Part 7

920 46 2
                                    

"Apa? Tidak!" tolak Brandon mentah-mentah.

Syukurlah Brandon menjawabnya karena aku terlalu malas menanggapi Matthew yang menyebalkan ini.

"Kau tidak bisa melarang ku, Brandon. Aku akan pesan tiket keberangkatan hari ini dengan jam keberangkatan yang sama dengan kalian," jawab Matthew santai. Sepertinya Matthew memiliki karakter keras kepala.

"Maaf, Matt. Kau tidak bisa ikut. Kau belum menyiapkan pakaian dan barang-barangmu. Dan kalau kau pulang ke rumah untuk menyiapkan semuanya kemudian kembali ke sini lalu berangkat ke Heathrow bersama kami, kami akan terlambat," ucapku panjang lebar berusaha menahan Matthew agar tidak ikut dengan kami ke Newcastle. Sebenarnya bukannnya aku tidak mau dia ikut –walaupun sebenar nya aku sedikit tidak mau dia ikut– tetapi yang aku katakan memang benar 'kan? Aku dan Brandon akan ketinggalan pesawat kalau menunggunya.

"Siapa yang bilang aku akan pulang dan membereskan barang yang akan kubawa? Aku ikut kalian. Masalah barang-barang yang kubutuhkan, aku bisa beli di sana," sahutnya dengan kedua tangannya dimasukkan ke saku celana. Gayanya begitu tinggi, seperti orang yang bergelimangan harta, walaupun mungkin dia memang bergelimangan harta.

"Kau melucu, Matt. Kami akan berada di sana kurang lebih satu minggu. Dan kau tidak mungkin membeli seluruh keperluanmu selama seminggu di sana," Brandon bersikeras agar Matthew tidak ikut dengan kami.

"Aku bisa. Jangan buang waktu, aku akan memasukkan motorku ke halaman rumahmu, Mad. Dan kalian telepon taksi," Matthew meninggalkan aku dan Brandon untuk memasukkan motornya ke halamanku.

Brandon masih terlihat tidak terima, memang seharusnya ini menjadi perjalanan kami berdua untuk mengejutkan Adam. Tapi ya sudahlah.

"Biarkan Matthew ikut, Brand. Sekarang, ayo kita pesan taksi."

Kemudian aku memesan taksi sementara Brandon memeriksa kembali barang-barang yang akan kami bawa.

Setelah menunggu sekitar 10 menit, taksi yang kami pesan akhirnya datang.

Matthew membantu Brandon meletakkan koper-koper kami ke dalam bagasi. Aku langsung masuk ke dalam taksi, aku memilih duduk di bangku belakang. Tak lama kemudian, seseorang membuka pintu penumpang bagian belakang kemudian duduk di sampingku. Aku menoleh dan melihat Brandon tersenyum padaku.

Sambil menunggu Matthew masuk ke taksi, kami membicarakan penginapan yang akan kami tempati selama di sana. Sesaat kemudian, Matthew membuka pintu yang berada di sebelah Brandon.

"Hei! Pindah lah, Brand! Aku yang akan duduk disitu," Matthew memaksa untuk ikut dan sekarang ia meminta Brandon pindah agar dapat duduk disana? Apa-apaan ini?

"Tidak! Cepat masuk. Kau duduk di depan dan jangan mengulur waktu, Matt." 

Bagus Brand. Aku tidak ingin duduk di samping Matthew, selain itu aku juga tidak ingin duduk di depan.

Matthew mendecak kemudian menutup pintu di sebelah Brandon. Saat Matthew hampir sampai di pintu penumpang bagian depan, ia kembali melihat ke belakang kemudian berjalan ke arah bagasi, setelah beberapa detik terlihat sedang berkutat dengan bagasi yang sepertinya tidak memiliki masalah, ia kembali menghampiri pintu di sebelah Brandon.

"Bagasi nya belum tertutup rapat, Brand. Bisa bantu aku?"

Brandon memutar bola matanya kemudian keluar dari taksi dan berjalan ke arah bagasi, saat Brandon sampai di depan bagasi, Matthew langsung masuk dan duduk di tempat Brandon tadi kemudian mengunci pintunya.

Brandon yang sadar dikerjai memaksa Matthew untuk membuka pintunya, tetapi Matthew berlagak tidak mendengarnya. Akhirnya Brandon berjalan ke tempat duduk di depan kemudian langsung masuk tanpa membuang waktu.

Loving Can HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang