Part 22

127 4 0
                                    


Entah apa yang sedang terjadi, saat itu mereka hanya saling menukar pandangan seakan bertanya apa yang sebenarnya terjadi.

Yah, kini dikelas itu hanya ditempati mereka berempat karena saat ini adalah waktunya istirahat. Suasana kelas itu sangatlah tenang, tidak seperti biasanya. Raka dan Aika benar-benar tidak tau apa yang terjadi antara mereka berdua. Reyhan dan Rina, lebih tepatnya ada apa dengan Reyhan.

Semenjak kejadian itu, Reyhan berubah. Ia jadi lebih banyak diam juga sering melamun. Diajak bicara, malah gak nyambung. Disaat jam istirahat,  dia cuma berdiam diri di kelas. Seperti sekarang ini, Reyhan malah asyik dengan dunianya sendiri.

"Rey... lo kenapa sih? Kita ke kantin yuk" Sudah sedari tadi Raka mencoba membujuk Reyhan. Tapi hasilnya nol.

"Reyhan... jangan kayak gini dong. Aku kan jadi sedih lihatnya. Rey..." ucap Rina sambil menggoyang-goyangkan tangan Reyhan.

Reyhan pun kembali ke dalam dunia nyatanya. Ia menoleh ke arah Rina dan betapa terkekutnya ia saat melihat air bening yang mengalir dipipi orang yang sangat disayangnya. Ia pun menghapus air bening itu lalu mengelus lembut sebelah pipinya dengan satu tangannya.

"Jangan nangis" hanya itulah yang dikatakan Reyhan.

"Kamu sih gitu. Bikin aku panik tau!" Omel Rina. Melihatnya begitu, Reyhan mengukir sedikit senyumannya karena kelakuan Rina yang begitu menggemaskan.

"Ya udah, aku minta maaf karena sudah buat kamu panik tadi" tetapi Rina tetap saja masih cemberut.

"Ai, mending kita pergi aja dari sini yuk! Daripada jadi obat nyamuk" ajak Raka yang dibalas anggukan oleh Aika.

"Bener, malas gue amah mereka berdua." Reyhan dan Rina seakan tidak peduli apa yang terjadi disekitar mereka. "Tuh kan! Dicuekkin lagi. Udah ah ayok!"

"Sayang... maafin aku yaa. Jangan cemberut gitu dong mukanya. Okey, sekarang gini deh! Kamu maunya apa? Aku bakal nurutin semuanya." Mendengar itu, Rina mengubah wajahnya yang tadi cemberut menjadi sumrigah dan berbinar-binar.

"Bener?" Tanya Rina untuk memastikannya yang dijawab dengan anggukan.
"Ehmm... kita pergi ke cafe deket taman yang biasa aku datangin aja deh. Lagi pengen cappucino ama cake"

"Ya udah. Pulang sekolah kita langsung kesana aja"

***

Sherina POV

Tibalah kami di cafe ini. Sebenarnya sih tadi aku mau ajakin Reyhan ke taman bermain aja supaya aku bisa buat mood nya Rey jadi lebih baik. Sumpah, aku penasaran banget apa yang terjadi dengan Rey. Siapa orang yang selalu datang mengganggu hidupnya Rey? Dan kenapa orang itu mau ngambil aku dari Rey? Apa orang itu kenal denganku? Dan siapa itu Kiran? Banyak sekali pertanyaan yang ingin aku tanyakan pada Rey. Tapi aku tidak bisa memaksakan kehendaknya untuk bercerita. Mungkin Rey butuh waktu.

Aku pun memilih tempat duduk didekat jendela. Aku memesan minum dan juga kue. Sedangakan Rey, hanya memesan minum. Sungguh aku gak tega melihatnya menjadi murung seperti ini.

Karena gak mau membuat mood nya Rey menjadi bertambah buruk, aku pun mengedarkan pandanganku kesekeliling cafe ini. Dan mataku berhenti disatu titik yaitu dimeja yang berada dipojokan. Mataku sekali lagi memastikan apa yang kulihat. OMG. Itu mamanya Rey. Apa aku harus kasih tau Rey?

"Ehmm.. Rey" panggilku dengan pelan.

"Hmm?"

"Ehh... itu--" ucapanku terpotong saat nada dering telefon berbunyi dan yang lebih parah lagi, itu berasal dari hp-nya Reyhan. Sial!

"Halo"

"-----"

"Kenapa harus gue?"

"-----"

"Gue gak bisa. Yang lain aja"

"-----"

"Tap--"

"-----"

"Iya-iya gue kesana" Reyhan mematikan telfonnya dan wajahnya berubah menjadi bersalah. Entahlah!

"Ehm.. Sher, kayaknya aku harus pergi deh"

"Kemana?" Masa iya sih dia ninggalin aku gitu aja.

"Nyokapnya temen aku pingsan dirumah. Dan dirumahnya gak ada siapa-siapa. Temen aku gak bisa bawa mobil. Buat manggil taksi aja susah, karena rumahnya itu dijalanan yang sepi. Jadi aku harus kesana buat antarin nyokapnya ke rumah sakit" jelas Reyhan panjang. Sial. Berarti aku bakal ditinggalin gitu aja?

"Oh, yaudah"

"Kamu gak papa kan pulang sendiri. Atau kalau aku udah selesai antarin nyokapnya, aku bakal datang buat jemputin kamu disini"

"Gak usah. Nanti aku hubungin Farhan aja deh buat jemput"

"Beneran gak papa?"

"Hmm"

"Yaudah aku pergi ya" ucapnya sambil mengacak pelan rambutku.

Dan sekarang tinggallah daku seorang diri disini. Eh gakdeng. Kan masih ada pengunjung lain. Ah iya! Nyokapnya Rey masih ada gak ya? Ku tolehkan kepalaku kepojok dan ternyata memang masih ada.

"Gue nyamperin aja kali ya" gumamku dengan pelan. Yakali gue ngomong keras-keras, dikira udah gila kali gue.

Dan akhirnya aku memutuskan buat nyamperin calon mertua. Ckck.

"Tante.."

"Eh Rina. Kamu disini juga?"

"Iya tan"

"Sini duduk, temenin tante" aku hanya mengikutinya saja.
"Kamu sendiri aja Rin? Reyhan mana?" Reyhan ninggalin aku tan tadi. Tega banget dia ninggalin bidadari sendirian di cafe.

"Tadi emang Rina sama Reyhan, tapi katanya temennya nelfon buat bantuin antarin nyokap temennya ke rumah sakit"

"Ohh... kabar kamu gimana sayang?"

"Baik tan. Tante gimana?"

"Baik juga. Ehmm, Rin soal kejadian yang waktu itu, tante minta maaf ya."

"Gak papa tante."

"Kamu--- gak penasaran?"

"Sebenarnya sih iya. Tapi Rina gak maksa buat ceritainnya kok. Kalau memang Rina gak punya hak buat tau."

"Ehm, tante mau ceritainnya kok. Soalnya tante jadi semakin khawatir dengan keadaan Rey saat ini. Dia lebih banyak mengurung dirinya dikamar semenjak kejadian itu"

"Kamu tau kan Reyhan punya trauma api?" Yang kujawab dengan anggukan. "Nah, waktu umurnya 13 tahun, dia lihat kejadian saat temennya jadi korban kebakaran"

"Temennya itu siapa tan?"

"Kiran"

"Kalau boleh tau Kiran itu siapa? Bukannya waktu itu Reyhan pernah bilang kalau ada yang membunuh Kiran"

"Sebenarnya orang yang dimaksud Reyhan waktu itu bukanlah orang yang ngebunuh Kiran. Awalnya tante kira itu hanyalah sebuah kecelakan, tapi ternyata setelah papanya Reyhan mencari tau semuanya, ada orang yang memang sengaja ngebuat kebakaran itu" ya ampun. Tega banget orang itu. Bener-bener gak punya hati.

"Dan Kiran itu-- dia adalah wanita yang disukai oleh Reyhan dan juga kakaknya"

"Kakak? Loh, bukannya Reyhan anak tunggal tan?"

"Itulah yang diketahui Reyhan sekarang ini. Tapi sebenarnya dia punya kembaran."

"Hah??"

-------------

Anjirr... Reyhan punya kembaran??? Reyhan aja ganteng apalagi kembarannya.

Yang kembarannya punya Ainun aja deh tante. Kan Reyhan udah punya Rina, jadi kembarannya juga gak papa kok tan.

Hahahaha.....

Pleaseee VoMentnya guys...

Xoxo
😉

Love At First SightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang