"Kenapa ibu tak membangunkan ku. Huh"
Yoona terus berlari kesana kemari, ia menyisir rambutnya namun tak lama ia berlari kemeja rias untuk mengambil pelembap rambut lalu mengoles ke rambutnya.
Yoona memasang sepatu,menyambar tas dan menuruni tangga dengan tergesa gesa,melangkahkan kakinya ke arah dapur,mencari ibunya.
"Ibuu....umhhhhhh .. Ahh." Yoona telah menghabiskan satu gelas susu tapi ia belum juga menemukan keberadaannya ibunya, matanya mencari sosok wanita hebat itu. Pandangannya mengarah pada kertas yang menempel di pintu kulkas,dengan cepat ia mengambil nya.
'Ibu sudah membangunkanmu dari tadi. Tapi kau tak juga bangun, ada roti dan susu diatas meja,sarapan lah. Ibu sedang kepasar untuk berbelanja. Sepertinya Chanyeol tak akan menjemputmu,ibu tak menemukan dia di halaman rumah'
Yoona melongos,terlebih membaca kalimat terakhir yang ditulis ibunya.
"Kenapa Chanyeol tak menjemput?" Yoona mengecek ponselnya,berharap ada nama Chanyeol dinotificasinya.
"Kau kemana Chanyeol ? Bahkan kau belum mengabariku dari semalam" Yoona pasrah, dengan malas ia berjalan ke luar rumah. Ia memandangi jalanan yang ramai dilalui kendaraaan.
"Apa aku harus naik kendaraan umum? Tapi aku takut" ucap Yoona kepada dirinya sendiri. Yoona berpikir sejenak.
Entah mimpi apa dia semalam sehingga mendapatkan sebuah ide yang menurutnya sangat bagus. Yoona membawa kakinya menuju rumah tetangga kesayangannya itu. Baekhyun.
-------
Baekhyun sedang menyalakan mesin motornya, tangannya yang memegang kain lap sesekali membersihkan debu yang menempel ditubuh motor kesayangannya.
"Selamat pagi Baekhyun tampaaannnnnnn"
Yoona datang. Ia menemui Baekhyun yang sedang sibuk,pria itu tau kalau Yoona ada disampingya,tapi ia tak akan peduli. Apa dia bilang tadi? Tampan?
'Paling ada maunya' batin Baekhyun
"Baekhyun... Begini.. Chanyeol tak menjemputku.. Hehehehe. Jadi aku menumpang denganmu ya?" Yoona to the point, karna percuma saja ia berbasa basi ,itu hanya membuang waktu saja. Baekhyun menghentikan aktivitasnya, melirik tajam Yoona.
"Tidak!!" jawab Baekhyun kemudian melanjutkan pekerjaannya yang tertunda.
Yoona melototkan matanya ke arah Baekhyun. Ia tidak akan menerima penolakan dari pria itu.
"Kau pelit sekali !! "
"Apa peduliku"
"Baekhyun...!!!"
"Lalalalalalalalala
Yoona ingin sekali menjambak Baekhyun sekarang juga, tapi ia harus menahannya, ia harus bisa membujuk Baekhyun. Harus !
"Eh eh eh.. Ada apa ini.."
Seorang wanita yang mirip dengan Baekhyun keluar dari rumah, mungkin ia mendengar keributan di halaman rumahnya. Dia adalah Nyonya Byun. Ibu dari Baekhyun. Wanita itu cantik, sama seperti Baekhyun. Baekhyun yang cantik.
"Ibuuuuuuuuuuu"
Yoona berlari mengarah Nyonya Byun dan memeluk wanita yang sudah mengaggapnya sebagai anak. Nyonya Byun begitu menyayanginya, dulu ia menginginkan seorang anak perempuan, tapi apa boleh buat, Tuhan menakdirkan dirinya untuk memiliki putra. Baekhyun adalah anak kedua dan terakhir, ia mempunyai kakak lelaki yang sekarang sudah berkeluarga dan tinggal dikota lain dengan kehidupan barunya.
"Aku tak diizinkan Baekhyun untuk menumpang, padahal kampusku dan tempat kerjanya itu satu arah"
adu Yoona kepada Nyonya Byun,"Baekhyunnnn...
Ucap Nyonya Byun dengan nada yang dimengerti oleh Baekhyun.
"Baiklah baiklah ! Dasar pengadu" lotot Baekhyun kearah Yoona yang masih memeluk ibunya, dia menjulurkan lidahnya dibalik dekapan Nyonya Byun.
"Ayo cepat ! Aku tak mau terlambat"
Baekhyun sekarang sudah menunggangi motornya bersiap untuk pergi.
Sementara Nyonya Byun melepaskan pelukan Yoona,merapikan rambut Yoona yang sedikit berantakan."Sekarang pergilah ,dan hati hati" nasehat Nyonya Byun dan mendapat anggukan dari Yoona.
"Aku pergi dulu bu, dah" Yoona ikut naik kemotor Baekhyun setelah tadi mencium pipi ibu keduanya itu.
"Baekhyun, hati hati.."pesan Nyonya Byun dan Baekhun tersenyum kearah ibunya.
Motor Baekhyun melaju dengan kecepatan normal, Nyonya Byun terus memperhatikannya hingga motor itu menghilang ditelan tikungan jalan.
------------------------Thankyou----------------------
"Kau tidak sekolah hari ini?"
"Tidak appa ,ada acara disekolah"
"Lalu kau meliburkan diri?"
"Tenang appa, itu tidak akan diabsen, hari ini dihitung sebagai hari libur"
"Jangan malas untuk sekolah Hani"
Hani hanya menganguk lemah ketika appanya mensahetinya.
"Appa pergi dulu, kau diam lah dirumah" Hani kembali mengaguk setelah Sehun mengecup keningnya dan pergi untuk mengajar dikampus.
-------------------ThankYou-----------------
"Motorku seperti tak enak dijalankan. Sangat berat"
'Plak'
Yoona memukul helm Baekhyun dari belakang.
"Kau ingin bilang aku gendut?"
"Kau ini bodoh sekali ! Dengan kau memukulku seperti tadi aku bisa hilang keseimbangan dan kita berdua akan jatuh. Pabo !" ucap Baekhyun sambil melirik kaca spionnya untuk melihat Yoona yang baru saja melakukan hal bodoh.
"Yoona turunlah"
Baekhyun menghentikan motornya dan menyuruh Yoona turun. Tapi Yoona berserikeras tidak akan turun.
"Kau ingin menipuku? Kau menyuruhku turun berpura pura mengecek motormu lalu kau meninggalkan ku? aku tak sebodoh itu Baekhyun"
Baekhyun menaikan matanya keatas. Percuma berdebat dengan Yoona.
Baekhyun turun dari motor,membiarkan Yoona tetap bertengger di motornya."Nah kan benar ! Ban nya bocor" kesal Baekhyun ketika mengecek keadaan motornya,ia dari tadi sudah curiga,ada yang tak beres dengan motornya dan kecurigaannya terbukti.
Yoona yang mendengar omongon Baekhyun langsung turun dari motor Baekhyun."Lalu bagaimana?" tanya Yoona polos
"Aku akan pergi kebengkel" jawab Baekhyun sambil mendorong motornya yang tak bisa digunakan saat ini.
"Aku bagaimana ? Bagaimana denganku" Yoona mengikuti langkah Baekhyun yang sesekali berhenti menurunkan standar motornya karna pegal.
"Naik angkutan umum" jawab Baekhyun singkat.
Yoona menggeleng
"Lalu?"
"Aku akan menunggu sampai motormu selesai"
"Tapi lama"
"Tidak masalah"
"Terserah kau"
![](https://img.wattpad.com/cover/63545621-288-k469385.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Thankyou
Фанфик'Beberapa tahun yang lalu,aku kehilangan selera untuk mengenal apa itu cinta, tepat 6 tahun yang lalu seorang wanita yang begitu kucintai telah berhasil meruntuhkan hatiku, bagaikan puzzle yang sudah tersusun rapi namun hancur begitu saja dan aku ta...