"karna aku sayang padamu bodoh"

422 50 1
                                    

Matahari mulai menenggelamkan dirinya.Meredupkan cahayanya.
Dan disaat itu juga seorang gadis sedang memperhatikan pantulan dirinya dicermin,melenggak lenggokan tubuhnya. Sesekali ia menghentakan kakinya ke lantai.

"Ibuuuuuuuuuuuuuuuuuuuuu!!!!!"

Gadis itu berteriak. Keras sekali,membuat siapapun akan menyelamatkan gendang telinga mereka.

"Ada apaaaa yoona.."

Seorang wanita paruh baya tergopoh gopoh berlari begitu mendengar teriakan anak gadisnya itu, ya itu adalah Nyonya Park , ibunda Yoona.

"Buu .. Lihatlahh, perutku sekarang terlalu menonjol dan lihat pipiku, aku gemuk sekali sekarang buuuu"

Yoona terduduk dikasurnya,memegang kedua pipinya yang sekarang memang lebih padat , sangat chuby.
Nyonya Park membuang nafasnya, ia berlari dari dapur untuk melihat Yoona , khawatir dengan anak semata wayangnya ,tetapi setelah sampai, apa yang terjadi?
Nyonya park ikut duduk dikasur Yoona. Mendengarkan setiap ocehan anak gadisnya.

"Bu bagaimana ini.. Bagaimana kalau Chanyeol tak tertarik lagi denganku bu? Bagaimana buuuuu"

Yoona menarik narik tangan ibunya, Nyonya Park hanya tersenyum, membelai rambut Yoona, menyingkirkan beberapa helai rambut yang menghalangi pandangannya.

"Dengarkan ibu, Laki laki yang baik adalah laki laki yang mau menerima kekuranganmu. Dan ibu yakin,Chanyeol adalah laki laki yang baik" Yoona tersenyum mendengar nasehat ibunya. "Kau ingin menurunkan berat badanmu? Sampai tulangmu terlihat semua? Coba kau jelaskan pada ibu, kau ingin menarik perhatian Chanyeol atau anjing?"
Yoona terkekeh, ibunya sangat pandai membuat lelucon, ia memeluk ibunya dari samping, menciumi pipi wanita yang sudah tak muda lagi itu.

"Kau tidak keluar dengan Chanyeol?" tanya Nyonya Park sambil menggeser tubuhnya dari Yoona. Ia bukan tak sayang dengan Yoona, malah ia senang diperlakukan sedemikian rupa oleh putrinya, tapi ia tau, Yoona sudah tak boleh terlalu bermanja dengannya ,ia sudah dewasa.
Mendengar pertanyaan ibunya, air wajah Yoona berubah.

"Bahkan dia tak memberi kabar bu"
adu Yoona , tatapan kosongnya tertuju kepada deretan buku yang ada dimeja belajar. Nyonya Park tersenyum, menggenggam tangan Yoona.

"Dengar. Dia adalah pria hebat, dia mungkin sedang sibuk mengurus perusahaan keluarganya, jadi jangan pernah mencurigainya ya? " Yoona mengangguk.

"Sekarang, kau turun lah kebawah untuk makan, lalu kau belajar dan istirahat, mengerti?" Yoona kembali mengangguk.

"Bagus." Nyonya Park bangkit dari duduknya, mencium kening Yoona dan keluar dari kamar anak gadisnya itu.

Yoona meperhatikan wanita yang baru saja keluar dari kamarnya. Wanita yang selama ini menjaganya, merawatnya dengan penuh kasih sayang. Ia dan ibunya saat ini hanya tinggal berdua, Tuan Park sedang tak ada dirumah untuk 2 bulan ini, dia harus keluar kota untuk menyelesaikan sedikit permasalahan yang terjadi pada cabang perusahaan mereka yang ada diluar kota.
Dia juga menyayangi ayahnya, sama seperti ia menyanyangi ibunya, Baginya, ayah adalah satu satunya laki laki didunia ini yang tak akan pernah menyakitinya.
Yoona tersenyum, membayangkan ayahnya yang sekarang pasti sedang lelah disana, jika ayahnya sedang lelah,biasanya ayahnya akan memainkan alat musik,gitar. Tuan park sangat ahli dalam bermain gitar, jari jarinya begitu lihai memetik senar senar gitar. Yoona menyukai itu, ia menyukai jika ayahnya sedang bermain gitar dan dirinya akan ikut menyanyi mengikuti iringan suara yang dihasilkan petikan gitar ayahnya.
Yoona mengambil ponselnya, ia akan menghubungi ayahnya sekarang, ia tak bisa berdamai dengan jarak, itu sebabnya ia mudah merindu. Baru saja Yoona ingin menekan tombol tiba tiba sebuah video call masuk begitu saja.

"Jongin?" desisnya, Yoona mendengus kesal, dengan malas ia mengangkat panggilan dari jongin dan sedetik kemudian,wajah Jongin yang seperti habis mandi muncul dilayar ponselnya.

"Selamat malammmmmmm" sapa Jongin dengan wajah manis yang dibuat buat dan membuat Yoona ingin melemparkan ponselnya sekarang juga.

"Jangan seperti itu. Kau terlihat begitu menjijikan"

Jongin yang mendengarkan ocehan Yoona hanya tersenyum, ia malah makin mendekatkan wajahnya ke arah kamera ponsel dan membuat Yoona harus merelakan wajah Jongin memenuhi layar ponselnya.

"Jongin !! Jauhkan wajahmu atau aku akan kerasukan !"

Jongin menjauhkan wajahnya, ia memasang tampang tak suka dengan apa yang baru dikatakan Yoona.

"Jangan memandangku seperti itu, nanti aku tak sayang lagi denganmu" hibur Yoona

"Kau sayang denganku? Benarkah" tanya Jongin penasaran, berharap pendengarannya sedang dalam keadaan baik baik saja saat ini.

"Tidak ! Aku hanya becanda, aku hanya menyayangi Park Chanyeol. Hanya Chanyeol" Yoona menaik naikan alisnya, ia bangga telah berhasil mengelabuhi Jongin.

"Jika tanganku bisa menggapaimu akan ku jambak kau"

Yoona terkekeh. Ia rela dijambak Jongin, kalau itu membuat Jongin senang. Hahahaha. Becanda, ia tak mementingkan kebahagian Jongin. Tak akan pernah. Jahat bukan ?

"Matikan lah panggilanmu, aku ingin makan ,Jongin"

"Kau belum makan dari tadi?"

Yoona menggeleng.

"Dasar bodoh ! Pabo ! Makan sekarang ! Aku tak mau kau sakit"

"Kau perhatian sekaliiii.... Aku kagummmmm aahhh Jongin. Ahahahha"

"Karna aku sayang padamu, bodoh !!"

Jongin memutuskan panggilan begitu saja, tanpa persetujuan dari Yoona.
Yoona sedikit terkejut,kemudian dia tertawa,tak sedikitpun ia memikirkan omongan Jongin yang terakhir.

'Jongin kan slalu begitu' batinnya.

"Ahhhh ayah maafkan aku,aku ingin menghubungimu,tapi cacingku sudah berdemo. Nanti aku akan menelponmu" ucap Yoona sembari memegang ponselnya yang sudah tertera kontak ayahnya, tapi niat itu ia urungkan. Karna ia tak akan konsen berbicara dengan ayahnya nanti,ia lapar. Yoona berlari kedapur,menyelamatkan perutnya dari serangan serangan cacing yang mengamuk didalam sana.

ThankyouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang