"Adam bilang begitu?"
"Ya," ia menurunkan novelku dan menatapku kemudian berpaling lagi pada novel.
"So," aku menyilangkan kakiku.
"You think I'm cute?" Aku menatapnya dengan tatapan meledek.
Ia menoleh padaku. "Kenapa wajahmu seperti itu?"
"Ini wajah meledek."
"Oh, oke."
"Terima kasih, Matt."
"Untuk apa?"
"Karena kau memujiku."
"Sama-sama. Lebih baik kau tidur, Mad."
"Ya, kau benar." Aku meraih selimut merah yang ada di ujung kasurku. Kemudian aku menutup separuh tubuhku dengan selimut. Aku berbalik sehingga sekarang aku membelakangi kasur Brandon dan Matthew.
"Selamat malam, Matt."
"Selamat malam." Aku mulai menutup mataku, berusaha untuk tidur.
"Seharusnya aku memberikanmu ciuman selamat malam." Aku membuka mataku karena terkejut dengan ucapan Matt yang tiba-tiba.
"Tidak perlu. Aku bisa tidur tanpa itu." Ia terkekeh. Aku kembali berusaha tidur.
***
Aku mengerjapkan mataku. Cahaya matahari masuk lewat jendela kamar. Aku melirik jam dinding dan ternyata pukul 08:15 AM, aku bangkit dari kasurku kemudian berjalan ke kasur Brandon dan Matthew.
"Rise and shine!" Aku mengguncang-guncangkan tubuh Brandon hingga akhirnya ia terbangun.
"Pagi yang cerah untuk melancarkan sebuah kejutan!" Aku berseru dengan gembira.
"Aku akan mandi duluan. Setelah aku selesai, kau harus langsung mandi ya, Brand!" Brandon hanya mengangguk dengan lemah. Mungkin ia masih mengantuk, tapi apa iya? Ia sudah tidur dari matahari terbenam.
Tak kupikirkan lagi, aku pun menyiapkan baju untuk kugunakan. Setelah mendapatkannya, aku bergegas ke kamar mandi untuk bersiap-siap. Tak lupa aku mengunci pintu kamar mandi, aku tak ingin kejadian kemarin terulang lagi.
Hanya butuh beberapa saat hingga aku selesai. Aku keluar kamar mandi dan melihat Brandon sudah siap untuk mandi, rasa kantuknya sudah hilang kurasa. Sambil menunggunya selesai, aku mengeringkan rambutku dengan hair dryer.
Beberapa saat setelah aku selesai mengeringkan rambutku, Brandon keluar dari kamar mandi.
"Ayo kita ke rumah Adam!" Aku meloncat kegirangan.
Sebelum keluar dari kamar, aku mengambil album foto yang kami beli kemarin sore. Setelah itu, kami pun berjalan menuju pintu.
"Jangan lupa untuk mengunci pintu kamar, Matt." Brandon mengatakan nya sebelum ia menutup pintu. Kami berjalan keluar hotel kemudian langsung menuju toko kue tempat kami memesan kue untuk Adam. Aku masuk ke dalam toko tersebut dengan perasaan yang sangat riang.
Aku akan memeluknya ketika bertemu nanti!
"Halo nyonya, saya ingin mengambil kue pesanan saya."
"Atas nama siapa?"
"Madison Dawson."
"Baiklah, tunggu sebentar." Wanita yang sedang berjaga kali ini lebih tua dari perempuan yang melayaniku saat aku ingin memesan. Ia mengeluarkan sebuah kue. Itu kue pesananku. Di atas kue tersebut terdapat tulisan yang aku pesan, yaitu "I love you, Adam. Be mine forever?" Aku tersenyum melihatnya, kurasa ini akan menjadi kejutan terhebat sepanjang masa. Aku menoleh ke arah Brandon untuk melihat ekspresinya namun ia sedang memainkan ponselnya. Aku langsung membayar kemudian kami akan langsung menuju rumah Adam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loving Can Hurt
Teen FictionKetika Madison akhirnya merasakan jatuh cinta lagi setelah sekian lama, dia begitu mencintai kekasihnya, Adam Bailey. Namun segalanya berubah seketika saat Madison mengetahui kebusukan Adam selama Adam tinggal di Newcastle. Hatinya semakin hancur ke...