Chapter 18

11.7K 707 5
                                    

"Terimakasi mah, pah, abang. I always love you"

☆☆☆

"Dee, gue gak maksut" Riian mendekati Prilly yang tengah berhambur dalam pelukan Ali.

Prilly melepas pelukannya lalu ia menarik urat pipinya, membentuk seulas senyum tipis dan menyeka air matanya sebelum akhirnya menoleh pada Riian "I'm Okke"

Prilly berjalan meninggalkan mereka lalu Ali mengejarnya.

"Prilly"

Langkah Prilly terhenti dan ia membalikkan badannya menatap Ali "Aku gapapa bebie, biarin aku sendiri dulu ya"

"Aku temenin ya"

"Ali, aku kan mau sendiri" Ucapnya sedikit membentak.

"Tapi...."

"Gak usah khawatir. Kan uda biasa" dengan santainya Prilly berkata seolah tak terjadi apa apa sebelumnya.

"Oke, kalo ada apa apa cepat kabarin aku" Ali meraih Prilly ke dalam pelukannya lalu mengecup pucuk kepalanya dengan lembut.

"Aku anter balik aja ya Prill" tawarnya dengan Prilly yang masih dipeluknya.

Prilly melonggarkan pelukannya dengan tangan yang masih dipinggang Ali, ia mendongakkan kepalanya menatap mata yang terpancar penuh rasa khawatir "Gak usah Aliii. Kamu harus ketemu dosen kan. Kalo ada apa apa aku pasti kabarin kamu kok" Sekali lagi Prilly meyakinkan Ali bahwa ia akan baik baik saja.

"Yauda aku masuk dulu ya. Kamu beneran ati ati loh. Aku akan sangat bersalah jika kamu kenapa kenapa"

"Iya my Prince Samarinda. Daaa"

Prilly akhirnya pergi seorang diri, dan Ali harus bertemu dengan dosen.

"Riian, gue gak akan ngebiarin Prilly loe kecewain lagi" Gumannya. Ada nada sedikit menyesal karna tlah membiarkan Prilly mau pulang bareng Riian.

"Kak, loe gak seharusnya bilang gitu ke Prilly" Ucap Adinda pada Riian.

"Gue, gak sengaja din"

"Yan. Loe kenapa sih? Bukannya loe pernah bilang walaupun Prilly itu bukan adik kandung loe. Tapi loe sayang sama dia dan dia tetep adik loe bagaimanapun kondisinya" Ali menggeleng gelengkan kepalanya, ia tak mengerti kenapa dengan sahabatnya itu. "Gak ngerti gue sama loe"

"Sejak loe pacaran sama syeril. Loe berubah kak, gue setuju dengan Prilly yang menginginkan loe putus dengan dia." Tambah Adinda.

Riian mengacak acak rambutnya frustasi "Gue reflek ngomong itu. Gue nyesel"

"Loe harus pikirin baik baik kak permintaan Prilly tadi. Gue yakin itu yang terbaik buat loe" Adinda mengusap punggung Riian, ia ingin menyalurkan rasa tenang pada lelaki yang ia sayangi itu.

☆☆☆

Prilly's POV

Aku berjalan mengikuti kemana kakiku akan melangkah.

Kecewa. Mungkin itu yang aku rasakan saat ini.

Bang, lebih baik abang suruh Prilly balik sendiri daripada Prilly harus denger kata kata yang menyakitkan itu, Prilly tau kok bang sangat tau dan sadar kalo Prilly memang bukan anak kandung dari mama. Kau pasti terpaksa menyayangi dan menjagaku karna itu semua mama papa yang minta.

Sepertinya Abang memang gak menginginkan Prilly ada dikeluarga ini.

Maafin Prilly, kalau emang selama ini nyusain abang. Abang tenang aja, Prilly bakal pergi kok. Prilly bakalan ngejauh dari kalian semua kalau emang itu kemauan abang. Mama Papa maafin Prilly.

Love is never wrong!! (AliPrilly)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang