Chapter 8

761 58 0
                                    

Anyeonghaseyo ^.^ Cuma buat info aja, foto serigala yang ada di atas aku pakai untuk visualisasi sosok serigala yang ada di dalam tubuh Chen. Entah kenapa kalo liat foto di atas jadi inget Chen ^^

Terima kasih sudah menyempatkan diri membaca fanfic Home :-)

Selamat membaca kembali ^_^

.

.

.

Siapa yang berisik pagi-pagi begini?

Aku membuka perlahan mataku dan melihat sekeliling. Tunggu! Kenapa aku ada di sofa? Tempat apa ini? Akh! Kepalaku sakit sekali! Aku duduk perlahan dan memegangi kepalaku. Eng? Aku menatap kemejaku yang berantakan karena kancingnya yang terbuka.

"Kau sudah bangun?"

"WA!" teriakku terkejut. "Ya! Siapa kau?" kataku pada yeoja yang kini berdiri di hadapanku. Dia berpakaian rapi. Blouse putih lengan panjang dengan rok coklat lima centi di atas lutut. Di tangan kirinya tersampir blezer coklat. Rambut hitam selengannya diikat kuncir kuda. Wajahnya dipoles make up natural. Tercium aroma apel bercampur mint darinya. Ia menatapku bingung.

"Seharusnya aku yang bertanya. Siapa kau sebenarnya?" ia berjalan masuk ke dapur. "Kau sangat mabuk semalam. Aku menemukanmu bersandar pada mobilku."

Aku terdiam, kembali mengingat-ingat kejadian semalam. Aku sangat kecewa dengan hasil sidang kemarin. Aku dipaksa membela orang yang jelas-jelas bersalah dan aku menang. Sekarang orang yang dianggap bersalah itu akan dihukum penjara 15 tahun. Ah! Dia benar. Aku mabuk. Aku meninggalkan ponselku di mobil yang terparkir di kantor.

"Kau sudah ingat?" katanya berjalan melewatiku, yang sedang mengusap-usap wajah karena kesal dengan diriku sendiri, lalu masuk ke dalam kamar. "Kalau kau ingat, cepatlah bersiap. Karena aku akan mengantarmu ke tempat aku bertemu denganmu semalam."

Aku buru-buru merapikan kancing kemeja lalu memungut jas dan dasiku. Aku bangkit dari sofa kulit berwarna hitam yang semalaman kutiduri. Terlihat bantal biru dengan selimut berwarna hijau lumut berserakan di lantai. Tercium bau kopi dari mesin pembuat kopi di dapur.

"Toilet ada di samping dapur," serunya dari dalam kamar.

Setelah selesai dengan urusanku di toilet, aku keluar dengan pakian yang, menurutku, sudah sedikit rapi. Kami saling berkenalan lalu duduk berhadapan di meja makan. Ia terburu-buru melahap sarapannya. Roti panggang dengan selai strawberry dan secangkir kopi. Aku pun turut melahapnya. Tapi tidak ada kopi untukku. Segelas teh madu tersedia dengan manis di samping piring roti panggang.

"Makanlah, aku tidak meracuninya," kata Hana melihatku makan perlahan.

"Em... Hana-ssi, semalam..."

"Tenang saja, aku tidak melakukan hal-hal aneh padamu."

"Ani, bukan begitu. Tapi apa aku..."

"Sudahlah, aku hampir terlambat ke perpustakaan. Ayo kita pergi ke tempat kau mabuk semalam."

Setelah melahap suapan terakhir, Hana meminum kopinya sebentar lalu menaruhnya ke atas meja. Ia menghela nafasnya lalu bangkit. Menyambar kunci mobil dan tas coklat yang teronggok di atas meja kecil di samping sofa. Aku buru-buru meminum teh madu itu lalu mengikutinya dari belakang hingga parkiran apartemen di basement.

"Apa benar kau seorang pengacara?" tanya Hana padaku ketika kami dalam perjalanan menuju tempat Hana pertama bertemu denganku.

"Begitulah. Tapi, dari mana kau tahu?"

"Hanya mendengar sesorang yang mengigau semalam."

"A-apa aku mengatakan hal-hal lainnya?" kataku sedikit panik. Apa aku mengatakan sesuatu mengenai kekuatan atau planet EXO? Apa aku mengatakan soal serigala juga?

Home - EXO FanfictionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang