-Kayaknya foto diatas waktu shooting buat Catman ya? Tapi ngeliatnya rada sedih kalo misalnya Sehun luka kek gitu :( semoga gak pernah deh!-
Koridor begitu ramai. Para murid keluar dari kelas mereka masing-masing. Guru-guru pun tidak masuk kelas untuk mengajar. Hal yang sangat jarang terjadi kalau saja benar-benar tidak ada suatu hal yang sangat penting. Para murid sibuk membicarakan perihal pemecatan Shin seonsangnim. Beberapa sibuk memberitahukan satu sama lain mengenai Shin seonsangnim yang katanya 'korupsi' dana pentas seni. Padahal mereka tidak tahu masalah yang sebenarnya.
Ditambah lagi dengan sebuah berita baru dari beberapa murid yang memang dikenal bagaikan 'pembawa berita berjalan'. Begitu cepat para pembawa berita berjalan itu mengetahui kabar itu, padahal sudah dirahasiakan oleh pihak sekolah.
Kabarnya adalah, uang SPP yang dipegang oleh bendahara sekolah yang tidak lain dan tidak bukan adalah Shin seonsangnim, hilang. Satu-satunya orang yang harus bertanggung jawab adalah ia sendiri.
Kabar itu begitu cepat menyebar di seluruh jurusan. Hampir seluruh murid mengenalnya. Ia dikenal dengan guru yang baik hati dan dekat dengan murid-muridnya. Beberapa tak percaya, membelanya. Beberapa juga malah menambah memanaskan suasana, menuduh yang tidak-tidak. Ya, murid-murid itu yang pernah gagal ujian di mata pelajarannya.
Sehun dengan setia menunggu Irene bangun. Sementara Kai telah pergi.
Irene menangis dalam tidurnya, membelakangi Sehun. Tidak ada suara isakan tangis. Hening. Hanya mereka berdua disana. Sehun tidak tahu kalau yeoja di depannya menangis.
"Hey.. Irene.. Kau menangis." Sehun melihat butiran bening mengalir lembut dari kelopak matanya saat Sehun mencoba untuk melihat wajah cantiknya yang sedang tidur.
"Irene, ada apa? Kenapa kau menangis? Ia bertanya dengan lembut.
Sehun memegang pundak Irene yang masih membelakanginya.
"Bangunlah, kau bisa cerita padaku."
Irene tidak berkutik.
"Irene-ya, kau tahu? Jika kau membutuhkan seseorang, aku ada. Memendam sesuatu sendiri hanya menyimpan luka dihati. Aku tidak memaksamu untuk bercerita, hanya saja, aku ada disini dan siap mendengar semuanya."
Irene membalikkan tubuhnya menghadap Sehun hingga posisi mereka saling berhadapan. Ia bangkit dari tidurnya.
Aku akan ke toilet.
Sehun ikut bangkit dari kursinya, "Aku akan mengantarmu."
Ia menggeleng lalu melangkah menuju toilet. Sebenarnya ia ingin lari dari tempat ini. Lebih tepatnya lari dari Sehun. Ia tidak tahan jika Sehun berada disini. Rasanya sakit sekali jika ada masalah dan tidak bisa menceritakannya pada orang lain.
Sayangnya Irene tidak bisa lari dari Oh Sehun.
Dipeluknya yeoja yang ia sukai dari belakang. Tangannya melingkar sempurna di pinggang ramping yeoja itu. Untuk yang pertama kali ia memeluknya. Terasa hangat. Sehun tahu ia tidak ingin ke toilet. Sehun cukup peka terhadap hal seperti ini, berkat Baekhyun yang pernah mengajarinya.
"Gwenchanha?" bisiknya pelan di telinga Irene.
"Kau boleh membuatku menunggu lama. Aku tidak tersakiti dengan hal itu. Tapi, melihatmu menangis seperti itu, tanpa aku tahu penyebabnya, itu menyakiti hatiku, Irene. Seakan aku merasakannya," ucapnya parau.
Pelukannya semakin erat, bahkan Irene tidak melawan.
Air mata yang sulit ia tahan tak dapat terbendung lagi. Tumpah semuanya. Dengan begitu, ia melepas tangan Sehun yang melingkar di pinggangnya. Berbalik, memeluk Sehun kembali. Pada saat ini ia bersyukur ada seseorang seperti Sehun disampingnya.