Chapter 16

741 55 0
                                    

Halo semuanya~

Author Lazycat25 di sini ^.^

Sebelum lanjut baca, author mau bilang terima kasih banyak untuk readers yang udah setia baca fanfiction ini :-) Masih enggak nyangka kalo fanfiction ini bisa mencapai lebih dari 1K readers :-D

*tebar konfeti* *tebar balon* *lompat-lompat bareng Kris* *guling-guling sama Chen* *gigit Baekhyun* *eh?*

Nah, untuk merayakannya author akan memposting dua chapter sekaligus yang mungkin agak panjang \^.^/

Selamat membaca ^_^

I love you readers :-*

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Soo Hee-ah!"

Kris berseru sambil memegangi kedua tangan Soo Hee yang terus meronta. Bahkan Soo Hee juga menendang-nendang. Ia masih menutup matanya sambil berteriak ketakutan. Kepalanya menggeleng. Keringat dingin mengalir di pelipisnya.

"Soo Hee-ah ireona! Soo Hee-ah," panggil Kris kembali. Kali ini ia berhasil membuat yeoja yang berbaring di tempat tidur itu membuka matanya.

Ia menatap Kris, nafasnya tersengal-sengal seperti baru berlari jauh. Terlihat ketakutan dan bingung. Soo Hee menatap sekeliling. Ia ada di kamarnya. Lampu utama masih mati dan hanya ada lampu tidur di atas nakas samping tempat tidurnya yang menyala dengan sinar kuning lembut.

"Kau mimpi buruk?" kata Kris sambil melepaskan pergelangan tangan Soo Hee perlahan.

Kris menatap Soo Hee khawatir. Yeoja itu duduk dan terlihat masih mengumpulkan kesadarannya. Kris segera berlari dan mengambilkan segelas air yang langsung dihabiskan Soo Hee. Ia duduk di pinggir tempat tidur sambil menatap Soo Hee yang masih terdiam mengumpulkan kesadaran.

"Gwenchana?" tanya Kris yang hanya dijawab anggukan. "Tidak biasanya kau sampai berteriak seperti ini. Apa mimpinya seburuk itu?"

"A-aku...seperti kembali ke hari pembantaian itu. Lalu ... lalu ... aku melihat kalian..."

Soo Hee tidak mau melanjutkannya. Ia hanya menatap Kris. Air mata menggenang di pelupuk matanya. Kris yang menyadarinya langsung memeluk Soo Hee lembut. Ia menepuk-nepuk kepalanya. Terasa hembusan nafas panjang yang menandakan kelegaan dari Soo Hee.

"Oppa, bagaimana kau bisa masuk apartemenku?" tanya Soo Hee ketika dirinya sudah tenang dan Kris melepaskan pelukannya.

"Kau selalu lupa mengunci pintu balkon."

"Oh iya, kau benar."

"Kau terlalu enteng soal keamanan," Kris berjalan lalu mengunci pintu geser balkon kamar Soo Hee yang terbuat dari kaca itu.

"Lagi pula siapa yang mau masuk ke apartemen di lantai sembilan lewat balkon untuk mencuri?" Soo Hee dan Kris tersenyum lalu saling tatap.

"Tidurlah lagi, besok kau harus ke toko bukan?" kata Kris lalu menghampiri Soo Hee.

"Ne," Soo Hee berbaring dan Kris menyelimutinya. "Oppa," panggil Soo Hee ketika Kris sudah ada di ambang pintu kamar Soo Hee. Kris menoleh dan menunjukkan wajah penuh tanya. Hati kecilnya ingin meminta Kris tinggal. Tapi mengingat kemungkinan Kris lelah karena mengurus surat-surat kepindahannya dari Amerika ke Korea, Soo Hee mengurungkan niatnya.

"Selamat malam."

"Jaljayo," kata Kris lalu tersenyum. Ia menutup pintu kamar Soo Hee. Beberapa saat kemudian, Soo Hee bisa mendengar suara kunci otomatis pintu apartemennya berbunyi. Menandakan Kris sudah benar-benar pergi.

Home - EXO FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang