"Jadi kau harus membagikan yang didalam kurung terlebih dahulu baru kau bisa menyelesaikan yang lain"
Gadis kecil yang berusia 10 tahun sedang menopangkan kepalanya diatas meja.
"HaNi. Apa kau mengerti?"
Hani. Gadis kecil itu tersadar dari lamunannya , ia mengangkat kepalanya dari meja dan kembali menatap buku buku yang penuh dengan angka angka laknat.
"Aku tidak mengerti appa...
Hani menjawab lemah sambil menadahkan wajahnya ke arah pria yang ia sebut appa, dia Sehun.Sehun membanting pensil yang ia pegang sedari tadi.
"Bagaimana kau bisa mengerti ? Kau tidak memperhatikan appa dari tadi ! Kau ini mau apa Hani? Apa kau ingin bodoh ?!"
Sehun mengatur nafasnya , ia benar benar lelah mengajari anak perempuannya ini, sudah 2 jam Sehun menerangkan kepada Hani namun 1 soalpun tak ia pahami.Hani berdiri dari posisi sebelumnya. Menatap Sehun dengan tatapan yang tak dimengerti Sehun sama sekali.
"Apa selama hari ini appa tidak sadar ?! Appa mengajariku dengan penjelasan yang susah kumengerti ! Aku tak paham dengan kata kata yang setiap appa ucapkan ! Appa tak pandai bermain kata kata ! Teman temanku, teman temanku semua bercerita kalau mereka diajari Eomma mereka dengan kata kata yang mudah dimengerti. Tapi aku ?! Andai eomma disini aku takkan bodoh seperti ini ! Andai appa ! Andai !!"
Hani mengatur nafasnya tak beraturan, matanya merah. Ia benar benar marah kali ini.
Sehun hanya menatap putri sematang wayangnya, gadis kecilnya itu sedang marah sekarang.
"Eomma.eomma.eomma. !! Stop mengatakan eomma Hani ! Apa kau fikir eomma mu menyayangimu? Apa kau mengira begitu? Tidak Hani tidak ! Ia bahkan memilih meninggalkan kita dan memilih hidup dan menghabiskan waktunya dengan pria yang lebih kaya dari pada dengan kita ! Kau harus tau itu !!'
Hani terdiam. Bola matanya yang berwarna cokelat caramel itu mulai berkaca kaca dan tanpa permisi air mata itu jatuh ke pipinya. Menelusuri setiap inci pada permukaan pipinya.
"Eommaku.. Hkss. Eommaku tidak hkss.. Eommaku tidak meninggalkanku hkssss.. Appa.. Appa lah hksss apalah yang telah hkss yang telah mengusirnya."
Sehun tertegu. Ia merasa tak tega melihat gadis kecilnya itu menangis. Ia ingin memeluk harta nya yang paling berharga itu namun Hani menolak.
"Apa dengan memelukku hkss eomma ku hskkk akan kembali?"
Tangan Hani sedang tidak diam. Dari tadi tangan mungil itu me-lap cairan yang keluar dari hidungnya karna menangis.
"HANI ! dengarkan appa ! Eomma mu takan kemabali. TIDAK AKAN KEMABALI !!'
Sehun menekan setiap suku kata yang ia ucapkan. Emosinya sudah berada dipuncak. Ia tau, tak seharusnya ia berlaku seperti itu dengan Hani tapi ia tak bisa menahannya lagi.
Hani menatap Sehun dalam dalam. Menarik nafasnya dan..
"Karna aku mencintai eommaku ! Sampai kapanpun ia adalah eommaku dan aku akan terus mencintainya !"
Hani pergi. Berlari keluar rumah.
Sehun bahkan masih mendengarkan isakan dari gadis kecilnya itu.
Sehun mengacak rambutnya frustasi. Menenggelamkan wajahnya pada kedua telapak tangannya."Lihat Heerin. Lihat apa yang terjadi denganku dan anakku sekarang. Heerinn.. Aku mencintaimu"
Sehun berkata lirik. Tak lama ia meninggalkan ruang belajar Hani dan masuk kekamarnya. Berusaha menenangkan diri dari emosinya.
Biarlah Hani pergi. Sehun tau dimana Hani saat ini. Ia tak perlu khawatir, Hani akan pulang dengan sendirinya jika ia sudah tenang nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Thankyou
Fanfiction'Beberapa tahun yang lalu,aku kehilangan selera untuk mengenal apa itu cinta, tepat 6 tahun yang lalu seorang wanita yang begitu kucintai telah berhasil meruntuhkan hatiku, bagaikan puzzle yang sudah tersusun rapi namun hancur begitu saja dan aku ta...