-16-

249 10 6
                                    

"Ada apa?" keberadaan Renata berdiri didepan cermin, memperhatikan bentuk perutnya, membuat Stanley yang terbaring, jadi penasaran.

"Apa aku tambah gendut ya?!"

"Ciihh....kok ngomong gitu?"

Dia melangkah mendekati ranjang, untuk bisa duduk ditepinya. "Budhe ngira aku hamil. Pasti aku keliatan gendut."

Mendengar kata hamil, Stanley spontan bangun dan terduduk dihadapan istrinya, "emang ga?!"

"Kan baru selesai mens. Kamu kecewa ya? Kamu kecewa karna aku ga hamil, atau kecewa karna aku tambah gendut?!"

"Kamu ini sensi banget sih, Re! Aku salah ngomong apa?!....Ntar kalo aku bilang, aku ga peduli kamu hamil apa ga, kamu pasti bilangnya, aku bisa ngomong gitu karna aku udah punya anak. Terus kalo aku bilang lagi, aku ga peduli kamu mau tambah gendut apa ga, kamu pasti bilang karna aku udah ada perempuan lain. Ujung-ujungnya kita ribut lagi. Serba salah tau ga."

"Jadi kamu udah bosen ngadepin aku yang sensian?!"

"Tuuh kan....salah lagi aku. Bingung tau ga."

"Kamu ga bakal bingung kayak gini kalo kamu ga punya perempuan lain. Karna aku juga ga bakal cemburu gitu."

"Sekarang aku tanya sama kamu, kalo aku cerein dia, apa kamu mau jagain Malvin ama Malva?!"

"Ga sudi!" Renata langsung melengos, "aku tau anak itu selamanya ga salah, tapi melihatnya, sama kayak nginget dosa kamu ke aku!"

"Dan itu yang bikin aku bingung, Re,.... Aku ga mau kehilangan anak-anakku."

Badannya berputar sedikit untuk bisa kembali melihat Stanley, "Sekaligus kehilangan ibunya. Iya kan?!"

Kedua tangan Stanley menggenggam erat kedua tangan Renata. Mata besarnya tajam menghujam mata bening istrinya. "Kapan sih kita bisa ngomongin ini baik-baik? Tanpa berujung keributan..... Selamanya, aku selalu sayang sama kamu. Tapi aku ga bisa nelantarin anak aku gitu aja."

"Jangan libatkan aku dalam hal ini. Aku sungguh minta maaf, karna aku ga akan pernah sanggup liat anak kamu. Sakiitt...."

💖💖💖💖💖

Lagi-lagi keisengan Renata berhasil membuat Cinta terbakar cemburu. Postingan di akun instagram yang mengunggah foto Stanley sedang tidur, dengan caption yang isinya menyatakan bahwa suaminya sedang sakit, mengundang komentar dari Sandra, Liana dan Jessie. Isi kometar-komentar itulah yang sebenarnya membuat Cinta meradang.

Sandra dengan fulgarnya berkomentar bahwa sakitnya Stanley karena keseringan 'tidur' bareng. Kemudian yang lain menimpali dengan komentar serupa. Cinta membaca semua komentar itu dan menyimpulkan bahwa Stanley lebih merasa nyaman ketika berhubungan dengan Renata. Ditambah kenyataan bahwa sejak dia melahirkan, Stanley jarang mengajaknya 'tidur'. Maka bertambahlah kecemasannya akan kehilangan Stanley.

💖💖💖💖💖

Dering ponsel Stanley yang ternyata dari Cinta, membuat Renata begitu geram. Dia sudah bertekat menyatakan perang pada perempuan itu. Itu sebabnya, dia bergegas meraih ponsel suaminya untuk menjawab panggilan dari madunya, selagi pemiliknya sedang memeriksa kondisi mobil didepan.

"Ada apa?" sengatnya langsung.

Bisa jadi Cinta begitu kagetnya mendengar suara Renata, tapi perempuan itu juga menunjukan rasa tidak takutnya.

"Sejak kapan kamu jadi tukang jawab telpon Stanley?"

"Oo....mau basa basi busuk dulu nih ceritanya?! Penting nanya gitu?!"

Bertambah emosi Cinta dibuat Renata. "Penting sih. Mengingat status kita yang sama-sama istrinya."

"Ngingetin status?! Apa perlu aku tegasin siapa disini yang sah, dan siapa yang cuma serepan? Kamu belum amnesia kan?!"

Makin geram rasanya mendengar ucapan Renata yang begitu nyinyir. "Kayaknya aku ga perlu ngobrol lama-lama sama kamu deh. Buang-buang pulsa!"

"Jangan bilang kamu nelpon Stanley cuma mau minta pulsa?! Emang dia ga ngasih uang belanja?! Ck...ck...ck... Kasian kamu. Tapi kamu baik-baik aja kan?! Anak kamu juga ga kelaparan kan?! Oo....aku lupa, udah dibeliin rumah kan ya?! Atas nama kamu lagi. Bagus deh. Setidaknya kalian masih ada tempat berteduh. Kalo ga, bisa jadi gembel ntar."

Stanley merampas kasar ponselnya. Tanpa merasa perlu bicara dengan istri keduanya, dia putuskan panggilan itu. Ponsel pabrikan Korea itu dia lempar diatas kasur.

Satu saja kata yang keluar dari bibir Stanley jika dia marah atas ucapan Renata pada Cinta, maka Renata akan membela diri dengan sangat murka. Sengaja dia menunggu apa yang akan dilakukan suaminya.

"Buat apa sih kamu nerima telpon dia?" sangat berhati-hati Stanley berkata. Seolah dia tahu bahwa Renata sudah bersiap marah.

Berhati-hati atau tidak, Renata sudah sangat marah. "Jadi kamu ga terima kalo aku marah sama dia?! Kamu mau belain istri mudamu itu? Udah sana pergi! Tenangin dia! Sapa tau dia butuh bahu untuk sandaran. Curhat, karna abis dimarahi istri tua. Kasian kan kalo dia sampe nangis-nangis."

"Tuuuhh kaan.....marah lagi. Kapan sih kamu bisa berhenti marah-marah?! Liat deh dikaca! Tiap kali kamu marah, cantiknya kamu tuh nambah. Aku jadi tambah cinta!" Stanley mengakhiri kalimatnya dengan ciuman paksa dibibir istrinya.

Tanpa memberikan kesempatan pada Renata untuk bicara, Stanley membuat perempuan itu sibuk, dengan mendesakan bibirnya pada bibir istrinya.

💖💖💖💖

STANLEY CINTA RENATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang