Chapter 19

12.3K 681 13
                                    

"Apapun, asal engkau bahagia. Walau kau tak mengenalku"

☆☆☆

Setelah mama Prilly tersadar dari pingsanya. Ia segera mengajak suaminya menemui Dr. Aron, dokter yang menangani Prilly saat ini.

Mereka memasuki ruang kerja Dr. Aron dan disambut hangat oleh Dr. Aron.

"Ada yang bisa saya bantu bu?" Tanya Dr. Aron dengan ramah.

"Iyah dok, saya mama dari Prilly Devanya. Korban tabrak lari itu dok. Dan ini suami saya" Balasnya memperkenalkan dirinya dan suaminya.

"Ah iya, kenapa ya bu"

"Kondisi anak kami gimana dok. Kenapa dia belum juga sadar" Papa Prilly bertanya mendahului istrinya

Dengan tenang dan tetap memberikan senyuman pada mereka lalu Aron perlahan mulai menjelaskannya.

"Nyawanya hampir saja tak tertolong karna anak bapak dan ibu terlambat dibawah kemari dan Prilly mengalami benturan yang cukup keras dibagian kepalanya, kemungkinan besar itu akan menyebabkan putri bapak dan ibu akan kehilangan sebagian ingatannya"

Jujur saja Aron tak sanggup mengatakan itu pada kedua orang tua Prilly, tapi sanggup atau tidak orang tua Prilly harus tau kondisi anak mereka yang sesungguhnya.

Ida dan hans terperanjat mendengar penjelasan Aron. Mata mereka terbelalak dan rasa tak percaya "Kehilangan sebagian ingatannya dok?" tanya Hans mengulang ucapan Dr. Aron yang cukup mengejutkan.

"Tapi anak saya bisa sembuh kan dok? Ingatannya pasti kembali kan dok" sambar Ida.

"Itu pasti bu, tapi kita juga harus membantunya untuk memulihkan ingatannya"

Mereka masih tak percaya dengan apa yang terjadi pada putri mereka. Putrinya menjadi korban tabrak lari dan nyawanya hampir tak tertolong dan lagi sekarang Prilly akan kehilangan memori ingatannya.

"Terimakasih dok, kami permisi keluar" ucap Hans ramah.

Dr. Aron membalasnya dengan ramah dan senyum yang menempel "Sama sama pak"

☆☆☆☆☆

Mama papah Prilly pulang kerumah untuk mengganti pakaian mereka, dan Riian, Adinda dan Yudha sedang pergi kuliah. Sedangkan Ali masih setia menemani Prilly yang sudah lima hari ini masih belum sadarkan diri. Ia tak pernah meninggalkan Prilly kecuali ia sedang ada tugas kuliah penting dan kuis atau kembali kerumahnya hanya untuk sekedar mengganti pakaiannya. Setiap pagi ia selalu membawakan seikat bunga mawar merah dan putih kesukaan Prilly, Ali berharap Prilly akan terbangun setelah menghirup aroma mawar tersebut. Namun usahanya gagal. Ali masih tak menyerah ia tetap melakukannya setiap pagi. Dan Ali juga berusaha mengajaknya berbicara, menceritakan semua kenangan indah yang mereka lewati bersama akhir akhir ini. Ali sempat merasa Prilly menggerak gerakkan jari jari tangannya. Tapi itu hanya sesaat dan mata Prilly tetap belum terbuka.

"Gimana, ada perkembangan?" Dr. Aron tiba tiba memasuki ruangan tersebut dan menepuk pundak Ali.

Ali bernafas berat dan menggelengkan kepalanya.

"Gue periksa bentar ya"
"Kondisinya masih stabil, tetep ajak dia ngobrol ya. gue tinggal dulu"Dr. Aron melangkahkan kakinya meninggalkan ruangan tersebut.

Tak lama setelah dr. Aron pergi. Terlihat Prilly kembali menggerakkan jemarinya dan membalas genggaman tangan Ali. Ali tersenyum melihat reaksi Prilly, wajahnya sangat berharap Prilly akan segera membuka mata indahnya setelah ia membalas genggamannya "Haii My Princess chubby, bangun dong. Lama amat sih bobo cantiknya, gak kangen apa sama Prince samarindamu ini. Aku kangen kamu tau" Air mata Ali menetes pada punggung tangan Prilly dengan tetap memberikan senyuman pada Prilly yang masih tertidur . Lalu Ali mencium punggung tangannya dengan lembut.

Love is never wrong!! (AliPrilly)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang