Part 11

139 4 0
                                    


Sesampainya mereka di sekolah, semua siswa yang saat itu berada diparkiran hanya melihat ke satu titik objek yaitu Reyhan dan Rina.

Hingga mereka berada di koridor sekolah pun, masih terus diperhatikan oleh para siswa.

Kejadian itu, membuat heboh satu sekolah. Pasalnya seorang Reyhan yang dikagumi ole para kaum hawa, sekarang sedang menggandeng seorang wanita yang mungkin banyak tak mengenal Rina.

Yappss sejak dari parkiran sampai di koridor sekolah, Reyhan menggenggam jemari Rina. Rina yang diperlakukan seperti itu sontak terkejut tapi akhirnya ia pun menerimanya.

Sesampainya mereka didepan kelas, Rina melepas genggaman tangan itu.

"Kenapa dilepas?" Tanya Reyhan setelah melihat kearah genggaman mereka yang ternyata sudah dilepas sepihak oleh Rina.

"Gak enak dilihatin anak-anak dikelas. Apalagi tadi banyak siswa yang gak suka lihat lo tadi gandeng gue" ucap Rina yang mencoba menjelaskan.

"Gak usah pikirin apa kata mereka"

"Tapi gue gak mau diledekin sama anak-anak dikelas"

"Hmm... ya udah.. kita gak usah gandengan aja lagi. Sebenarnya tadi gue gandeng lo cuma takut lo ilang nantinya"  kata Reyhan yang mencoba menahan tawanya.

"Ihh.. jadi tadi cuma gara-gara lo takut gue ilang? Gue bukan anak kecil kalii.." ucap Rina cemberut.

Reyhan yang melihat itu langsung tertawa lalu mengacak pelan rambut Rina.

"Bercanda Sher.. gak usah cemberut gitu dong.." bujuk Reyhan seraya mencubit pelan pipi Rina karena gemas.

"Lo sih... gue kira tadi lo emang ma--" ucap Rina terpotong

"Emang apa?" Ucap Reyhan dengan nada menggoda.

"Tau ah..!"

"Gak mau digandeng lagi nih?? Siapa tahu lo ilang tiba-tiba lagi"

"Lo... Udah ah gue mau masuk kelas. Awas jangan halangin jalan gue" ucap Rina sebal.

Rina yang masih dapat memdengar tawa Reyhan dibelakang hanya bisa menggerutu sebal.

Jam pelajaran pum dimulai. Pelajaran pertama adalah matematika. Ibu Ingka pun masuk dan memulai pelajarannya.

Sementara Ibu Ingka lagi menjelaskan, Reyhan dengan jahilnya menusuk-nusuk belakang Rina dengan pulpennya.

"Sher..!" Panggil Reyhan pelan.

Tak ada sahutan dari Rina, ia masih terus fokus ke arah papan tulis memperhatikan apa yang Ibu Ingka sampaikan.

"Sher..!" Panggil Reyhan lagi.

Tetap gak ada sahutan.

"Sherina !!" Panggil Reyhan lagi.

"Isshh... ada apasih lo manggil-manggil? Di marahin Ibu Ingka lo baru tau rasa!" ucap Rina sebal mengingat kejadian tadi sambil menoleh ke belakang.

"Lo masih marah yaa??"

"Tau"

"Jangan ngambek gini dong Sher.. Nanti muka lo tambah tua lagi"

"Gue gak marah sama lo"

"Kalau gak marah, hadap sini dong! Gue pengen lihat wajah lo"

"Rey! Lo bisa diem gak sih?? Itu Ibu Ingka lagi menjelaskan, lo malah gangguin Rina" omel Raka yang sedari tadi memperhatikan kelakuan Reyhan.

Aika yang melihatnya hanya menggeleng-gelengkan kepala.

Reyhan dan Rina pun saling berdebat satu sama lain. Tiba-tiba...

"Reyhan! Rina! Kenapa kalian malah ngobrol saat saya menjelaskan?" Ucap Ibu Ingka dengan mata melotot.

"Reyhan nih bu! Dia dari tadi gangguin saya" ucap Rina menyalahkan Reyhan.

"Loh..? Kok gue?" Ucap Reyhan dengan polosnya.

"Emang lo!" Bantah Rina.

"Sudah sudah.. Lebih baik sekarang kalian berdua keluar, dari pada hanya membuat kekacauan disini! Cepat keluar!" Perintah Ibu Ingka.

"Yahh kan Bu dia yang salah. Masa saya juga harus keluar?" Ucap Rina membela diri.

"Kalian yang keluar? Atau saya yang keluar?"

Dengan terpaksa Rina melangkahkan kakinya keluar kelas. Reyhan yang mengikutinya dari belakang hanya bisa menahan tawanya.

"Gara-gara lo nih!" Ucap Rina.

"Lah kok gue terus yang disalahin?"

"Ah tau ah! Nyebelin lo!"

"Sher.."

Tak ada balasan.

"Sherina.." panggil Reyhan yang menoel-noel pipinya Rina.

"Apaan?"

"Kita ke rooftop yuk! Daripada disini, kan gak enak dilihatin orang"

Rina yang tak melihat ke arah Reyhan sekarang langsung menoleh kearahnya dengan mata berbinar.

"Ayook!" Ucap Rina dengan semangat.

"Ck. Diajak ke rooftop aja langsung semangat."

"Iya dong! Udah ayok" ucap Rina yang langsung menarik tangan Reyhan.

Sesampainya di Rooftop, Rina langsung berlari melihat pemandangan yang ada disana. Sementara Reyhan hanya duduk bersandar didinding yang berjarak sekirat 2 meter dari tempat Rina.

Setelah puas, Rina berjalan kearah Reyhan.

"Makasih sudah ajak gue kesini"

"Hmm.. Emang lo suka dengan rooftop?"

"Iya! Gue suka banget dengan namanya tempat yang tinggi. Karena kita bisa bebas buat teriak sekaligus melihat pemandangan yang ada"

"Nanti kita kapan-kapan ke villa keluarga gue yuk yang ada di puncak"

"Beneran?"

"Hmm.." ucap Reyhan dengan mengaggukan kepala.

"Yeay! Tapi gue masih marah sama lo" ucap Rina yang langsung cemberut.

"Kok gitu sih? Kirain udah gak marah lagi..." ucap Reyhan memelas. "Hmm.. lo minta apa? Gue kabulin deh! Tapi jangan marah lagi dong!" Lanjutnya.

"Beneran?"

"Iya! Lo maunya apa?"

"Beliin gue es krim di depan situ. Tapi yang cupnya besar"

"Cuma itu?"

"Iya!"

"Oke. Yuk kita beli" ajak Reyhan menarik tangan Rina.

-------

Hahaha...
Ini mah malah Reyhan yang ngejar cintanya Rina.

Jangan lupa VoMentnya..

Lop yu😘💕

👉

Love At First SightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang