Xiumin menanti saudaranya di sebuah tempat makan, tidak jauh dari proyek pembangunan perpustakaan daerah yang baru. Xiumin menjadi salah satu asisten arsitektur yang membangun gedung itu. Ia menyeruput es kopinya sambil terus memandang ke luar kaca etalase. Lalu ia melihat Suho yang segera masuk ke tempat makan itu. Xiumin melambaikan tangannya. Suho menghampiri dan kini duduk di hadapannya. Setelah memesan minuman pada pelayan, mereka menunggunya sambil mulai ngobrol.
"Jadi, apa yang membuatmu jauh-jauh datang ke sini?"
"Apa kau sangat sibuk?"
"Ani, aku sudah selsai. Hari ini aku bergantian dengan asisten yang lain. Kalau kau?"
"Ini penting, hyung. Aku besok harus ke luar kota dan D.O tidak bisa memberitahumu."
"Memberitahuku? Soal apa?"
Lalu datang pelayan dengan minuman pesanan Suho. Setelah pelayan itu pergi, mereka melanjutkan pembicaraan. Suho terlihat menarik nafas dalam. Xiumin kembali menyeruput es kopinya.
"Kau tahu aku dan D.O pergi ke panti asuhan minggu lalu, bukan?"
"Iya, aku tahu. Lalu kenapa dengan itu?"
"Setelah acara kami selesai untuk hari itu, aku dan D.O dipanggil oleh suster kepala panti dan ditunjukkan sesuatu yang agak ....," Suho menggantung ucapannya seraya mengeluarkan ponselnya. Ia membuka galeri dan memilih satu foto. Suho menyerahkan ponselnya pada Xiumin. Sesaat Xiumin mengerutkan kening dan memicingkan matanya yang bulat. Lalu ia terdiam dan mengerjap-ngerjapkan matanya beberapa kali. Ia menatap Suho bingung.
"Ada apa dengan anak-anak ini?"
"Coba perhatikan tiga anak itu. Tidakkah kau merasa mereka mirip dengan seseorang?"
"Oh!" kata Xiumin setelah memperhatikannya lebih seksama. "Dia mirip denganmu, Suho-ya," tunjuknya pada salah satu anak. Lalu ia memperhatikan anak yang ada di kanan anak yang menurutnya mirip Suho. "Tapi, kenapa yang ada di sebelahmu mirip denganku?"
"Karena itu memang kau, hyung."
"MWO?!" suara Xiumin membuat hampir seluruh orang yang ada di tempat makan itu menoleh ke arah mereka. "Apa kau yakin? Bagaimana kau dapat foto ini?" kata Xiumin yang kini dengan suara lebih rendah.
"Suster kepala yang menunjukkannya pada kami. Lalu ia bercerita kalau ia pernah merawat anak-anak panti itu hingga umur sembilan," kata Suho menunjuk foto Xiumin. "Delapan, dan enam tahun," lanjutnya seraya menunjuk foto dirinya dan D.O. "Suster itu juga bilang mereka menghilang dan tidak pernah ditemukan."
Xiumin masih terkejut dengan pernyataan Suho. Ia menatap foto itu lama lalu menatap Suho penuh tanya. Kembali ia menatap foto itu.
"Aku juga awalnya tidak percaya dan curiga. Tapi suster itu kembali menunjukkan foto-foto mereka yang lain keesokan harinya. Lalu waktu pengambilan foto yang tercetak di pojok itu, menunjukkan sekitar tujuh puluh tahun yang lalu."
Xiumin terdiam dan terlihat menghitung-hitung. Lalu teringat buku yang mereka temukan di loteng. Tao pernah bilang bahwa buku itu berumur lima puluh tahun dan mereka telah tinggal dengan Soo Hee selama sepuluh tahun. Lalu mereka meninggalkannya selama lebih dari sepuluh tahun.
"Tentu suster itu menyangka kami adalah anak atau cucu dari anak-anak di foto itu. Karena wajah kita yang terlihat jauh lebih muda. Jadi aku bilang padanya bahwa kami tidak mengenal mereka."
"Bagaimana mereka bisa ada di sana?"
"Nugu?"
"Bagaimana anak-anak ini dirawat di panti asuhan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Home - EXO Fanfiction
FanfictionSelamat membaca dan semoga terhibur ^_^ . . #8 dalam fanfictionline pada 16 Juli 2018, 16:14 WIB #4 dalam indonesian pada 25 September 2018, 20:48 WIB # 12 dalam lay pada 9 Juli 2018, 19:12 WIB