Syedih... yang nyemangatin dikit nii . Huhuhuh
Yah sudahlah. Selamat membaca, terimakasi untuk yang mau menungguku.
Jangan lupa votenya.***
Tuhan, bisakah kau rubah skenariomu saat ini. Aku tak sanggup.
***
Saat ini Prilly duduk disofa ruang tamu, ia tengah menunggu seseorang yang akan mengajaknya pergi. Kepalanya bersandar pada kepala sofa dan menatap langit langit apartemen. Otaknya mengingat kembali kejadian semalam, kejadian dimama Prilly mengahiri hubungannya yang tak pernah ia ketahui kebenarannya, hatinya masih terasa sakit entah karna ia memang memiliki masalalu bersama Ali atau karna kini ia sudah terlalu jatuh hati pada laki laki yang sempat perhatian padanya. Sesaat kemudian Prilly mengingat mimpi mimpinya bersama orang yang dipanggil Jamboel dan kadang juga prince samarindaku tapi dimimpi itu Prilly slalu tak dapat melihat dengan jelas wajah seorang yang bersamanya itu.Tapi anehnya Prilly seperti pernah mengalami hal yang ada didalam mimpinya, "tapi siapa dia yang slalu ada dalam mimpiku itu. Apa itu Ali yang slalu mereka sebut kekasihku yang kini sudah kuputuskan?" Tanyanya dalam hati. Prilly tak tau jelas dimana taman taman yang indah itu. Semakin Prilly memikirkan hal itu semakin membuat kepalanya terasa sakit. Prilly meringis memijat pelipisnya, berharap sakit itu segera hilang. Namun sia sia, sakitnya semakin menjadi..
Drrrttt.. Dering ponselnya berbunyi pertanda ada satu buah pesan masuk.
Aga Jelekk
"Tembem, aku sudah berada didepan pintu apartemenmu."
Prilly menaruh kembali ponselnya diatas meja kemudian berjalan dengan hati hati untuk membukakan pintu untuk Aga, setelah membukanya Prilly langsung kembali duduk disofa ruang tamu. Untungnya jarak ruang tamu dari pintu keluar tak terlalu jauh.
Aga melihat Prilly yang memegangi kepalanya dan mata yang mengerjap. Aga segera duduk disamping Prilly dengan ikut memegangi kepalanya, mengusap pucuk kepalanya. Mencoba sedikit menghilangkan rasa sakit yang mendera Prilly. Perlahan sakit kepala yang mendera Prilly hilang hingga ia merasa lebih tenang dari sebelumnya. Aga membawanya dalam peluknya membuat Prilly menyandarkan kepalanya pada dada Aga dan mengalungkan tangannya di pinggang Aga. "Kamu gapapa kan mbem" Tanya Aga penuh kekhawatiran.
"Uda gakpapa kok, pergi sekarang yuk"
Aga mengurai pelukannya hingga Prilly mendongak menatapnya, manik mata Aga dan Prilly bertemu. "Kamu istirahat aja ya, kita gak usah pergi." Jika Aga tetap memaksakan untuk pergi takutnya kondisi Prilly semakin parah dari ini. Tapi apa daya, Prilly gadis keras kepala itu tetep kekeh ingin pergi. Selain dia bosan berada di apartemen ini dia juga tak mau membuat Aga kecewa. Walau mungkin Aga tak akan kecewa jika mereka tidak jadi pergi karena Prilly yang meringis kesakitan seperti tadi.
"Ayoo" tuturnya dengan manja. Karena bisa dipastikan Aga tak akan menolak jika suara Prilly sudah manja seperti anak kecil.
Aga bernafas pasrah bola matanya berputar memperhatikan Prilly yang memelas dengan manjanya "Masih tetep seperti dulu. Keras kepala, okke. Ehmm kau sudah makan?"
Prilly hanya menggelengkan kepalanya.
"Berarti kita harus cari makan terlebih dahulu."
Prilly menggeleng dengan cepat.
"Harus tembem" Lanjut Aga memaksa sembari menangkup kedua pipi Prilly.
"Iya makan jelekk, tapi nanti aja sekalian pas kamu meet up sama anak anak"

KAMU SEDANG MEMBACA
Love is never wrong!! (AliPrilly)
AcakPrilly adalah seorang mahasiswa ekonomi disalah satu Universitas Jakarta. Dia tinggal dengan Mama Papa dan Kakak Lelakinya, hidup didalam keluarga yang berkecukupan. Orangtuanya seorang pengusaha yang memiliki beberapa cabang dikota lain. Dalam hubu...