"Beberapa bulan lagi aku harus kembali ke Amerika."
Mendengar kalimat Jae Hyuk membuat Soo Hee menatapnya terkejut. Mereka tengah duduk berhadapan di sebuah restoran untuk makan siang. Soo Hee batal memakan sesuap pasta di hadapannya. Musik klasik mengalun lembut memenuhi ruangan dengan desain elegan.
"Soo Hee-ah, kau tahu kalau ahboji dan eomma tidak tinggal di Korea bukan? Mereka ingin kita ikut tinggal di Amerika. Bagaimana menurutmu?"
Soo Hee masih terdiam. Ia menghela nafas panjang lalu menggigit bibir bawahnya. Ia terlihat menimbang-nimbang. Tentu ia tidak mau pergi. Ia tidak akan tahan untuk jauh dari manusia serigala itu. Cukup dengan tinggal terpisah dari mereka. Soo Hee tidak ingin lebih jauh lagi. Kenyataan bahwa satupun dari mereka belum ada yang menikah, meski Tao sudah ada Mi Jung, membuat Soo Hee merasa berhak untuk khawatir jika terlalu jauh dari mereka.
"Aku masih ingin tetap di sini," kata Soo Hee pelan.
"Jika kau tetap tinggal karena toko, aku bisa mengurusnya. Kau bisa mengurus toko dari sana lalu merekrut beberapa orang pegawai lagi di sini. Selama aku membuat cabang CS yang baru di Amerika."
"Ini bukan masalah toko. Sama sepertimu, aku juga punya keluarga di sini."
"Maksudmu, keduabelas saudara laki-lakimu? Aku juga sudah membicarakannya pada mereka dan mereka akan menghargai segala keputusanmu."
Soo Hee terlihat menunduk. Berfikir sambil mengilangkan jari-jarinya di pangkuan. Jae Hyuk tersenyum. Ia menatap Soo Hee lembut.
"Aku tahu, pasti berat meninggalkan Korea. Tidak perlu terburu-buru, masih ada waktu untuk mempertimbangkannya."
Sesaat hening menyerang keduanya. Mereka kembali mencoba makan dengan tenang, terutamaa Soo Hee. Ia kembali meraih garpu dan sendoknya. Setelah menelan sesuap pasta, Jae Hyuk meminum air putih. Ia lalu menatap Soo Hee.
"Bagaimana dengan gaunnya? Kau sudah memutuskan?"
"Uhuk! Uhuk!" mendengar kalimat Jae Hyuk membuat Soo Hee tersedak. Jae Hyuk buru-buru memberikan gelas yang terisi air padanya. Setelah meminum beberapa teguk air, Soo Hee mengambil nafas dalam. Menenangkan diri.
Minggu lalu, Jae Hyuk sudah menunjuk beberapa desain gaun pengantin yang dibuat oleh Chaeri. Soo Hee sudah berjanji akan memilih satu di antara pilihan mereka berdua. Tapi, jangankan memilih. Untuk melihatnya saja Soo Hee enggan. Bukan karena desainnya jelek. Tentu desain Chaeri yang terbaik menurut Soo Hee. Tapi jika mengingat ia akan menikah dengan Jae Hyuk, membuat Soo Hee ingin menghilang saja.
"A-aku masih memilih bahan yang tepat," kata Soo Hee mencari alasan. Jae Hyuk hanya menganggukkan kepalanya. Mencoba mengerti.
~~***~~
Kris melangkahkan kakinya santai menuju sebuah halte tempat ia menunggu bus menuju kampus. Hari ini ia ternyata berangkat terlalu cepat dari biasanya. Kris berdiri di pinggir terotoar menunggu lampu hijau bagi pejalan kaki menyala. Tiba-tiba dari samping ia merasakan ada seseorang yang hendak menyebrang melewatinya begitu saja. Instingnya bekerja. Di kejauhan ia merasakan akan ada truk pengangkut galon-galon air lewat di hadapan mereka. Refleks, Kris menarik lengan orang itu agar ikut menunggu dengannya. Ketika truk itu lewat di hadapan mereka, Kris bisa merasakan detak jantung yang bertalu-talu dan deru nafas dari pemilik lengan itu. Mereka menoleh dan saling bertatapan.
"Xiumin?" kata Kris terkejut.
"Oh? Kris-ah, kau mau ke kampus?"
"Ne, aku memang merasa kalau tadi itu kau. Tapi kau terlihat lebih kurus dan rambutmu juga berbeda. Ganti suasana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Home - EXO Fanfiction
FanfictionSelamat membaca dan semoga terhibur ^_^ . . #8 dalam fanfictionline pada 16 Juli 2018, 16:14 WIB #4 dalam indonesian pada 25 September 2018, 20:48 WIB # 12 dalam lay pada 9 Juli 2018, 19:12 WIB