Saat ini mereka berempat sudah berada di rooftop yang pernah mereka datangi. Pemandangan disana masih tetap sama serta suasananya. Kecuali bertambahnya debu yang ada di sana.
Sebelum duduk di sofa itu, mereka bekerja sama untuk membersihkan rooftop itu sekaligus dengan sofa. Siapa juga yang mau duduk ditempat yang berdebu?
Rasa lelah pun menghampiri mereka. Semuanya duduk di sofa itu. Suara nafas mereka yang ngos-ngosan saling beradu.
"Huh!! Capek banget gue!!" Keluh Aika menghembuskan nafasnya kasar.
"Bukan cuman kamu yang. Kita juga capek" ucap Raka kepada pacarnya itu.
"Ebi nya kok lama banget datangnya?" Tanya Reyhan.
"Katanya sih udah di jalan. Tunggu aku tanyain dulu" jawab Rina sambil mengeluarkan ponselnya dari dalam tas kecilnya itu.
Tangannya sibuk mengotak-atik ponselnya itu.
"Eh, si Ebi udah didepan!" Rina sontak berdiri dari duduknya.
Semua melihatnya dengan tatapan bingung.
"Kalian kenapa lihatin gue kayak gitu?" Merasa tatapan dari teman-temannya itu, akhirnya ia bertanya.
"Kok lo ndiri sih? Emang seheboh gitu apa Ebi udah didepan?" Tanya Aika yang disambut anggukan oleh yang lain.
"Jemput Ebi didepan lah. Udah ayok!" Ajaknya kepada teman-temannya itu.
"Ya ampun sayang... Kamu gak usah repot buat ke bawah lagi. Ebi nya aja yang suruh ke sini. Nanti kamu dua kali capek lagi naik turun tangga" jelas Reyhan.
Lantas Rina menepuk jidatnya itu. "Oh iya ya! Hehehe..." kembali ia sibuk dengan ponselnya.
Tak lama kemudian, orang yang mereka tunggu-tunggu dari tadi sudah berada dihadapan mereka saat ini.
"Hai" sapanya.
"Hai"
"Maaf telat, tadi ada hal yang harus gue urus" ucapnya dengan rada bersalah.
"Gak papa kok Bi. Duduk...duduk..." ucap Raka.
"Nah, karena lo udah disini, sekarang apa yang mau lo bilang ke kita-kita" ucap Aika.
"Ehmm... sebelumnya gue minta maaf soal kejadian foto itu. Gue benar-benar minta maaf"
"Kenapa lo minta maaf? Malahan gue mau berterima kasih ke lo karena sudah nolongin gue malam itu" ucap Reyhan.
"Gini guys... jadi---" Rina akhirnya menjelaskan semuanya.
"LO KOK TEGA SIH BI?" Bentak Aika.
"Sayang, tenang dulu" Raka mencoba menenangkan Aika.
"Gue benar-benar minta maaf. Gue ngaku salah. Tapi---" ada jeda sebelum ia melanjutkannya. "Tapi gue ngelakuin itu buat keluarga gue. Gue gak mau keluarga gue hancur. Gue gak mau ngelihat nyokap gue sedih"
"Lo di ancam Bi?" Tanya Raka yang dijawab anggukan oleh Ebi.
"Emang Sarah bakal ngelakuin apa sama keluarga lo?" Tanya Reyhan.
"Pertama dia bakal ngancurin perusahaan bokap. Dan juga dia bakal buat nyokap gue menderita. Gue gak mau itu terjadi. Nyokap gue lagi sakit-sakitan. Dan gue gak mau lihat dia lebih menderita"
"Sarah benar-benar sudah gila!!" Ucap Aika dengan penuh amarah.
"Kalian pasti sudah tau kan kalau Sarah setahun lebih tua dari kita?" Semuanya mengangguk.
"Iya Bi. Tapi kok dia bisa sekelas sama gue?" Tanya Rina.
"Sebenarnya----"
"Sebenarnya?" Tanya Raka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love At First Sight
Teen FictionMungkin banyak yang tidak percaya dengan love at first sight. Tapi, siapa sangka jika ada wanita yang sudah pernah mengalaminya. Dia Sherina, sudah menyukai Reyhan sejak pertama kali melihatnya. Memang aneh rasanya, ia tidak pernah mengalami hal sem...