*pembukaan*

687 14 0
                                    

Renata POV

"Ceraikan aku!!", aku berdiri dengan sekali hentakan. Suaraku begitu nyaring memecah kesunyian ruang tamu, di mana Stanley tengah berlutut tepat di hadapanku. Tatapan mataku sarat akan kebencian. Dia, lelaki tercintaku, segala duniaku, yang tak pernah rela sedetikpun aku mengedipkan mata ketika menatap wajahnya, kini begitu muak aku memandangnya.

Wajah tampannya mulai terangkat untuk menatapku. Begitu mengiba. Kepalanya juga menggeleng lemah beberapa kali. "Tidak!! Aku tidak akan menceraikanmu, Re!"

Suara cadel yang biasa terdengar merdu saat tertangkap telingaku, tiap kali dia menyerukan namaku, kini begitu jijik aku mendengarnya.

"Lalu kau pikir aku masih sudi menjadi istrimu lagi?! Kamu brengsek!!", kutinggalkan dia yang masih berlutut diruang tamu. Langkahku sengaja kupercepat menuju tangga. Aku tak sudi melihatnya!

"Renata!!"

Entah kapan dia berdiri, yang jelas, sebelum sampai tangga, dia sudah berhasil menangkapku. Menarikku untuk memebenamkanku didadanya.

Sekuat tenaga aku meronta, aku jijik disentuh tangannya. Ketika berhasil, kudorong dia kuat-kuat hingga tubuh besarnya terhempas keras dilantai. Entah kekuatan dari mana yang aku dapat, yang jelas, aku melihatnya meringis menahan nyeri.

"Jangan sentuh aku!! Kau benar-benar brengsek!!"

Kenapa airmataku tak juga keluar? Padahal hatiku sudah teramat nyeri. Yang ada justru kemarahan yang begitu memuncak. Jangan sampai aku melihat pisau, karena aku akan benar-benar membunuhnya.

"Kau bajingan!! Hanya karena aku belum juga punya anak, kau tidur dengan perempuan laknat itu?!..... Jadi ini hasilnya kau sering keluar kota yang kau bilang karena bisnis?!"

"Renata, maaf..... Aku khilaf!...... Aku tidak sengaja bertemu dengannya. Aku mabuk, Re....aku tidak sadar!", ujarnya membela diri.

Makin geram aku mendengarnya. Kugerakan kepalaku mengelilingi dapur, dan ketika kutemukan sebuah mug keramik yang ternyata memang didekatku, tak perlu kubuang waktu lagi, kusambar, lalu kulempar kearahnya.

PRRAANNGGG

Hanya butuh beberapa detik, sampai mug itu terjatuh kelantai setelah berhasil singgah di kening Stanley. Tak ada jerit kesakitan yang keluar dari bibirnya. Dia hanya diam menatapku, padahal, jelas kulihat pelipis kanannya berdarah.

"Kau benar-benar brengsek!! Kau pikir aku bodoh?!..... Apa yang bisa dilakukan pria mabuk selain terkapar??..... Cukup!! Ceraikan aku!! Ceraikan aku dan kau bebas dengan perempuan laknat itu!!"

Sungguh, masih terselip sedikit iba melihatnya berdarah seperti itu, tapi darah dari pisau yang bernama selingkuh, yang telah dia sayatkan, lebih deras mengucur dalam hatiku. Aku cukupkan sampai disini. Malam ini juga, aku akan pulang ke tempatku. Selesai sudah babak rumah tanggaku dengan Stanley. Aku tak sanggup melanjutkan babak berikutnya. Terlalu sakit!!

Tampaknya dia tak mau menyerah. Masih berusaha mengejarku yang dengan secepat mungkin, menaiki anak tangga.

"Renata, kamu mau kemana? Aku tak akan menceraikanmu, Re! Aku mohon!", rengeknya sambil mengekor di belakangku.

Dengan kasar, kutendang pintu kamar kami. Ini menyakitkan. Kamar yang menjadi saksi bisu manisnya drama percintaan selama usia perkawinan kami, kini harus menjadi kenangan pahit! Aku tak akan membawa apa-apa dari rumah ini. Karena dulu, tanpa apa-apa pula aku masuk kesini. Semua barang-barang semasa aku belum menjadi istrinya, aku tinggal di rumah warisan orang tuaku. Hanya sebuah tas favorit yang kubeli dengan tabungan dari gajiku sebagai guru SMA, yang akan menyertaiku. Kusambar barang itu dari dalam lemari, di mana dompet yang berisi identitas pribadiku memang berada didalamnya. Aku baru memakai lagi tas itu, pagi ini.

"Renata, aku mohon!", kalimatnya begitu mengiba.

Ya Tuhan, aku enggan melihat wajahnya, atau aku akan tak tega. Aku tak mau terjebak dalam kisah cinta segitiga ini. Aku yang akan pergi, karena aku tak akan sanggup terus-terusan tersiksa dalam kecemburuan, dikemudian hari.

Kutegakan kepalaku ketika melintas didepanya. Hanya beberapa langkah, dan dia menarikku kembali. Aku meronta, "lepaskan aku, Stanley! Lepaskan!"

"Tidak! Aku tak akan membiarkan kamu pergi!", tangan besarnya, begitu kuat mengikat perutku. Tubuhku seperti terangkat. Ya, dia menarikku menjauh dari pintu.

Aku tak berhenti meronta. Kutendang-tendang kedua kaki ku yang sedikit terangkat. Kedua tanganku berusaha melepas kaitan tangannya di perutku. Namun rengkuhannya begitu kuat.

"Ceraikan aku!! Aku sudah benci sama kamu! Kamu brengsek, Stan!! Kamu brengsek!!"

Kurasakan wajahnya melekat di punggungku. Di antara teriakanku yang menyertakan sumpah serapah padanya, samar aku mendengarnya meminta maaf, diiringi kata cinta. Dan tak lama, punggungku seperti basah terkena airmatanya.

Aku masih belum tergoyahkan atas sikapnya. Kutekuk tubuhku hingga wajahku mendekati tangannya. Dengan luapan emosi, kugigit tangan chubby yang sebelumnya teramat aku suka itu.

"Aaooww...", jeritnya tertahan, serta tetap menahan sakit dari gigitanku, tanpa menggoyahkan rengkuhannya sedikitpun.

Dia berhasil membawaku ke tepi ranjang. Tubuh kami terhempas keras karena ulahku. Aku terus menendang-nendang sambil berteriak minta cerai.

Kemudian kaki besarnya menjepit kedua kakiku, hingga aku benar-benar tak berkutik.

"Maafkan aku, Re!......Maaf!....jangan minta cerai karena aku tak akan menceraikanmu! Aku mencintaimu, Re!!", begitu yang kudengar. Berulang-ulang.

Sekelebat, aku teringat luka di pelipisnya. Basah di punggungku, mungkinkah karena darahnya? Tidak! Aku tak akan membalikan badan untuk melihatnya. Mataku melirik kebawah ketika kurasakan dengan lidahku, ujung gigiku sedikit asin dan aroma anyir menusuk hidungku.

Ya, Tuhan...tangan chubby itu berdarah. Bekas gigitanku tampak jelas di sana. Saat itulah aku menumpahkan airmataku.

Pertengkaran itu, awal dari neraka rumah tanggaku....

Stanley tak pernah mau menceraikanku. Dan aku, hanya karena belum juga hamil, aku harus serta-merta menerima kenyataan berbagi suami, dengan perempuan lain yang telah hamil atas perbuatan suamiku.

Namaku Renata. Renata Anastasya. Inilah kisahku....

~~~♥♥♥~~~

Lagi-lagi hasil revisi fanfic lama, yang merembet kemana-mana.
Ok, selamat membaca....

STANLEY CINTA RENATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang