Awal sebuah bencana

355 46 1
                                        

"Aku ingin ke kamar kecil" ucap Yoona sambil bergegas meninggalkan Jongin.

Pria itu tidak merespon ucapan Yoona. Ia masih asyik dengan acara yang ada ditelevisi. Sesekali ia tertawa melihat tingkah lucu yang dibawakan para pemaian diacara itu.

Drt...drt...drt...

Jongin menghentikan tawanya, mengedarkan pandangannya,mencari sumber suara yang sedari tadi sedikit mengusiknya.

'Chanyeol chagi calling's'

Jongin menimang nimbang ponsel Yoona. Ada rasa tidak suka ketika membaca nama yang tertera disana.

"Halo"

Tanpa bertanya kepada Yoona. Tanpa menunggu persetujuan gadis itu,Jongin mengangkat panggilan telpon dari Chanyeol,kekasih Yoona.

'Siapa ? Kau siapa ? Kemana Yoona?'

Jongin sedikit menjauhkan ponsel itu dari telinganya.

"Hei tenanglah kawan"'ucapnya, namun tampaknya Chanyeol tidak menghiraukan gumaman Jongin.

'Aku seperti mengenal suaramu. Siapa kau?'

Lagi lagi Jongin harus menjauhkan ponsel Yoona dari telinganya, takut jika suara Chanyeol disebrang sana dapat merusak gendang telinganya.

"Ya. Kau mengenalku. Aku Jongin" jawab Jongin mantap.

Entah apa yang terjadi dalam diri Jongin. Tapi dia hanya ingin Chanyeol tau, siapa dia sebenarnya. Siapa sosok Jongin sebenarnya.

Tanpa aba aba. Tanpa ada kesepakatan bersama,Chanyeol memutuskan panggilan, memutuskan sebelah pihak.

"We ? Dasar tidak tau diri!" umpat Jongin untuk Chanyeol,ia mencampakan begitu saja ponsel yang sudah berbunyi agar pemiliknya segera memberi asupan isi ulang batrai.

"Heh Jongin! Sabun cuci tanganmu habis! Apa kau tak pernah menceknya? Dasar pemalas"

Jongin terkejut mendengar Yoona yang tiba tiba datang dan memarahinya.

" uh! Aku sibuk. Lebih baik kau saja yang selalu menceknya. Dengan tinggal disini" Jongin menaiknaikan alisnya, menggoda Yoona.

"Tak tau diri! aku tusuk matamu!!" sergah Yoona membesarkan pandangannya kearah Jongin.

'Blup blup blup'

"Andeeeeeee!! Astaga! Ponselku!!"

Yoona berlari untuk mengambil ponselnya yang sudah menangis itu.

"Ponselku kelaparan! Kenapa kau tidak mengisi dayanya? Dasar bodoh!"

Jongin menatap Yoona. Gadis itu marah kepada dirinya sendiri? Atau kepada Jongin?

"Heh! Untuk siapa amarahmu itu?"

"Kau bertanya? Sudah pasti untukmu!" bentak Yoona yang sudah berlalu meninggalkan Jongin. Ia harus menyelamatkan ponselnya.

"Heh! Enak sekali kau marah denganku! Kembali lah! Dan kau akan ku peluk erat hingga tak bernafas!" jerit Jongin , sungguh jeritannya sama sekali tak berguna, gadis itu sudah jauh melenggang keluar.

----------------------

"Apppa?????!"

"Apppaaaa?????!"

"Appaaaaaaaaaa????!"

"Ah appa kau dimana?!"

"Hani jangan berteriak. Appa mu yang tampan ada disini"

Bagaikan angin surga. Hani langsung berlari kearah sumber suara ayahnya.

"Apa kau lakukan appa? Memasak? Apakah ahjuma disini tidak mengerjakan tugasnya?" Hani datang dan berdiri diambang pintu. Memperhatikan pria berprawakan tegap yang sedang mengaduk aduk masakannya. Pria itu memakai celemek untuk melindungi bajunya dari cipratan cipratakan masakan yang dibuatnya.

"Ahh tidak sayang. Appa hanya ingin makan denganmu , dengan anak appa yang cantik ini,tapi hasil appa sendiri" jawab Sehun sambil mengacak puncak rambut putrinya.

Hani hanya mengangguk anggukan kepalanya. Ia duduk dimeja makan,menunggu hasil olahan appanya itu.

"Ah appa, aku sudah dua hari tak bertemu murid appa yang cantik itu" gumam Hani.

Sehun menoleh untuk melihat Hani dengan jelas, tapi tangannya tetap sibuk dengan tugasnya.

"Kau merindukannya?" tanya Sehun dan mendapat anggukan lemah dari Hani.

"Aku ingin bertemu dengannya" ucap Hani sambil menatap manik mata Sehun.

Sehun tersenyum,ia mengangguk.

"Besok ikutlah dengan appa ke kampus"

"Benarkah?"

Sehun mengangguk.

"Berjanjilah"

Hani mengacungkan jari kelingkinya kearah Sehun dan pria itu ikut mengaitkan jarinya.

"Janji" ucap Sehun mantap.

Maapkan Thankyou yang baru bisa kembali yaaaa💕💕

ThankyouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang