Aku ingin menyerah tapi hati ingin tetap bertahan, aku bertahan tapi aku terluka.
⊙●⊙●⊙
▪ PRILLY ▪
Sial, kenapa silau banget sih. Mataku mengintip cahaya yang berusaha masuk dari celah gordenku. Aku menarik kembali selimutku agar terhindar dari silaunya matahari yang mulai terasa panas. Kupeluk lagi gulingku. Tapi tanpa membuka mataku, keningku mengerut seketika saat merasakan sebuah tangan lain berada diatas perutku. Tangan siapa. Riian? Gak mungkin, dia pergi sejak subuh tadi dan kemungkinan nanti malam baru kembali. Lalu? Apa tanganku bertambah.
"Aaaaggkkkkk" Teriakku saat aku membuka selimut dan mataku. Seorang lelaki dengan tenangnya tidur memelukku. Astaga, apa abang tidak tahu jika lelaki ini kesini.
"Hai, sudah bangun" Suaranya kenapa terdengar begitu seksi. Ya tuhan, aku merindukan suara itu.
Aku melepaskan tangannya dan langsung berdiri, berkacak pinggang dan menatapnya tajam "Sejak kapan loe disini? dan ngapain. Pergi loe sekarang" Teriakku menunjuk arah pintu kamar. Bukannya keluar, dia malah langsung memelukku. Membuat tubuhku menegang dan mataku terbelalak. Rasanya masih sama, masih senyaman dulu. Ingin sekali aku membalas pelukannya, tapi egoku menghentikan gerakan tanganku. Duh mata, please jangan sedih deh. Tuhan tolong, jangan kau patahkan pertahananku.
Lelaki ini semakin erat memeluk tubuhku saat aku tak membalasnya "Aku minta maaf, please kali ini dengerin dulu penjelasanku" Aku berusaha mendorong tubuhnya, tapi sayangnya kekuatannya lebih besar dibanding aku "Jangan" Lirihnya "Biarkan seperti ini, aku sangat merindukanmu."
Aku juga Li, aku juga. Aku rindu pelukan ini. Ingin sekali aku mengatakannya. Tapi lidahku terasa sulit mengungkapkannya. Aku menyerah berusaha melepasnya dariku, mataku mulai berkaca kaca dan meloloskan butiran mutiaranya. "Pergi Li. gue sama sekali gak kangen sama loe" lirihku tepat di telinganya.
Ali melepas pelukannya dan mulai menatapku yang menuduk "Aku gak akan pergi, sebelum kamu kasih aku kesempatan buat jelasin semuanya."
"Gak ada yang perlu loe jelasin. Gue bukan siapa siapa loe"
"Please" Ali berlutut dihadapanku dengan memegang kedua telapak tanganku "Kemarin kemarin kamu boleh nolak aku. Tapi tolong, kali ini berhenti menolak dan biarkan aku menjelaskan"
Mungkin tidak ada salahnya juga jika aku mendengarnya. Disini tidak ada Riian, dan itu akan sulit untukku mengusirnya lagi. Toh belum tentu juga penjelasannya merubah pendirianku. Aku mengangguk dan menyuruhnya untuk berdiri. "Gue boleh gak Li meluk loe"
Terlihat Ali mengukir senyumnya setelah mengangguk dengan permintaan bodoh yang aku ucapkan tadi. Ia merentangkan tangannya dan aku langsung memeluknya, bersandar pada dadanya menumpahkan segala amarah dan kerinduanku padanya.
Perlahan tapi pasti, Ali dengan senang hati membalas pelukanku dengan penuh kerinduan. "Aku boleh jelasin kan" Aku mengangguk dalam dekapannya. "Kamu salah paham, malam itu aku memang ingin bertemu denganmu. Aku menunggumu. Aku juga tidak tahu bagaimana bisa kiki disana." Kurasakan tangannya mengelus lembut rambutku "Dan malamnya aku dengan terpaksa mengantarkan dia pulang karena mamanya yang sakit. Aku berani bersumpah, aku tidak ada hubungan apa apa dengan kiki"
"Please sayang, maafkan aku. Dan kembalilah padaku" Lanjutnya lagi. Tak tahu harus percaya apa tidak. Tapi ada sedikit kelegaan dalam hatiku. Sadar atau tidak bibirku mengukir senyum, masih dalam pelukannya. Astaga. Bayangan kiki muncul tiba tiba membuyarkan senyumku.
Aku melepas pelukannya dengan kasar dan menghapus sisa butiran mutiara dipipiku. Egoku mengalahkanku lagi, "Gue cuma minta bukti. Kalau loe uda selesai ngomongnya. Tinggalin gue sekarang" Suaraku memelan seperti bisikan. Tapi aku yakin dia mendengarnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/32544746-288-k673182.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love is never wrong!! (AliPrilly)
AltelePrilly adalah seorang mahasiswa ekonomi disalah satu Universitas Jakarta. Dia tinggal dengan Mama Papa dan Kakak Lelakinya, hidup didalam keluarga yang berkecukupan. Orangtuanya seorang pengusaha yang memiliki beberapa cabang dikota lain. Dalam hubu...