Dengan gerakan cepat Yoona membawa Hani keluar dari ruangan Sehun. Ia ingin sekali memaki Sehun. Ingin sekali. Tapi disebelahnya ada Hani. Ia mengajarkan kepada Hani sikap sopan, etika dan moral yang baik, lalu apa gunanya semua itu? Jika ia sendiri tidak bisa melaksanakannya. Ibaratnya,'guru kencing berdiri murid kencing berlari'
Yoona menggelengkan cepat kepalanya, ia bukan guru seperti itu. Bukan.Yoona melihat Jongin yang memunggunginya,sepertinya pria itu tak menyadari kehadiran Yoona dan Hani. Jongin sibuk menyiul nyiulkan bibirnya kepada setiap gadis yang lewat. Terkadang ia mengedipkan matanya kearah gadis yang menoleh ketika Jongin menyiulkan bibirnya.Dan hasilnya? Para gadis gadis itu akan tersipu malu. Wtf ! Apa sebenarnya yang dilihat para gadis itu dari Jongin? Itu masih sebuah misteri yang belum terpecahkan.
"Jongin" panggil Yoona. Ia sudah terlalu lama menunggu Jongin yang tak segera usai dengan rutinitasnya tersebut.
Orang yang nama terucap merasa terpanggil,ia menoleh.
Jongin tersenyum sambil mendekati Yoona. Tapi tak lama padangannya jatuh ke Hani lalu memandang kembali Yoona. Yoona yang mengerti tatapan Jongin mengangguk,
"Kita akan main main sebentar" jawab Yoona memberi penjelasan."Kita berdua?"
"BERTIGA !" jawab Yoona dengan menekan setiap suku kata yang terucap.
Jongih hanya tersenyum lebar. Memamerkan jajaran gigi putihnya.
"Tapi kita kemana?" tanya Hani yang sedari tadi diam.
Jongin dan Yoona tampak memutar kedua bola mata mereka. Memikirkan tempat yang akan mereka kunjungi.
"Bagaimana Taman yang ada dipusat kota? Kulihat sering anak anak seusia Hani bermain disana" Jongin memberi pendapat. Yoona kembali berfikir sebelum akhirnya ia mengangguk.
***
Jongin,Yoona,dan Hani berada di parkiran sekarang, Yoona memberhentikan langkah Jongin dengan mengait lengannya dan membuat Jongin sontak berhenti.
"Kenapa?" tanya Jongin yang sedikit kaget.
"Kau bawa mobil atau motor?" bukan menjawab pertanyaan Jongin,Yoona malah balik bertanya.
"Motor" jawab Jongin
Yoona menepuk keningnya sendiri
"Kita bertiga Jongin. Hani pasti tak nyaman. Bukan Hani saja,aku juga pasti tak nyaman. Aku tau rasanya naik motor dengan bobot 3 orang dan kau harus percaya itu sungguh hal yang buruk" jelas Yoona yang membuat Jongin harus memaksa otaknya untuk berfikir bagaimana caranya agar Yoona dan Hani merasa nyaman.
"Aku tau, tunggu lah disini" putus Jongin dengan berlari meninggalkan Yoona dan Hani yang diam tak bergeming.
**
"Besok datanglah kemari lagi ya Hani aku akan bawa mobil dan kita akan jalan jalan seperti ini" Jongin melihat Hani dari kaca kecil yang menggantung diatas kepalanya. Mereka sekarang berada didalam mobil,mobil JongDae. Salah satu teman Jongin. Yoona duduk disebelahnya sedangkan Hani duduk dengan santai dikursi penumpang belakang.
"Berbicara saja terus. Terus hingga kau tak sadar kalau kita sudah melewati taman" lotot Yoona kearah Jongin. Jongin terhenyak,matanya segera melihat spion. Benar. Dia sudah melewati taman sejauh 35 meter,Jongin kembali menatap Yoona dengan tampang tak berdosa. Jongin tau Yoona akan meledak sekarang,tapi sebelum semua itu terjadi Jongin dengan cepat memutar arah mobil.
"Maaf"
***
"Shhhhhh" Yoona mendesah pelan, ia menimbang nimang ponselnya. Ia berharap ada nama Chanyeol dinotificasinya, tapi nyatanya? Tidak ada sama sekali. Ponselnya kosong. Benar benar kosong. Biasanya jika tak ada pesan dari Chanyeol,akan masuk pesan dari operator yang sering membuat Yoona terbahak bahak. Karna dia akan membalas pesan pesan tersebut dengan racauan yang tidak jelas dan sudah pastu tak penting,tapi itu sebuah hiburan baginya.
"Chanyeol belum memberi kabar juga?"
Jongin datang dengan tiba tiba, ia langsung menjatuhkan bokongnya ke bangku taman,bersebelahan dengan Yoona.Yoona mengangguk lemah.
"Mana Hani?" tanyanya ketika melihat Jongin hanya datang sendiri."Itu disana" Yoona mengikuti arah tunjukan Jongin, tunjukan itu mengarah kepada dua gadis kecil yang sedang duduk diayunan dengan tangan yang menggenggam mangkuk es.
"Siapa yang disebelahnya itu?" Yoona menatap Jongin, meminta jawaban. Ia tak ingin membiarkan Hani bergabung dengan orang yang baru dikenalnya tanpa ada dirinya disana. Takut? Mungkin. Padahal saat awal mereka bertemu Hani sama sekali tak mengenal Yoona. Tapi Yoona tetap tak ingin Hani dekat dengan orang asing.
"Huft" Jongin membuang nafasnya asal.
"Kau berlebihan. Itu adalah teman sekolahnya" jelas Jongin sambil memejamkan matanya,merasakan udara sejuk yang tersaring dari pepohonan.Yoona bernafas lega. Ia terus memperhatikan Hani dari kejauhan. Ia tetap menjaga gadis kecil itu.
Yoona dan Jongin sama sama diam. Tak ada yang berniat untuk memecah keheningan dianatara mereka.
Jongin masih memejamkan matanya, sementara Yoona masih sibuk memperluas pandangannya untuk mengikuti setiap langkah Hani."Yoona" ucap Jongin akhirnya, suaranya terdengar pelan dan berat. Apakah tadi Jongin benar benar tertidur? tanya Yoona dalam hati. Karna suara yang dikeluarkan Jongin saat ini seperti orang yang baru saja bangun dari mimpinya. Suaranya terdengar sangat..seksi dan menggoda.
Yoona menggelengkan cepat kepalanya. Berusaha menyadarkan dirinya secara utuh. 'Apa yang kau fikirkan Yoona?' batinnya. Mungkin Yoona sudah terkontaminasi oleh virus yadong yang selama ini dirawat dengan baik oleh Jongin.
"Yoona" sekali lagi Jongin menyebut namanya dengan mata terpejam. Yoona menoleh kearah Jongin.
"Hem" jawabnya malas.
"Kau tau hal yang paling malas didunia ini?" Jongin bertanya dengan mata terpejam.
Yoona memutar bola matanya. Pertanyaan macam apa ini."Tidak" jawabnya Yoona singkat ,tanpa memberi kesempatan kepada otaknya untuk mencari jawaban atas pertanyaan yang baru saja di ajukan oleh Jongin.
"Kau ingin tau"
"Iya"
"Hal yang paling malas dan membosankan didunia ini adalah,ketika menunggu orang yang kita cintai untuk balik mencintai kita" Jongin menjawab masih dengan posisi sebelumnya. Matanya terpejam.
Yoona mengerutkan dahinya. Tidak mengerti kalimat yang baru saja diucapkan Jongin.
"Dan kau tau? Aku sedang melakukan hal yang paling malas itu"
Yoona masih belum bisa mencerna kalimat sebelumnya dan sekarang Jongin sudah memberinya tugas lagi.
"Pabo ! Kau bodoh jika mau melakukan hal paling malas itu" Yoona tidak bisa menjamin apakah jawabannya benar atau salah.
Dan sepertinya jawaban itu benar,karna ia melihat jelas bagaimana Jongin membuka kedua matanya dan mengangkat kepalanya yang sedari tadi dibebankannya kepada kepala bangku taman itu sendiri."Kau benar. Aku memang bodoh jika mau melakukan hal paling malas itu,tapi kau harus tau. Aku senang melakukannya, aku mau menunggunya ,hingga dia sadar kalau aku mencintainya" Jongin menatap Yoona sendu.
"Bagaimana jika dia tidak juga sadar? Bagaimana jika dia tak pernah memperdulikanmu? Jangan kau sia siakan waktumu hanya untuk hal itu"
Jongin tersenyum mendengar pertanyaan Yoona. Ia membuang pandangannya, menatap anak anak lain yang sedang tertawa sambil bermain didepan sana.
"Kalau sudah sampai batasnya nanti. Kalau sudah mencapai puncaknya nanti.disitulah pertanda,pertanda akulah yang harus mengalah. Akulah yang harus mundur. Akulah yang harus pergi. Dia bahagia aku juga. Tidak ada gunanyakan mencintai tanpa dicintai? Benarkan? Hahhahah" ucap Jongin.
"Entahlah Jongin,aku tidak mengerti" cetus Yoona dan pergi meninggalkan Jongin yang masih diam diposisinya.
Jongin menoleh kearah Yoona. Menatap punggung gadis itu yang semakin menjauh.
"Kau memang tidak mengerti Yoona. Tidak akan pernah" lirihnya pelan. Sangat pelan. Ia yakin hanya angin dan tuhan yang mendengar ucapannya yang terakhir.
![](https://img.wattpad.com/cover/63545621-288-k469385.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Thankyou
Fanfic'Beberapa tahun yang lalu,aku kehilangan selera untuk mengenal apa itu cinta, tepat 6 tahun yang lalu seorang wanita yang begitu kucintai telah berhasil meruntuhkan hatiku, bagaikan puzzle yang sudah tersusun rapi namun hancur begitu saja dan aku ta...