-14-

253 10 1
                                    

"Yang kamu lakukan itu sudah melanggar batas. Entah apa yang kamu bicarakan sama Renata, yang jelas aku tidak suka!" Stanley geram. Satu tangannya berada dipinggang, sementara yang kanan tergantung bebas disamping.

"Jangan salahin aku dong! Istri kamu itu yang lancang. Kenapa dia ngangkat telpon yang jelas-jelas bukan untuk dia? Ngapain aja kamu sampai ga bisa ngangkat telpon dari aku? Terlalu keenakan karna abis ngerjain dia?!"

"Omongan kamu tuh ga sopan tau ga?!"

"Sapa yang lebih ga sopan? Aku atau istri tercintamu itu?! Memposting foto kalian di akun instagramnya dengan pose mesum. Itu menjijikan!! Perempuan gatel!"

Rahangnya terkatup rapat. Kedua pipinya tampak berkedut. Matanya tajam menyorot istri keduanya yang terduduk ditepian tempat tidur. Andai saja yang bicara bukan istrinya, tentu dia tak akan segan menamparnya.

"Kenapa sih kamu selalu bela dia mati-matian?! Memperlakukan dia seolah hanya dia yang tersakiti. Aku juga istri kamu. Aku juga berhak bahagia atas pernikahanku. Aku ingin kayak keluarga normal lainnya. Menghabiskan hari libur bersama anak dan suami. Ga kayak gini, apa-apa sendiri. Ke dokter sendiri, belanja keperluan si kembar sendiri, malam pun aku tidur sendiri. Kamu ga pernah nemani aku.... Aku juga pingin berbagi cerita sama kamu, soal keseharian, soal anak-anak. Tapi apa yang aku dapat?! Kau kesini cuma untuk 'tidur', lalu pergi lagi. Aku tuh ngerasa kalo aku udah kayak pelacur aja."

"Ini yang aku tidak suka..... Kamu udah mulai banyak nuntut."

Cinta berdiri, berhadapan dengan Stanley. Kepalanya terdongak agar bisa menatap wajah suaminya. Dia terlihat geram.

"Salah aku menuntut hak ku?! Salah jika aku menginginkan keadilan disini?.... Renata sudah harus belajar menerima kondisi ini! Kamu juga suami aku. Bapak dari anak-anak yang aku lahirkan. Dia tak bisa lagi egois.... Sebagai laki-laki, kamu harus bisa ngontrol, jangan terus-terusan dikontrol. Tunjukan kalo kamu punya prinsip!!..... Atau memang kamu tidak berani? Selamanya memilih menyembunyikan statusku?!"

"Jangan mengajariku!.... Kalo kamu punya pemikiran seperti itu, kenapa dulu kamu ga ngerayu cowok yang masih single aja?.... Bersedia menjadi yang kedua, bahkan cuma sebagai simpanan sekalipun. Sepertinya aku perlu mengingatkan lagi kata-kata itu. Barangkali kamu mulai lupa ingatan."

"Itu dulu, sebelum aku bisa memberikan apa yang tidak bisa diberikan Renata untuk kamu dan keluargamu.... Malvin dan Malva!"

"Renata tidak mandul. Tuhan hanya belum memberi kami rejeki. Orang tuaku pun tak terlalu ribut punya cucu. Mereka belum terlalu tua. Jangan jadikan itu senjata buat menjatuhkan Renata!... Dia masih perempuan tercintaku. Jangan membuat rasa sayangku ke kamu jadi hilang gara-gara kelakuan kamu yang sudah kelewatan."

"Bagus banget kelakuan kamu! Setelah apa yang kamu lakuin ke aku, sekarang kamu bisa ngomong seolah kamu bakal ninggalin aku kalo aku sudah mulai menuntut."

"Kita ini sama-sama dewasa. Jangan bilang bahwa aku yang merayu kamu sampai kamu bisa aku tiduri. Kita sama-sama menginginkannya. Jadi berhenti selalu menyalahkan aku..... And by the way, follower Renata di instagram ga lebih dari 10 orang, dan itu semua teman dia yang aku kenal. Akunnya juga di private, jadi hanya pengikut dia yang bisa melihat foto kami. Itu salah satu alasan aku mau diajak selfie. Dan kalo kamu sampai tau, artinya, kamu bikin akun palsu buat jadi pengikut Renata di instagram. Woww..... Ga kebayang kalo Renata sampe tau soal ini. Ck...ck....ck..."

"Aaaaaaaaa......brengsek kamu, Stanley!!!" Cinta menjerit panjang, lalu secara membabi buta, mulai memukuli Stanley.

Tangan kekar Stanley mencengkram pergelangan tangan Cinta. "Jangan berteriak! Ini memalukan."

STANLEY CINTA RENATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang