Hai guys. Maaf ya gue update-nya lama banget. Berhubung libur udah habis dan harus balik sekolah, waktu buat nulis semakin berkurang. Apalagi gue otw sekolah dari pagi banget dan biasanya gue sampe rumah hampir malam. Sampe di rumah harus buat tugas dan segala macam :") Walaupun ga ada tugas, kadang capek banget jadi langsung bobo dan kadang juga ga mandi :D (jorok bgt).
Yang lagi sibuk2nya sekolah sama kayak gue, semangat ya!
****
"Suho-ya, kau sedang dimana sekarang? Bisakah kau kerumahku?" tanya Sehun kepada Suho di seberang telepon. Ia tengah berbaring di kasur empuknya sembari memegang ponsel.
"Aku sedang mengajari adik sepupuku main piano. Waeyo, Sehun? Tumben.."
"Aku butuh bantuanmu."
Suho terdiam sebentar. "Bantuan apa?"
"Aku membutuhkan beberapa informasi tentang seorang murid tahun ketiga. Ini sangat penting, menyakut nyawa seseorang."
"Jangan bercanda seperti itu, Sehun. Ayolah, sebenarnya tentang apa sih? Kau ingin mencari informasi tentang seorang yeoja yang kau taksir?"
"Yaa! Aku sudah punya pacar!" teriak Sehun. "Kau 'kan ketua osis di sekolah (anggap aja namanya ketua osis hehe), kau bisa mencari semua data di komputer sekolah dengan koneksimu."
Suho tertawa diujung telepon, kemudian dia berdeham. "Mian, mian. Memangnya sepenting apa? Aku harus mengetahui alasanmu agar nantinya aku juga tidak kena masalah. Lagipula, ayahmu kan koneksinya besar dengan sekolah. Apa susahnya?"
"Tidak semudah itu. Makanya cepatlah datang ke rumahku! Aku akan menjelaskannya." Sehun mendesak. Ini benar-benar penting.
"Tapi aku tidak bisa, Sehunnie. Kau tahu, aku sudah berjanji akan mengajarinya piano. Dia sudah menungguku. Aku tidak ingin mengecewakan anak kecil yang imut ini. Kau bilang saja padaku siapa namanya. Apa susahnya? Aku akan membantumu karena kau sepertinya memaksa."
"Choi Minho. Namanya Choi Minho."
Ada jeda selama satu menit di telepon, hingga akhirnya Sehun kembali bersuara.
"Kau masih disana? Kenapa diam saja?"
"Kau temanku. Aku pasti akan selalu membantumu jika aku bisa. Tapi kumohon, Sehun. Jangan lagi hubungkan aku dengan lelaki itu. Aku tidak bisa. Mian. Selamat malam, Sehun."
Sehun mendesah kesal, menatap layar ponselnya yang panggilannya sudah terputus dengan Suho. Otaknya berputar. Memangnya ada apa dengan mereka berdua? Sepertinya sesuatu terjadi hingga Suho jadi seperti itu.