now, I am know

359 38 8
                                    

Yang dilakukan Jongin sedari tadi hanyalah berjalan ke kanan dan kekiri. Hanya itu. Ia menatap benda berbentuk lingkaran yang menempel didinding kamarnya,benda itu terus berbunyi dan begerak. Ada 3 buah jarum didalam benda lingkaran itu. Satu jarum menunjuk keangka 9 ,jarum yang lebih tinggi dari jarum sebelumnya mengarah keangka 1 dan jarum yang terakhir yang mempunyai warna lain dari dua jarum lainnya itu terus bergerak. Bergerak mengikuti wadah yang ia tempati.
Jongin benar benar tidak bisa tenang sekarang. Ia mengambil ponsel Yoona yang berada dinakas, ia segera membuka SNS Yoona,mencari nama Chanyeol. Hubungannya dengan Chanyeol saat ini sedang tidak baik,tapi itu bukan masalah bagi Jongin,mengingat Yoona yang sampai sekarang entah kemana. Saat Jongin ingin mengirim pesan kepada Chanyeol, ia malah tergoda untuk membaca isi pesan Yoona dengan Chanyeol. Ia ingin tau seperti apa gaya gadis itu berpacaran, Jongin mulai membaca pesan Yoona kepada Chanyeol maupun pesan Chanyeol kepada Yoona. Jongin sedikit tersenyum saat membaca pesan dimana Chanyeol yang menggoda Yoona namun gadis itu tidak peka sama sekali. Itulah Yoona, begitu polos.
Jongin menaikan satu alisnya begitu matanya menangkap kata 'Jongin' . jelas saja,itu adalah namanya.

"Jadi mereka juga membicarakanku? Oh. Lihat saja,apakah mereka membahas hal buruk atau baik" gumam pria dengan belahan didagunya itu.

'Menjauh dari Jongin'

Jongin membelalakan matanya, ia terus membaca 3 kata tersebut. Chanyeol yang mengirimnya, air wajah pria itu sudah tak seperti sebelumnya, ekspresi wajah Jongin saat ini sarat akan makna. Dan ekspresi itu tambah tak menentu begitu membaca balasan dari Yoona.
Yoona menyetujuinya.
Jongin tidak salah baca. Gadis itu menyetujiinya.
Jongin terduduk lemas di ujung kasur, mencampakan ponsel Yoona kesembarang arah,mengacak rambutnya.

°°°°°

"Gomawo"

"Sedari tadi kau terus mengucapkan terimakasih kepadaku. Kumohon,umurku sudah memasuki 27 tahun,itu tandanya kerutan diwajahku akan bermunculan" ucap seorang pria yang tengah mengemudi disamping Yoona, dia yang telah menolong gadis itu.

Yoona tertawa kecil.

"Lalu apa hubungannya kerutan dengan ucapan terimakasih" tanyanya sambil menaiknaikan alisnya.

Pria itu membuang nafasnya asal.

"Ketika kau mengucapkan terimakasih, aku selalu membalas dengan tersenyum. Senyuman bisa membuat beberapa pembentukan kerutan diwajah." jelas pria itu dan mendapat anggukan dari Yoona.

"Pantas saja kau selalu memasang tampang dingin. Ternyata kau hanya tak ingin ada kerutan diwajahmu. Huh. Bagaimana kalau kuberi tau teman teman dikampus? Pasti ini bisa menjadi berita fenomenal?" ucap Yoona sambil menatap sinis pria itu.

"Ohhhh jadi itu pekerjaanmu? Jadi yang selama ini menyebarkan berita dikampus itu ternyata kau?"

Yoona membelalakan matanya.

"Tidak tidak. Aku bukan gadis seperti itu. Aku hanya gadis biasa yang minat belajarnya sangat tinggi" oceh Yoona dan mendapat tawa dari pria itu.

"Minat belajarmu tinggi? Benarkah?" goda pria tampan tersebut.

"Ya! Bahkan sangat tinggi! Tapi apa yang kudapatkan? Bahkan kau mengusirku dari kelas. Dosen laknat!" Yoona tak peduli jika pria yang disebelahnya ini akan tersinggung lalu menurunkannya ditengah jalan,Yoona sudah memperhatikan jalanan dari tadi,dan ia tau,ia tak jauh dari rumah.

"Hahahahahahahahahahahahahaha"

Pria itu. Yang tak lain adalah dosen Yoona. OhSeHun. Ia tertawa mendengar racauan dari muridnya.

"Heh! Kenapa tertawa?! Heh!" Yoona mengguncang lengah Sehun,mencoba menyadarkan pria itu.

"Apa yang kau lakukan? Aku bisa kehilangan keseimbangan dan kita berdua bisa tertabrak" omel Sehun , ia menatap tajam ke arah Yoona dan berhasil membuat nyali gadis itu menurun, ia menyudutkan dirinya didekat pintu mobil. Yoona memang tak bisa jika ditatap seperti itu.
Dan tanpa diketahui Yoona,Sehun tersenyum dibalik tatapan pembunuhnya.

°°°°°°

Chanyeol sedang duduk disofa empuk. Matanya sedari tadi mengarah kepintu yang terbuka,namun tak lama seseorang muncul dari balik sana.

"Ta-da"

Dia adalah seorang gadis. Seorang gadis yang baru saja muncul dari balik pintu.

"Aku membuat cokelat panas. Ini hasil untuk yang ke empat kalinya. Hahaha. Aku belum pernah membuatnya"

Chanyeol tertawa,setelah meletakan gelas yang berisi cokelat panas kemeja yang tak jauh dari mereka duduk, Chanyeol menarik pinggang gadis itu hingga tubuhnya menabrak Chanyeol.

"Kau ini!!"

Chanyeol tertawa,ia tidak melawan saat tadis yang duduk dipahanya itu menghantam tubuhnya bertubi tubi dengan pukulan pukulan kecil.

"Chanyeol" lirih gadis itu pelan.

Chanyeol menoleh

"Ya"

"Aku mencintaimu"

Chanyeol tersenyum

"Aku juga mencintaimu"

Gadis itu tertawa pelan dan langsung memeluk Chanyeol.
Chanyeol tau apa yang dilakukannya salah. Iya tau benar akan hal itu.
Ia mencintai Yoona. Namun seseorang berhasil mencari tempat dihatinya, bersembunyi ditempat yang kecil, ia berusaha tetap bertahan walau disana begitu sempit.
Chanyeol berusaha untuk mengusirnya,memberi tau bahwa disana dapat membuatnya sesak nafas, namun orang itu tidak perduli. Ia akan tetap bertahan. Chanyeol menyerah. Ia akan terus membiarkan nya berada disana,mengambil tempat tersebut, satu yang ditakuti oleh Chanyeol. Takut jika orang itu berhasil mengusir Yoona dan mengambil alih tempat Yoona dihatinya.
Lihatlah Park Chanyeol. Begitu menyedihkannya hidupmu.

°°°°°

"Terimakasih banyak. Terimakasih telah mengantarkanku." ucap Yoona setelah keluar dari mobil Sehun,gadis itu telah sampai kerumahnya dengan selamat tanpa kekurangan apapun.

"Ayo. Berkata terimakasih sekali lagi dan bisa kupastikan nilai mu turun"

Yoona tertawa terbahak bahak, ia tidak bisa menjaga imejnya sebagai perempuan saat ini. Ia begitu terpingkal pingkal dengan kata kata yang diucapkan Sehun,padahal menurut pria itu,itu hanyalah bahasa spontan saja.
'Dasar gadis aneh' batinnya.

"Apa kau mau singgah sebentar? Lalu meminum teh?"

"Kau hanya sekedar bertanya atau menawarkan?"

"Menurutmu?"

"Hei. Aku dosenmu,bersikap sopan lah, atau nilai mu benar benar turun"

Yoona kembali tertawa,hal itu membuat Sehun mengacak rambutnya.

"Diamlah Yoona! Aku tak mau ibumu mengira aku telah melakukan tindakan kriminal yang sampai membuatmu bertingkah seperti orang gila"

Yoona menghentikan tawanya,kaca mobil sehun terbuka lebar,ia menggapai sehun melalu kaca jendela,dan 'plak'
Yoona memukul tangan sehun.

"Aku tak gila!"

"Sekarang kau baru terlihat gila!"

"Sehun-ah ! Ku tusuk matamu"

"Dan kau semakin gila"

Yoona membesarkan matanya,ia diam. Menatap Sehun dalam keheningan,dan perlu kalian ketahui,didalam tatapan kepada Sehun ia menemukan sesuatu yang baru didalam ayah satu anak tersebut.

"Sudahlah,ini sudah larut,aku meninggalkan Hani dirumah sendiri. Aku pulang. Sampaikan salam kepada ibumu.ingat! Jangan tersesat lagi"
Sehun tertawa diakhir ucapannya,"besok kau harus datang" tangannya mengacak rambut gadis itu,tak lama ia menutup kaca mobilnya hingga tak memberi izin kepada Yoona untuk melihat wajahnya.

Dengan pergerakannya yang pelan,mobil itu mulai meninggalkan Yoona.

"Terimakasih" gumamnya.

Akhirnya bisa menyelesaikan part ini. Huh/lapkeringat/

Yuk di vote.
Gomawo.

ThankyouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang