"Hana-ah, kau sudah lama menunggu?" kataku setelah menghampiri Hana yang berdiri di depan pintu masuk Lotte World. Hana menggeleng lalu tersenyum. Aku menggandeng tangannya dan menariknya masuk. Benar, kami adalah pasangan kekasih sekarang. Aku menyatakan perasaanku seminggu yang lalu.
Waktu itu matahari sudah lama tenggelam. Sudah sebulan sejak kejadian mabuk itu dan sebulan juga aku mencoba mengenal Hana lebih jauh. Kami sering pergi bersama atau sekedar minum kopi sepulang bekerja. Lalu hari itu, aku menunggunya keluar dari perpustakaan.
Ketika ia datang, dengan bantuan dari penjaga kampus, aku menyulap halaman gedung perpustakaan menjadi lahan tumbuhnya lampu-lampu yang bagaikan kunang-kunang. Ketika ia terkejut dengan lampu-lampu itu, aku mendekatinya. Aku menggunakan telunjukku yang mengeluarkan aliran listrik, aku menuliskan perasaanku di udara. Tulisan itu terus berpendar di udara sampai Hana menjawabnya dengan satu anggukan kepala dan senyuman.
"Kau tidak sibuk? Tidak biasanya kau meminta bertemu di tempat seperti ini," tanya Hana ketika kami berjalan menuju sebuah wahana roller coaster.
"Aku baru saja bertemu dengan klienku. Tiba-tiba aku ingin melihat wajahmu."
"Apa kasusnya sesulit itu?"
"Ani, hanya saja," aku menatapnya yang masih menunggu jawabanku. "Aku merindukanmu."
"Oppa, kita baru bertemu kemarin," katanya lalu tertawa. Aku suka suara tawanya. Sangat sejuk. Aku menggenggam tangannya lebih erat lalu tersenyum menatapnya.
"Kenapa kau menatapku seperti itu?"
"Karena kau sangat manis hari ini," aku mencubit pelan pipinya.
"Ish! Berhentilah menggodaku," Hana menyikut pelan pinggangku. "Nanti aku bisa meleleh."
Aigoo... Manisnya! Sungguh aku ingin menciumnya saat ini.
"Tapi oppa, apa kau yakin mau naik wahana itu?" tunjuk Hana pada wahana di depan kami.
"Wae? Apa kau takut?"
"Ani," kata Han sambil menggelengkan kepalanya.
Kami menghabiskan waktu bersama hingga malam hari. Membeli bando dengan telinga berbentuk kelinci lalu memakainya. Setelah itu kami makan permen kapas sambil bergandengan tangan menuju wahana lainnya. Di siang hari, kami makan di sebuah restoran di dalam Lotte World lalu kembali menikmati wahana yang ada. Tidak lupa kami mengambil foto bersama.
Hana terlihat senang. Memang jarang kami bisa menghabiskan waktu bersama sampai seharian penuh. Aku sering lembur, begitu juga dengan Hana. Meski begitu, kami tetap berusaha untuk saling menghubungi. Hari ini aku terus menggandeng tangannya. Terkadang aku mencium punggung tangannya. Aku menyukai aroma tubuhnya. Apa aku terdengar aneh? Aku menyukai segalanya dari Hana. Senyuman, tawa, ekspresi, ucapan, gerak tubuh, cara berpikir, bahkan emosinya. Aku telah 'memilihnya'.
Saat sore tiba, kami duduk sejenak sebelum menikmati parade yang dilaksanakan oleh berbagai macam badut, penari, kembang api, dan mobil hias. Aku menatap Hana yang sedang melihat-lihat hasil foto kami lewat ponselnya. Sesekali ia tertawa melihat pose dan ekspresi kami yang lucu. Kami tertawa bersama.
"Hana-ah," panggilku. Tapi sepertinya dia belum mendengar karena terlalu asik melihat-lihat foto. "Chagi?" seketika Hana menoleh.
"Ne, oppa?"
"Apa kau senang hari ini?"
"Tentu saja aku senang. Melihatmu memakai bando itu di tempat umum adalah momen langka, oppa," Hana kembali tertawa sambil menatap bando telinga kelinci pink yang kupakai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Home - EXO Fanfiction
Fiksi PenggemarSelamat membaca dan semoga terhibur ^_^ . . #8 dalam fanfictionline pada 16 Juli 2018, 16:14 WIB #4 dalam indonesian pada 25 September 2018, 20:48 WIB # 12 dalam lay pada 9 Juli 2018, 19:12 WIB