Tibalah mereka di sebuah rumah yang cukup luas itu. Ya, setelah menempu perjalanan selama hampir 30 menit, akhkirnya mereka tiba di tempat tujuan. Selama di perjalanan, Reyhan selalu membuat lelucon yang akhirnya membuat Rina menjadi sakit perut akibat ia tak ada hentinya tertawa.
Rumah itu terlihat sepi. Tapi tidak terlihat gelap meskipun sepi. Lampu-lampunya dinyalakan.
"Yuk masuk Rey! Cacing-cacingnya udah pada demo kayaknya"
"Iya, cacing-cacing aku juga udah pada dj kayaknya"
Mereka berdua masuk ke dalam rumahnya Rina dan langsung pergi ke dapur.
"Yahh, baksonya udah dingin. Gimana dong?" Tanya Reyhan yang merasa kecewa.
"Tenang aja Rey. Kan tinggal dipanasin aja dulu"
"Oh iya ya!! Yaudah kamu panasin aja tuh bakso, aku mau nonton tv dulu deh!" Setelah mendapat anggukan dari Rina, ia pun berjalan menuju ruang tv.
Tidak butuh waktu lama, akhirnya baksonya sudah panas kembali. Rina pun mengambil 2 mangkuk di dalam lemari untuk menyalin baksonya.
Dengan perlahan-lahan ia berjalan menuju ruang tv sambil membawa 2 mangkuk bakso di tangannya.
"Wihh.... udah siap toh!" Ucap Reyhan kegirangan saat melihat Rina.
"Duh, bantuin dulu sini!" Omel Rina yang menatap Reyhan jengkel.
"Iyeiye. Sini yang satunya. Waduh... baunya tuh tambah bikin aku laperr.." Reyhan mencium aroma baksonya.
Mereka berdua akhirnya makan sambil sesekali berbincang satu sama lain.
"Uhh... kenyangnya...!!" Ucap Rina sambil mengelus perut ratanya.
Reyhan hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat kelakukan pacar satunya ini.
"Besok ada tugas gak Sher?" Tanya Reyhan tiba-tiba.
"Engg..." Lama Rina berpikir dan tiba-tiba raut wajahnya berubah seakan-akan mengingat sesuatu. "Besok ada mipa gak?"
"Hmm.... ada. Mang ken---" ucapan Reyhan terpotong.
"AAAAAAA.... BESOK ULANGAN MIPA!!! GUE BELUM BELAJAR" tiba-tiba Rina berteriak sehingga membuat Reyhan mau tak mau menutup telinganya.
"Ya Allah sayang... gak usah teriak-teriak gitu"
"Aku belum belajar Rey!" Ia pun mengecek jam yang ditempel di dinding ruang tamu. "Ya ampun! Udah jam delapan" Ia pun terbirit-birit menaiki tangga menuju kamarnya.
"Rinaa tungguu..!" Reyhan bergegas menyusul Rina di kamarnya.
Dilihatnya kini Rina sedang mengobrak-abrik meja belajarnya.
"Kamu ngapain?" Tanya Reyhan heran dengan Rina yang mengobrak-abrik meja belajarnya. Bukannya langsung belajar, ini malah berantakin meja belajarnya.
"Nyari buku mipa! Duh, dimana lagi tuh buku??!!" Jawabnya yang masih mencari-cari tanpa melihat ke Reyhan.
Dengan santainya, Reyhan masuk ke dalam kamar itu sambil melihat ke sekelilingnya. Di perhatikannya kamar pacarnya itu. Sungguh rapi dan baunya khas Rina. Tatapannya berhenti di satu titik objek, sebuah foto yang di pajang di atas meja.
Di foto itu nampak seorang wanita dengan rambut di kepang dua. Wanita itu juga memakai kaca mata bulat sehingga membuat ia terlihat begitu lucu menurut Reyhan. Wanita itu memakai seragam putih biru yang bajunya di masukkan ke dalam rok sekolahnya. Sungguh menggemaskan!
Reyhan terus memperhatikan wanita yang ada dalam foto itu, sedetik kemudian, keningnya mengkerut.
"Ini kamu Sher?" Tanyanya yang masih terus memperhatikan foto itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love At First Sight
Teen FictionMungkin banyak yang tidak percaya dengan love at first sight. Tapi, siapa sangka jika ada wanita yang sudah pernah mengalaminya. Dia Sherina, sudah menyukai Reyhan sejak pertama kali melihatnya. Memang aneh rasanya, ia tidak pernah mengalami hal sem...