'Jangan paksa. Jika ia tak bisa mencintaimu jangan kau paksa. Cinta tak sekejam itu'
.
.
.
.
.
.
.
.
."Kak,aku lapar"
Yoona menoleh kesumber suara,Hani. Gadis kecil itu menemui Yoona sambil mengelus elus perutnya.
Yoona yang sedang duduk direrumputan sambil melamun sedikit terkejut. Ia melirik arloji yang melingkar ditangan kirinya,disana menunjukan jam 3 sore, Astaga. Sudah berapa lama mereka ditaman hingga melupakan jam makan siang.Yoona mengangguk,ia berdiri dan menggenggam tangan Hani,berjalan menemui Jongin.
***
"Jadi kita akan makan kemana?" mereka sudah berada didalam mobil, tapi tak tau kemana tujuan mereka akan pergi.Yoona berfikir sebentar,ia menoleh kebelakang untuk melihat Hani yang sedang menahan laparnya. Wajahnya menunjukan bahwa dia sedang lelah.
Yoon kembali menatap Jongin."Kerumahku" jawabnya mantap.
***
"Ayo masuk Hani" pinta Yoona begitu Hani keluar dari mobil. Hani menganngukan kepalanya,Yoona tersenyum,ia menuntun Hani untuk masuk kerumahnya.
"Yoona..."
Yoona menoleh kebelakang, Jongin memanggilnya, ada apa?
"Nee ?"
"Tanganku tak kau genggam juga?"
Yoona melihat Jongin dengan wajah 1001 misteri. Jongin yang sepertinya hafal dengan air wajah itu langsung melenggang ,mendahuli Hani dan Yoona.
"Jangan pernah mengganggu kecoa atau diakan terbang kearahmu. Uuu"
Yoona kesal dengan ucapan Jongin tapi entah kenapa bibirnya jadi sedikit terangkat.
•••••••••
"Ibuuuuuu"
"Ibuuuuuuu"
Yoona terus memanggil wanitanya itu, ia tak kunjung menemukannya.
"Asataga Yoona jangan berteriak! Ibu disini" suara nyonya Park adalah angin surga bagi Yoona. Dia segera menghampiri sang ibu didapur yang sepertinya baru saja selesai memasak.
"Ibu masakan apa yang kau buat hari ini?" tanya Yoona dan mendapat wajah bingung dari ibunya.
Yoona tidak pernah bertanya masakan apa yang dibuat oleh ibunya jika ia pulang dari kampusnya,biasanya ia akan segera ke dapur dan duduk dengan manis dimejamakan."Ibuuuuuu, aku bertanya,kenapa tidak ibu jawab" Yoona merengek. Melihat ibunya yang tak segera menjawab pertanyaannya.
"Ibu memasak tteokbokki,kenapa?"
Jawab Nyonya Park."Ahh itu bagus. Sebentar"
Yoona berlari meninggalkan ibunya yang masih tak mengerti dengan tingkah putrinya itu.
Nyonya Park kembali melanjutkan acara membersihkan area dapurnya,tapi baru beberapa menit ia mengerjakan aktivitasnya,ia mendengar derupan langkah yang menuju kearahnya. Nyonya Park membalikan tubuhnya kebelakang."Bibi.." seru Jongin sambil memeluk tubuh Nyonya Park yang masih kokoh walau umurnya sudah tak lagi muda.
"Sudah lama kau tak kemari" ucap Nyonya Park sambil melepas pelukan Jongin.
Jongin tersenyum.
"Bibi merindukanku?" Jongin menggoda.Nyonya Park tertawa,ia mencubit perut Jongin yang sudah dianggapnya sebagai putranya sendiri.
Jongin ikut tertawa. Nyonya Park tidak sengaja menjatuhkan pandangannya ke arah Hani yang berada di samping Yoona."Siapa namamu" sapa Nyonya Park lembut sambil melambaikan tangannya ke Hani. Hani yang mengerti kode dari ibu Yoona langsung menghampiri Nyonya Park sambil tersenyum. "Namaku Hani"
Nyonya Park mengacak rambut Hani gemas, "Namamu bagus""Dia anak dari dosenku bu" ucap Yoona memberi keterangan kepada ibunya siapa Hani,sebelum ibunya bertanya.
Nyonya Park menatap Yoona kemudian mengagguk dan tersenyum.
"Lalu panggilan apa yang cocok untuk memanggilmu?" tanya Hani kepada Nyonya Park. Nyonya Park sedikit kaget tapi dengan segera ia menjawab "Nenek. Panggil aku nenek. Umurku yang seperti ini memang sudah pantas untuk menerima cucu" jawab Nyonya Park sambil melirik ke Yoona. Yoona yang mengetahui tatapan ibunya langsung mengalihkan pandangannya.
"Bibi ingin cucu? Tenang aku dan Yoona akan memberimu cucu yang menggemaskan. Tampan sepertiku dan cantik seperti Yoona" seka Jongin tanpa melihat wajah Yoona yanh sudah merah ingin menjambak rambutnya.
"Berbicara yang tidak tidak lagi. Ku tusuk matamu" balas Yoona sambil menodongkan kedua sumpit tepan didepan wajah Jongin.
Jongin,NyonyaPark bahkan Hani tertawa.
Nyonya Park sudah memaklumi sifat Jongin yang sepertinya terobsesi dengan Yoona,putrinya itu,tapi dibalik itu semua Nyonya Park yakin,itu hanya hal konyol yang biasa dilakukan anak muda jaman sekarang. Tidak ada keseriusan."Sudah. Ayo makan" putus Nyonya Park. Ia tak ingin terjadi perdebatan dikedua anaknya ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Thankyou
Fanfic'Beberapa tahun yang lalu,aku kehilangan selera untuk mengenal apa itu cinta, tepat 6 tahun yang lalu seorang wanita yang begitu kucintai telah berhasil meruntuhkan hatiku, bagaikan puzzle yang sudah tersusun rapi namun hancur begitu saja dan aku ta...