Lanjutan flashback
Lelaki itu berlari dan menolong Sherina yang sedang memungut barang-barangnya.
"Re..Refan" "kenapa kamu masih disini? Kamu belum pulang?" Tanya Rina.
Refan yang ditanya oleh Rina hanya diam dan melanjutkan memunguti barang dan membantu Rina untuk berdiri.
Refan menggandeng lembut tangan Rina dan membawanya ke ruang UKS.
"Kenapa kita kesini?"
"Kamu gak mau obatin luka kamu itu?" Jawab Refan akhirnya membuka suara sambil menunjuk dengan dagunya ke arah lengan Rina.
Rina pun melihat ke lengannya dan sepertinya ia baru sadar akan adanya luka itu.
Refan menuntun Rina untuk duduk di tepi ranjang. Refan mengambil kotak P3K, kemudian menarik pelan lengan Rina.
Tetapi Rina menarik kembali lengannya.
"Gak usah, gak papa. Lagipula ini gak sakit"
Refan yang tidak mau kalah tetap menarik lengannya Rina dan mengobatinya.
Di dalam ruang UKS itu, keheningan menyelimuti mereka. Tak ada diantara mereka yang bersuara. Sampai akhirnya....
"Kenapa kamu tidak melawan tadi?" Tanya Refan dingin yang akhirnya membuka suara lalu menyimpan kembali kotak P3K.
"Me..melawan apa?" kata Rina gugup.
"Aku tadi melihat semuanya"
"Me..melihat apa? Aku gak ngerti"
"Kamu gak perlu sembunyiin itu semua dari aku. Aku tadi melihat Sarah dan kedua temannya itu memarahi dan mengerjai kamu" kata Refan yang sudah menaikkan oktaf suaranya.
Rina kaget sekaligus merasa takut dengan Refan. Ia hanya diam menunduk.
Refan menghela nafas dan membuangnya kasar.
Refan menarik dagu Rina yang tengah menunduk itu dan mengarahkan wajah Rina tepat sejajar dengan wajahnya."Maaf tadi aku kebawa emosi. Aku sedih melihat kamu dibentak tadi oleh Sarah. Apalagi kamu sampai dijambak dan didorong olehnya." "Maafin aku, gara2 aku, kamu yang jadi terluka".
"Enggak apa2 kok. Itu bukan kesalahan kamu."
Mereka pun diam.
"Rin..."
"Ya.."
"Boleh aku minta satu hal ke kamu?"
"Minta apa?"
"Aku pengennya kamu merubah penampilanmu. Kamu itu cantik Rin,, cuma kecantikan kamu tertutupi oleh penampilanmu sekarang ini. Aku menginginkan ini bukan karena kasihan sama kamu. Aku hanya ingin kamu menjadi wanita yang pemberani. Kamu harus buktikan ke semua orang bahwa kamu bukan wanita kampung dan cupu, tapi kamu wanita yang pemberani dan bisa melakukan apapun semau kamu."
"Engg.. ta..tapi aku taku Ref"
"Kamu gak perlu takut, mereka semua juga manusia seperti kamu. Kamu harus bisa Rin,, ada aku di samping kamu" "Aku bakal jagain kamu Rin"
"Engg... nanti aku akan coba"
"Makasih ya Rin" ucap Refan tersenyum dan langsung memeluk Rina dengan kuat.
"Ehh.. Ref.. a..aku gak bisa nafas!"
"Ehh.. maaf maaf.." ucap Refan yang langsung melepaskan pelukannya.
"Kan kamu udah basah nihh,, gimana kita keluar?" Ucap Refan"Mau ngapain"
"Main bola!"
"Haa...???"
Refan pun langsung menarik Rina keluar dan menuju lapangan bola.
"Ref.. aku gak bisa main bola" ucap Rina menunduk karena malu.
"Udah ... kamu main aja. Nanti aku ajarin"
Mereka pun bermain bola di bawah hujan sambil tertawa riang. Rina yang tadinya merasa sedih, langsung digantikan oleh perasaan yang begitu gembira.
Mereka terus bermain, sampai akhirnya kelelahan menyerang mereka. Refan dan Rina lalu duduk di tengah lapangan yang masih dituruni hujan.
"Ref.. makasih ya.. kamu telah membuat aku gembira hari ini sekaligus menyadarkanku yang takut untuk menghadapi dunia". Ucap Rina sambil tersenyum kepada Refan.
"Hmm... makasih juga karena mau bermain bola denganku. Soalnya aku ditinggal teman2ku, padahalkan aku pingin main bola ama mereka!" Ucap Refan dengan suara mengeluh seperti anak kecil. Lucunya...
"Hahahaha... iya"
Tiba-tiba...
"Rin..!" Panggil Refan yang sekarang menatap lekat mata Rina.
Rina yang merasa ditatap oleh Refan, seketika hatinya berdegup kencang.
"Iy..iya"
Refan masih terus menatap lekat mata Rina. Rina yang merasa risih ditatap seperti itu akhirnya membuka suara karena entah kenapa ia merasa gugup dan hatinya terus berdeba.
"Re..ref kamu kenapa menatap aku seperti itu?"
Refan masih terus menatap Rina sampai akhirnya Refan perlahan mendekat dan terus mendekat ke arah Rina, sampai akhirnya jarak mereka benar-benar dekat dan "cup"
Refan mencium bibir Rina. Rina yang kaget akan hal itu perlahan menutup matanya.
Refan kemudian melepaskan ciuman mereka.
"Aku cinta kamu Rin"
"A..ak..aku aku juga cinta kamu" ucap Rina menunduk malu.
Refan yang senang mendengar hal itu tersenyum lalu memeluk Rina dengan penuh kasih sayang.
--------
Maaf kalau kependekan. Dan juga di part ini hanya berisi flashback semua.
Jangan lupa VoMentnya yoo...
Aishiteru... 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Love At First Sight
Teen FictionMungkin banyak yang tidak percaya dengan love at first sight. Tapi, siapa sangka jika ada wanita yang sudah pernah mengalaminya. Dia Sherina, sudah menyukai Reyhan sejak pertama kali melihatnya. Memang aneh rasanya, ia tidak pernah mengalami hal sem...