pria di seberang sana.
"Jangan lupa ajak juga Chen hyung."
"Ba-baiklah, aku akan segera ke sana," jawab Sehun gugup karena terkejut dan senang sekaligus. Ia langsung mengecek tiket pesawat menuju Korea.
"TAP TAP TAP TAP TAP!"
Suara kaki berlari menelusuri lorong rumah sakit yang serba putih menggema. Ia melewati beberapa perawat yang mendelik ke arahnya. Kemudian berbelok di tikungan, berhenti di kamar rawat bernomor dua belas. Pria itu berusaha mengatur nafasnya di depan pintu yang tertutup. Tangannya meraih pintu dan menggesernya perlahan. Seakan enggan membangunkan siapapun yang mungkin sedang tidur di dalam sana.
"Kreek!"
Ia menatap wanita yang tengah berbaring di atas satu-satunya tempat tidur di ruangan itu. Menatap tubuhnya yang kini bebas dari kabel-kabel pendeteksi detak jantung. Menatap matanya yang kini terbuka. Satu hal yang ia nantikan lebih dari 47 minggu bersama saudara-saudaranya yang lain. Wanita itu menoleh, membuatnya tersenyum.
"Soo Hee-ah," kata laki-laki yang masih berdiri di ambang pintu. Menatap tidak percaya keadaan wanita yang sangat disayanginya. Ia melangkah maju, mendekatinya. Tangannya meraih kursi lipat di sisi ruangan lalu membawanya ke samping tempat tidur. Ia duduk di sana lalu meraih tangan Soo Hee. Mengelusnya lembut lalu sedikit mengangkatnya sebelum mencium jemarinya dengan penuh syukur.
"Apa tubuhmu masih sakit? Yoon Seok-ssi bilang dia sudah memeriksamu dan dia bilang kau merasa tubuhmu kaku."
"Hanya sedikit, oppa."
"Yoon Seok-ssi bilang mungkin kau harus belajar berjalan lagi setelah ini."
"Kau sendirian?" tanya Soo Hee ragu setelah ada jeda beberapa saat.
"Sehun dan Chen hyung sedang dalam perjalanan dari New York. Chanyeol hyung dan Lay hyung juga dalam perjalanan dari Cina."
"Baekhyun oppa?"
"Dia melanjutkan kuliah di Inggris bersama Kris hyung yang bekerja di sana. Mereka baru saja sampai di Korea untuk liburan musim dingin. Sepertinya masih terjebak macet. Kudengar memang terjadi tabrakan beruntun karena jalan licin di luar."
"Licin?" kata Soo Hee lalu berpaling darinya untuk menatap jendela yang di setiap pojoknya dihiasi beberapa butir salju. "D.O oppa, sebenarnya sudah berapa lama aku tertidur?" katanya tetap menatap jendela.
"Hampir satu tahun, Soo Hee-ah. Kau benar-benar membuat kami khawatir," Soo Hee terkejut dan kembali menatap D.O.
"Sa-satu tahun?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Home - EXO Fanfiction
FanfictionSelamat membaca dan semoga terhibur ^_^ . . #8 dalam fanfictionline pada 16 Juli 2018, 16:14 WIB #4 dalam indonesian pada 25 September 2018, 20:48 WIB # 12 dalam lay pada 9 Juli 2018, 19:12 WIB