Aku beranjak dari kasurnya, kemudian ingin keluar dari tempat ini. Belum sempat aku keluar kamar, Matthew menahanku.
Sekarang dia berdiri tepat di depanku.
"Jangan kemana-mana, Mad," tanganku masih berada dalam genggamannya. Aku menundukkan pandanganku. "Seperti apa reaksimu kalau tadi aku tidak bercanda?"
"Aku pasti marah," jawabku.
"Kenapa?"
"Aku punya kekasih, Matt," Aku menatapnya seolah menentang perbuatannya.
"Putuskan saja hubunganmu dengannya."
Aku tidak bisa, sungguh. Aku mencintainya. Ditambah lagi besok adalah hari jadi kami yang ke-7, aku tidak mungkin menyudahi hubungan kami begitu saja. Walaupun hubungan kami renggang sekarang, tetapi aku yakin kalau kami dapat kembali seperti dulu.
"Madison, dia tidak pantas untukmu," dia memegang kedua pipiku.
"Kau tidak tahu apapun mengenai Adam, Matt."
"Aku tahu. Percayalah."
"Tidak, Matt. Berhenti berlagak tahu segala nya, kau baru mengenalku. Kau tidak ta-"
"Aku tahu, Mad! Aku mengenalnya sejak kecil, kemudian kami berpisah saat SMP dan baru saling berhubungan lagi ketika SMA. Aku tahu, bahkan sangat mengetahui dia!" dia memotong ucapanku dan membentakku. Aku kembali menunduk, tidak percaya bahwa orang yang baru mengenalku berani membentakku.
"Tinggalkan saja dia, Mad," Matthew menggenggam kedua tanganku.
"Berhenti melakukan ini, Matt. Tidakkah kau sadar? Terkadang kau begitu menyebalkan, kemudian memperlakukanku dengan manis, dan dapat menjadi kasar secara tiba-tiba," Aku menahan air mataku, aku tidak mau menangisi orang yang tidak pantas untuk kutangisi.
Aku melepaskan tanganku dari genggamannya kemudian pergi dari hotel. Maksudku, aku pergi untuk mencari cafe atau apapun. Aku ingin menenangkan pikiranku.
Apa maksud Matthew? Kenapa dia menyuruhku untuk memutuskan hubungan dengan Adam? Dia pikir siapa dia?
Menyusuri jalan Newcastle hingga akhirnya aku menemukan Lyle's Bar, aku memutuskan untuk kesana. Aku meminta kertas dan pulpen kepada bartender untuk menulis alamat hotelku kalau-kalau aku mabuk. Aku duduk di stool bar dan minum beberapa gelas liqueur. Tanganku terus menggenggam kertas yang bertuliskan:
Take me home.
Hotel Holiday Inn Express - Metro Centre.
Clasper Way, Swalwell, Newcastle upon Tyne NE16 3BE, U.K.Setelah meminum beberapa gelas liquer dan segelas wine, aku merasa sangat mabuk. Bahkan aku tidak dapat menopang tubuhku. Seperti beberapa hari yang lalu, aku tidak sadarkan diri.
Aku tersadar saat seseorang membangunkanku.
"Bangunlah, nona!" Aku terkejut dan mengedarkan pandanganku ke sekitar, aku berada di dalam mobil.
"Dimana aku?"
"Kau di mobilku, aku membaca kertas yang berada di tanganmu tadi saat di Lyle's Bar."
"Syukurlah, terima kasih telah mengantarkanku," Aku turun dari mobil pria ini, kemudian langsung masuk ke hotel.
Aku kembali ke hotel pukul 5:42 PM. Aku masuk ke kamar dengan sempoyongan. Brandon menangkapku ketika aku hampir jatuh.
"Astaga, dari mana kau, Mad?" Brandon tampak khawatir, seperti biasanya. Kadang aku merasa dia bersikap seperti Adam. Sayangnya dia bukan Adam.
"Dia mabuk," Matthew menjawab pertanyaan Brandon. Brandon menuntunku ke kasur dan membaringkanku di sana kemudian dia melepaskan sepatuku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loving Can Hurt
Teen FictionKetika Madison akhirnya merasakan jatuh cinta lagi setelah sekian lama, dia begitu mencintai kekasihnya, Adam Bailey. Namun segalanya berubah seketika saat Madison mengetahui kebusukan Adam selama Adam tinggal di Newcastle. Hatinya semakin hancur ke...