"Bagus juga kerjaan lo" ucap seorang wanita yang kini mereka sedang berada di sebuah ruangan."Lo ngapain sih sekolah disini?"
"Suka-suka gue dong! Masalah?"
"Sar, lo kok tega ngelakuin itu?" Tanya seorang wanita lagi yang kini sedang duduk berhadapan dengannya.
"Lo bilang gue tega? Dia yang salah! Dia udah ngambil orang yang gue sayang. Dan dia udah NGEBUNUH ORANG ITU"
"Dia gak membunuh orang Sar. Lo yang udah ngebunuh Refan"
"DIAM!!! LO YANG SEBENARNYA YANG NGEBUNUH REFAN!!"
"GUE GAK MUNGKIN NGELAKUIN ITU KALAU BUKAN LO YANG SURUH "
"DIAM ATAU KELUARGA LO HANCUR!!"
"Gue gak takut dengan ancaman lo"
"Ohh... lo gak takut? Lo gak takut kalau gue ngehancurin perusahaan bokap lo dan buat keluarga lo bangkrut? Lo gak takut kalau gue bilang semuanya ke nyokap lo yang penyakitan itu kalau sebenarnya gue----"
"STOOPP!!" Sarah tersenyum miring. "Mau lo apa hah??!"
"Bunuh dia"
"Hah??"
"Gue mau lo bunuh Rina dengan tangan lo sendiri"
"Lo gila Sarah. Lo psikopat!! Tempat lo seharusnya gak disini. LO SEHARUSNYA DI PENJARA SEKARANG"
"DIAM LO!! KALAU GUE DI PENJARA, BERARTI LO JUGA DI PENJARA. LO GAK INGAT ITU?"
"LO SEHARUSNYA DARI DULU DI PENJARA KARENA LO UDAH----"
"GUE BILANG DIAAMMM!! Gue gak akan segan-segan buat ngenhancurin keluarga lo itu" wanita yang sekarang duduk dihadapannya hanya bisa menahan amarahnya.
"Gue gak mau
"Ohh... jadi lo gak mau ngelakuin itu buat gue? Iya? Kalau begitu jangan salahin gue kalau keluarga lo hancur dalam sekejap" kemudian dia pergi meninggalkan wanita itu.
Sekarang entah apa yang ia harus lakukan sekarang. Dia gak mungkin ngebiarin wanita psikopat itu ngehancurin keluarganya. Dia gak mau itu terjadi. Satu-satunya cara adalah membongkar sifat busuk wanita gila itu.
***
Disini ia sekarang. Menunggu seorang wanita dan ingin menceritakan semuanya ke orang itu. Dia sudah tak tahan lagi. Walaupun resikonya harus dia terima.
"Maaf gue telat. Lo udah lama?" Wanita yang dia tunggu-tunggu telah ada dihadapannya sekarang. Ya, dia adalah Rina. Orang yang gak bersalah sama sekali tapi gara-gara wanita gila itu dia harus merasakan sakit.
"Gak kok. Gue juga baru datang"
"Oh ya, lo mau ngomong apa? Tumben lo ngajak gue gini"
"Maaf Rin. Gara-gara gue lo nyimpan rasa sakit itu sampai sekarang. Gara-gara gue lo jadi salah paham dengan foto itu"
"Maksud lo apaan sih Ebi? Lo kok tau pasal foto itu?" Rina semakin bingung dibuatnya.
"Maafin gue Rin. Gue emang bodoh! Sebenarnya gue yang ngirim foto itu ke lo" ucap wanita itu yang diketahui namanya adalah Ebi.
"Ja--jadi lo yang ngirim itu Bi? Lo kok tega sih Bi??"
"Maafin gue Rin, maaf"
"Sekarang gue cuma mau minta penjelasan dari lo kenapa lo ngelakuin itu semua?"
"Sebenarnya Reyhan gak ngelakuin itu ke Sarah. Awalnya Sarah mencoba buat nyium Reyhan, tapi sebelum itu terjadi, Reyhan ngedorong Sarah dan nampar Sarah. Reyhan cowok yang baik buat lo Rin. Walaupun dia mabuk berat, dia masih bisa tau mana yang baik dan mana yang gak baik"
Rina tercengang mendengar itu semua. Ternyata dugaannya selama ini salah. Dia salah menilai Reyhan. Tapi kenapa Ebi ngelakuin itu.
"Trus kenapa lo ngirim foto itu ke gue?"
"Gue minta maaf Rin. Gak seharusnya gue ngelakuin itu. Gue yang udah buat Reyhan mabuk Rin. Gue udah nyampurin sesuatu ke dalam minumannya. Gue yang udah ngambil gambar mereka saat itu. Gue yang udah ngirim foto itu. Dan itu semua gue lakuin gara-gara SARAH YANG SURUH"
"Sar---rah?"
"Iya Rin. Dia yang nyuruh gue buat lakuin itu semua"
"Kok lo mau sih Bi?" Rina benar-benar dibuat shock hari ini.
"Karena gue di ancam"
"Di ancam?"
"Kalau gue gak mau ngelakuin itu, dia bakal hancurin keluarga gue Rin. Dia mau ngehancurin perusahaan bokap gue. Dan dia pengen nyakitin nyokap gue"
Sarah benar-benar keterlaluan. Dengan teganya dia mau ngehancurin sebuah keluarga yang mungkin dalam keadaan baik-baik saja.
"Sarah benar-benar seorang iblis" amarah Rina sekarang sudah di ubun-ubun.
"Dan psikopat" Ebi menyambung perkataan Rina.
"Psikopat?"
"Iya. Tadi dia nyuruh gue buat ngebunuh lo dengan tangan gue sendiri. Dan gue gak mungkin ngelakuin itu. Gue masih punya hati Rin"
Sekali lagi Rina dibuat shock hari ini. Entah sudah berapa fakta yang ia ketahui dan itu semua membuat hatinya sakit. Selalu ia bertanya-tanya apa salah dia ke Sarah. Apa yang sudah ia lakukan sehingga Sarah sangat membencinya sampai-sampai tega mau ngebunuh dia. Untung saja Ebi masih punya hati, kalau tidak, mungkin sekarang nyawanya sudah tak tertolong lagi.
"Makasih Bi. Gue gak tau lagi harus ngapain kalau misalnya lo sampai menuhin ide gila itu"
"Sama-sama Rin. Lo gak seharusnya berterima kasih ke gue. Karena gue udah banyak kali nyakitin lo. Gue udah ngebuat orang yang lo sayang pergi meninggalkan lo"
"Maksudnya?" Ini apa lagi maksud Ebi. Terlalu banyak rahasia yang tidak diketahui nya.
"Gue akan cerita semuanya ke lo Rin. Dan gue mau Reyhan juga tau ini semua" Ebi tersenyum.
"Jangan bikin gue penasaran dong Bi. Ah .. gak asik lo" Rina memanyunkan bibirnya. Ia merasa kesal dengan jawaban yang diberikan Ebi.
"Nanti lo dan Reyhan juga akan tau semuanya kok"
"Apa ini berkaitan dengan Reyhan?" Tanya Rina.
"Gue belum bisa kasih tau sekarang Rin. Pokoknya besok lo kasih tau gue dimana tempat yang akan gue datangi. Jangan lupa juga bawa Reyhan. Kalau perlu lo bawa juga sekalian Aika sama Raka. Karena semakin banyak orang yang tau, gue yakin kita bakal bisa ngebuat Sarah sadar apa yang telah ia lakukan selama ini. Kalau gitu gue pergi dulu yah Rin. Kasihan nyokap gue sendirian di rumah" Ebi tersenyum lalu pergi dari cafe itu.
Sekarang tinggallah Rina yang di penuhi dengan segala rasa penasaran. Ia sudah tidak sabar menunggu hari esok.
______________________________
Gimana chapter ini...??
Yeayyy.... besok lebaran....
Selamat malam takbiran guys...Special nih aku update nya tiga part...
Maafkan keterlambatan update yaaa...Ainun beserta keluarga mengucapkan selamat hari raya idul fitri. Mohon maaf lahir dan batin.
Ditunggu Vote and Comment yaaa...
Xoxo
😉😄
KAMU SEDANG MEMBACA
Love At First Sight
Teen FictionMungkin banyak yang tidak percaya dengan love at first sight. Tapi, siapa sangka jika ada wanita yang sudah pernah mengalaminya. Dia Sherina, sudah menyukai Reyhan sejak pertama kali melihatnya. Memang aneh rasanya, ia tidak pernah mengalami hal sem...