Chapter 34

10.5K 479 1
                                    

▪○●○▪

Seperti biasa seusai mata kuliah, Prilly pasti menunggu kakaknya dikantin dan pastinya ditemani oleh sahabatnya, Adinda.

Tapi kemudian Adinda melihat Prilly yang bertingkah tak menentu, Prilly nampak gelisah dan langsung menundukkan kepalanya menatap serius ponsel yang berada didepannya. Kening Adinda mengkerut penasaran dengan apa yang baru saja dilihatnya sehingga membuat sahabatnya seperti ini. Kenapa sih loe Prill.

Adinda mengedarkan pandangannya ke penjuru kampus. Kenapa dia disini? Gedung fakultasnya kan bukan disini. Dia pasti merencanakan sesuatu lagi. Betapa terkejutnya dia setelah melihat sosok wanita yang sudah membuat sahabatnya seperti ini.

"You oke dear." Tanya Adinda dan menepuk pundak Prilly.

Prilly hanya mengangguk dan masih setia menatap ponselntaya. "Duh, Aron lama banget sih" suaranya begitu lirih namun terdengar oleh Adinda.

"Hai adek cantik" Suara Riian langsung membuat Prilly mendongak, Prilly sedikit lega karena sudah tidak melihat sosok wanita sialan itu lagi.

"Nyapa siapa bang, gue apa Adinda" Jawab Prilly dengan nada sebiasa mungkin.

"Eh yaa.. Loe lah dee."

"Nyapa Prilly kok natapnya ke sebelahnya" Celetuk Yudha yang membuat Adinda dan Riian salah tingkah.

"Apa sih yud. Makan dulu yuk, gue laper." Ucap Riian sedikit gugup.

"Abang ngeles mulu kaya tukang ojek. Hahaha" Jawab Prilly dan disambung tawa dari Yudha.

"Sial loe dee"

"Apaan sih Prilly sama ka Yudha ini. Katanya mau makan, udah sana pesen" Tutur Adinda berusaha mengalihkan pembicaraan.

"Idih, berdalih. Hahaahah"

Siang ini Prilly dan Yudha sukses menggoda Riian dan Adinda. Yudha dan Prilly tahu kalau mereka akhir akhir ini sedang melakukan yang namanya pendekatan. Namun mereka tak mau berterus terang. Adinda dan Riian selalu mengelak dan kesal pada kedua temannya ini sementara yang dikesalkan masih menghiasi wajah mereka dengan raut puas sampai akhirnya sebuah dering menghentikan mereka.

Prilly menggeser tombol hijau pada ponselnya. "Udah sampe pakk. Yauda tunggu gue, bye" Prilly menekan tombol merah dan membuang ponselnya di dalam tas merahnya.

"Gue cabut dulu ya. Bang gue dijemput Aron." Jelas Prilly sebelum kakaknya bertanya kemana ia akan pergi.

Saat Prilly berdiri. Tiba tiba saja wajah murung yang tadi sempat pergi kini hadir kembali. Entahlah ada apa semua ini, Prilly melihat kekasihnya dipeluk oleh wanita lain namun kekasihnya sama sekali tidak membalasnya namun kelihatannya dia juga tidak memberontak. "Ali"

Ketiga temannya langsung menoleh pada arah yang ditatap Prilly. Riian dan Yudha berdecak kesal, wanita sialan itu, lagi lagi menggoda Ali. "Ngapain sih dia kesini" Umpat Riian.

"Prill, loe tenang ya. Gue tau itu bukan Ali yang mau" Yudha berusaha membujuk Prilly agar tak merasa di khianati oleh Ali.

Tapi perkiraan Yudha tentang kemarahan Prilly salah. Prilly malah tersenyum "Apaan sih kak. Prilly strong kok, udah ah bodoh amat. Pergi dulu, kasian selingkuhan gue nunggunya lama. Byeee..!" Prilly berjalan pergi tak menghiraukan tingkah wanita yang dengan sengaja menggoda Ali. Gue tahu kok Li, kalau wanita itu sengaja mau menghancurkan kita. Dont worry baby, gue gak cemburu kok. Cuma sedikit kesel aja karena loe sama sekali gak berontak pas dia meluk loe.

"Yakin tuh si Prilly gak marah" tanya Yudha penasaran.

"Adee gue mah cemburu enggak, kesel iya. Dasar Prilly.!" Jawab Riian.

Love is never wrong!! (AliPrilly)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang