Part 26

594 30 1
                                    

Madison Dawson's POV

Matthew masuk ke kamarnya beberapa saat setelah Brandon pergi meninggalkan rumahnya.

"Dia bilang padaku untuk menyampaikan permintaan maafnya padamu." Ia duduk di kasurnya sambil menatapku.

Aku bergerak mendekati Matthew kemudian duduk di sampingnya. "Aku tidak peduli,"

"Jadi Adam dijebak?" Tanyanya tanpa menatapku.

"Semacam itulah," mataku memandangi langit-langit kamar Matthew.

"Lalu kau- kalian akan kembali bersama?" Kali ini Matthew menatapku.

"Kurasa tidak. Brandon benar, kejadian itu tidak sepenuhnya salahnya. Adam sendiri yang bersedia melakukan itu dengan Caitlyn. Jadi, kurasa aku tidak bisa percaya lagi dengannya." Mataku menyiratkan perasaan sedih dari hatiku. Jauh di dalam hatiku aku masih menyayangi Adam, tapi di sisi lain aku tidak ingin bertahan karena aku tahu bahwa hubungan kami tidak perlu lagi diperjuangkan.

Sekelebat kenanganku bersama Adam kembali memasuki pikiranku membuat mataku memproduksi air yang kini siap jatuh ke pipiku jika aku berkedip. Aku terkejut ketika Matthew mendekat kemudian mendekapku dalam pelukannya. Tangisanku pecah. Aku tidak kuasa menahan nya lebih lama lagi. Untunglah di saat seperti ini masih ada Matthew yang memperlakukanku dengan baik dan selalu berusaha membuatku merasa lebih baik. Di saat Ava menjauh dariku dan Brandon menunjukkan padaku bahwa dirinya bukanlah sahabat yang baik seperti yang kupikirkan.

Entahlah mengapa aku dan Matthew menjadi sedekat ini padahal kami baru saling mengenal dari beberapa hari yang lalu.

Aku melepaskan pelukanku kemudian menatap Matthew. "Matt, apa kau merasa aneh tentang kita? Um, maksudku kita baru saja kenal tetapi kita sudah sedekat ini."

Matthew memberikan ekspresi berpikir yang konyol membuatku tertawa geli. "Tidak. Karena sebenarnya aku telah mengetahuimu sejak lama, saat Adam masih mengagumimu. Dia sering bercerita padaku mengenaimu dan itu yang membuatku menyapamu saat kau duduk di stool bar." Ia mengangkat kedua alisnya membuatku kembali tertawa.

"Dan aku pernah menyukaimu," ucapan Matthew sontak membuatku memandangnya.

Aku mengangkat kedua alisku. "Bagaimana bisa?"

"Karena Adam sering sekali membicarakan tentangmu dan memperlihatkan padaku foto-fotomu. Entahlah, hanya saja aku suka melihat caramu tersenyum pada setiap foto itu. Dan Adam tidak pernah tahu mengenai ini."

Aku tersenyum meledek. "Jadi selama ini kau adalah secret admirerku. Itu alasan kau ingin ikut ke Newcastle?"

"Tidak juga, aku ingin jalan-jalan." Kemudian Matthew menatapku. "Tapi berada di dekatmu seru juga."

"Seru karena kau menyukaiku."

Ia terkekeh. "Apa kau akan menjauh dariku setelah ini?" Ucapan Matthew itu membuatku mengernyitkan dahi tidak mengerti. "Kenapa aku harus menjauh?"

"Karena kau sudah tahu bahwa aku menyukaimu, kau akan menjauhiku seperti kau menjauhi Brandon?" Aku tertawa mendengar ucapannya. "Oh come on, dude! Kita bukan anak SMP yang kalau tahu seseorang menyukai kita kemudian kita menjauhinya. Aku menjauh dari Brandon bukan karena dia menyukaiku, itu karena penjebakan yang dia dan Caitlyn buat."

"Well, kau benar."

Terjadi keheningan di antara kami. Kemudian Matthew kembali bicara. "Aku minta maaf karena pernah berlaku tidak sopan. Sering kurasa. Maaf, Mad."

Aku terkekeh. "Tak masalah, tapi jangan berani-berani masuk ke kamar mandi jika aku sedang mandi lagi!"

Sekarang Matthew yang tertawa kecil. "Ternyata aku sangat kurang ajar ya."

Loving Can HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang