21 : Han So dan Obat Anti Depresi

1.4K 134 13
                                    

            Han So mencari-cari sesuatu di meja belajar yang terletak di kamarnya dengan gerakan yang cepat dan tergesa-gesa hingga mejanya menjadi berantakan. Saat hampir semua barang yang ada di atas mejanya terbongkar dan berserakan di lantai, ia menemukannya, membuka penutupnya lalu mengeluarkan beberapa pil dan segera menelannya. Obat anti depresi.

Beberapa bulan terakhir ini Han So mengalami depresi. Ia tidak ke rumah sakit untuk mengecek keadaannya, namun membeli beberapa obat anti depresi yang sulit didapatkan tanpa resep dokter. Ia mendapatkannya meskipun tanpa resep dokter dengan segala cara.

Ia terduduk dilantai kamarnya. Memeluk kedua lututnya yang terasa lemas. Tatapannya kosong. "Apa yang harus aku lakukan?"

Keadaan Han So sangat kacau. Bajunya kusut. Rambutnya berantakkan. Ia merasakan sakit yang luar biasa. Bukan sakit secara fisik, tapi sakit secara mental. Depresi membuatnya beberapa kali melakukan percobaan bunuh diri yang selalu gagal.

Anehnya, saat ini Han So sama sekali tidak ada niat untuk mengakhiri hidupnya. Ia hanya terpikir atas perkataan Sehun padanya. Lalu ia menangis tersedu-sedu.

****

Sehun melamun seraya mengetuk-ngetuk mejanya hingga menimbulkan suara yang cukup mengganggu. Terus menerus selama beberapa menit. Sampai suara seseorang membuyarkan lamunannya.

"Sehun-ah, kau kenapa?" Kai muncul di kelas dengan kemeja seragamnya yang kancingnya tidak terkunci dua. Rambut berantakan. Tas yang digantung disalah satu sisi bahunya. Menarik kursi di belakang Sehun, lalu menaruh tasnya disana.

Sehun menoleh dengan malas. "Aku kenapa?"

Kai mengernyitkan dahi. "Hhm, kau terlihat... berantakan."

Sehun balas mengernyit. "Berantakan bagaimana? Kau yang berantakan. Lihatlah dirimu."

Kai melipat tangannya di dada. Menggeleng. "Ani, maksudku, bukan pakaianmu yang berantakan, tapi dirimu. Kau seperti zombie. Ohh, lihat kantung matamu yang menghitam itu. Menakutkan!" Kai mendesis.

"Hhh, aku tidak tidur semalaman. Memikirkan sesuatu."

"Wae? Irene masih menolakmu?" Kai menyeringai. Mengejek.

Menggeleng lemah. "Aniyo. Kita sudah resmi berpacaran," ucap Sehun.

Mata Kai membesar. "Heeeeeeeee?! Kau tidak mengabariku! Dasar tak tahu diri!"

"Yahh, aku ingin mengabarimu. Hanya saja, aku sedang tidak mood sekarang."

"Kenapa? Ceritakan padaku!"

"Ini semua karena Han So." Sehun melihat sekitar, lantas memelankan suaranya. "Dia penyebab Shin seonsangnim dipecat. Dia mencuri berkas itu dan membuangnya. Ada bukti CCTV."

Kai sudah membuka mulutnya, tapi Sehun melarang terlebih dahulu. "Ssttt, dengarkan dulu aku bicara," ucap Sehun. Kai hanya menuruti.

"Ada sisi dari diriku yang mengatakan bahwa aku harus membeberkan semuanya, yang akan menyebabkan kembalinya Shin seonsangnim dan dikeluarkannya Han So. Tapi ada sisi lain yang berkata bahwa aku terlalu jahat jika menyebabkan dikeluarkannya Han So. Lantas apa yang harus aku lakukan? Setidaknya aku harus mengorbankan salah satu jika begitu. Aku hanya ingin... Han So mengakui kesalahannya dan meminta maaf." Sehun menjelaskan.

Kai manggut-manggut. Tampak mengerti. "Ternyata kau masih punya sisi baik, ya? Kupikir kau iblis."

"Hushh, Kkamjong! Aku serius!"

"Kan, benar, itu sisi iblismu keluar."

Sehun melotot. Entah kenapa Kai merasa sedikit takut sehingga menjadi diam.

Cotton Candy [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang