12 : Pentas Seni (1)

1.6K 171 6
                                    

"Irene-ya, aku menyukaimu. Aku tahu kau pasti kaget, tapi buka hatimu untukku, eoh? Aku akan menunggumu, kau tidak perlu menjawabnya sekarang,"

Irene mengingat kejadian kemarin saat Sehun menyatakan perasaanya padanya. Apakah benar Sehun menyukainya? Irene tidak begitu yakin. Semenjak ia tidak bisa berbicara, ia lebih sulit mempercayai apa yang ada disekitarnya. Biarlah waktu yang akan menjawab tentang perasaanya kepada Sehun. Seperti yang Sehun katakan, namja itu akan menunggunya.

"Annyeong, Irene!" sapa Sehun saat berpapasan dengan Irene di koridor sekolah. Tapi Sehun hanya lewat begitu saja, tidak seperti biasanya, ia selalu menyempatkan diri mengobrol dengan Irene.

Tidak sempat Irene membalas, namja itu sudah pergi terlebih dahulu. Aneh rasanya saat Sehun hanya lewat begitu saja, tapi Irene pikir mungkin Sehun sedang sibuk.

Bel pulang sudah berbunyi sedari tadi. Namun, Irene masih di dalam kelasnya bersama Hana dan Sun Hee yang menemaninya. Ia sedang memeriksa ulangan harian essay teman-temannya karena ssaem sedang sibuk dan ialah yang paling dipercayai untuk hal ini. Setelah semuanya selesai, ia merapikan kertas-kertas itu dibantu dengan kedua sahabatnya.

Perlahan-lahan persahabatan mereka sudah mulai kembali seperti dulu. Irene tidak ingin menyesal jika tetap menjauhi mereka. Ia pikir, saat ini ia harus mulai berteman dengan orang-orang.

"Irene-ya, ayo pulang bersama!" ajak Hana bersemangat.

Irene mengambil ponselnya. "Mian, aku harus mengajari seseorang piano."

"Baiklah, kalau begitu, aku dan Hana akan pulang bersama duluan," ucap Sun Hee.

Irene mengangguk setuju. Kedua yeoja itu pun pamit pergi setelah melambaikan tangan mereka pada Irene.

Irene berjalan sambil membawa tumpukan kertas. Ia akan membawanya terlebih dahulu ke ruang guru sebelum ia ke ruangan musik. Setelah itu, ia bergegas pergi ke ruang musik karena mungkin Sehun telah lama menunggunya. Saat sampai di depan pintu, ia merapikan seragam dan rambutnya terlebih dahulu lalu menarik nafas dan membuka pintu.

Ia terkejut melihat Sehun baru saja bangkit dari kursinya ditemani dengan Shin seonsangnim.

"Eoh," Sehun terkejut, "Annyeong, Irene! Aku pulang dulu," ucap Sehun pamit pada Irene lalu bergegas keluar.

Irene hanya terdiam melihat Sehun pergi. Bukannya mereka harus belajar piano hari ini?

"Ia sudah belajar denganku hari ini, kau bisa pulang sekarang." Shin seonsangnim tersenyum.

Irene mengangguk.

Irene biasanya menunggu Ibunya menjemputnya di taman. Saat itu Irene akan membaca atau biasanya mendengarkan lagu dengan earphone-nya. Oh ya, tak lupa ia akan membeli permen kapas terlebih dahulu.

Kenapa ia seperti itu?

Apa ia berusaha menghindariku?

Wae?

Banyak sekali pertanyaan di benaknya mengenai sikap Sehun hari ini. Irene tidak menyukai Sehun sebagai seorang namja dan yeoja, bukan tidak, tapi belum. Tetapi tentu saja ia heran melihat sikap Sehun seperti itu.

Begitu pun keesokan harinya. Malah hari ini lebih parah, Sehun hanya melewati Irene begitu saja saat berpapasan dengannya dimana saja.

Irene merasa sedikit kehilangan. Karena selama ini, hanya Sehun lah yang ingin bersamanya sebelum ia berbaikan dengan kedua sahabatnya.

Cotton Candy [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang