[Terimakasih untuk 1K votes!]
Aku meminta Sehun agar tidak menjemputku dirumah hari ini. Aku ingin pergi bersama eomma karena aku merindukan saat ia mengantarku ke sekolah. Bukannya aku manja, tapi aku memang merindukannya. Akhir-akhir ini aku selalu diantar Sehun.
Setelah sarapan pagi terlebih dahulu, aku langsung menaiki mobil. Duduk di depan, samping eomma yang menempati kursi kemudi.
Sungguh, aku merasa berbeda duduk di kursi ini. Tidak seperti sebelumnya. Hanya... terasa berbeda saja.
Eomma terlihat sangat bahagia hari ini. Dia membuatkanku banyak makanan. Padahal perutku tidak bisa mengisi banyak di waktu pagi hari. Bahkan rela bangun subuh-subuh demi membuatkanku makanan sebanyak itu. Juga menyiapkanku banyak bekal. Mungkin aku akan membagikannya pada Sehun, Hana, Sun Hee, Shin seonsangnim, atau temanku lainnya. Aku tidak akan mampu menghabiskannya.
Aku masih teringat surat yang kemarin aku temukan, surat dari appa. Aku tidak menyangka bahwa appa pernah mengirimkanku surat seperti itu. Mungkin kalau aku tidak membongkar isi rak bukuku, aku tidak akan pernah menemukannya.
Aku tersadar. Tidak seharusnya aku membenci appa-ku sendiri. Orang yang mengurusku sejak kecil, yang membiayaiku dalam segala hal. Meskipun appa dulu suka memaksaku, aku tahu bahwa ia menyayangiku. Tidak ada orangtua yang tidak menyayangi anaknya, bukan? Kalau pun ada, itu hanya dusta belaka. Bukan berarti tidak menyayangi, melainkan mungkin karena mereka tidak mampu membiayai anaknya dan memutuskan untuk menelantarkannya.
Karena sibuk dengan pikiranku sendiri, aku tidak menyadari bahwa mobil yang kunaiki sudah berhenti di depan gerbang sekolah.
"Eomma, aku pergi dulu!" kataku dengan semangat, seraya melambaikan tanganku pada eomma.
Eomma tersenyum, juga membalas lambaian tanganku. "Sampai jumpa dirumah nanti, chagi-ya! Masuklah."
Aku mengangguk. Membalikkan badan dan berjalan melewati halaman sekolah. Kulihat Hana dan Sun Hee berjalan di depanku. Begitu kentara meskipun dilihat dari belakang bahwa itu mereka. Aku berjalan dengan cepat, menyesuaikan langkah dengan mereka.
"Annyeong!" aku menyapa dengan semangat. Um, mungkin aku terlalu bersemangat, karena Hana dan Sun Hee sepertinya terkejut dengan sapaanku.
"Ahh, Irene... kau mengagetkanku!" Hana dan Sun Hee mengelus-elus dada secara bersamaan. Aku hanya terkekeh kecil melihatnya.
"Hehe, mian. Aku terlalu bersemangat!" Aku menggandeng tangan mereka masing-masing, lalu kami berjalan bersama-sama memasuki gedung. Walaupun kami berbeda jurusan yang tentunya berbeda kelas, tapi kami selalu berjalan bersama.
****
"Yak! Itu milikku!" Kai memarahi Baekhyun yang mengambil makanan yang ingin ia makan.
Tadi aku hendak mengajak Sehun, Hana, dan Sun Hee saja untuk makan bekal yang kubawa bersama. Tapi ternyata Sehun bersama dengan teman-temannya, jadi aku langsung mengajak mereka semua sekalian. Lebih banyak lebih baik. Meja panjang yang kami tempati pun bagaikan pasar. Begitu ramai. Tapi aku menyukainya. Aku belum pernah makan siang bersama seramai ini.
"Coba kau lihat, itu masih banyak! Kenapa kau ingin mengambil milikku?" Baekhyun bertanya.
Sebelum Kai menjawab, Chanyeol sudah melerai mereka terlebih dahulu. Padahal makanan yang Baekhyun ambil masih banyak, tapi Kai hanya menginginkan milik Baekhyun.
"Irene-ya, buka mulutmu." Sehun berkata seraya memegang sumpit, berniat menyuapiku makanan. Aku menatapnya ingin menolak, aku malu. Di depan teman-teman namja-nya yang duduk di hadapanku ini.