"Assalamu'alaikum..." seorang wanita paruh baya memasuki kelas. Membawa tas lalu menaruhnya di atas meja yang ada di depan kelas.
"Wa'alaikum salam.." jawab seluruh siswa yang berada di kelas itu serempak.
"Ibu mau menyampaikan sesuatu kepada kalian semua" semuanya menjadi hening. Perhatian mereka semua tertuju didepan kelas menunggu kalimat lanjutan yang akan disampaikan. "Teman kalian Ebi Purnamawati sudah tidak lagi bersekolah disini. Orang tuanya memindahkannya ke sekolah lain. Jadi, kita kekurangan satu murid di kelas ini"
Semua menampakkan wajah terkejut mendengar hal itu. Terutama keempat orang yang duduk didekat jendela itu. Yang tak lain adalah Sherina, Reyhan, Aika dan Raka.
"Alasan dia pindah kenapa bu?" Tanya Raka selaku ketua kelas.
"Alasannya karena orang tuanya sudah tidak mampu lagi membiayai sekolah Ebi disini" jawab guru itu.
Alasannya sangat masuk akal. Mengingat dia telah menceritakan bagaimana keadaan keluarganya sekarang. Perusahaan ayahnya bangkrut tiba-tiba. Semua itu terjadi akibat tindakan Sarah yang terlalu cepat. Dan terlebih lagi, hari ini Sarah tidak masuk sekolah. Tak ada kabar darinya.
"Kita harus segera bergerak cepat. Jangan sampai nyokapnya Ebi mengetahui tentang anak itu" ucap Rina.
Semuanya mengangguk.
"Benar. Dia terlalu cepat bertindak" ucap Raka.
Rencananya selepas pulang sekolah, mereka akan menemui Ebi terlebih dahulu. Setelah itu mereka akan memikirkan rencana selanjutnya.
***
Saat ini mereka sedang berada di satu mobil yang pemiliknya adalah Raka. Mereka memutuskan memakai mobil Raka saja karena Reyhan hari ini membawa motornya.
Tadi Rina sudah mencoba menghubungi Ebi, tapi tak satu pun panggilan darinya terjawab. Sekarang tujuan mereka pergi ke rumahnya Ebi. Tak lama mereka sudah sampai tujuan.
"Ini rumahnya?" Tanya Aika setelah keluar dari mobil.
"Kayaknya iya. Alamatnya bener kok" ucap Rina sambil melihat kembali kertas yang ada di tangannya.
"Ya udah ayok" ajak Reyhan.
Rumah itu tidak besar tidak juga kecil. Namun halamannya cukup luas.
Tok...tok...tok..
"Assalamu'alaikum..." masih tak ada jawaban.
"Assalamu'alaikum..." lagi. Mereka mencoba mengucap salam lagi. Tapi tetap sama. Tak ada jawaban.
"Cari siapa?" Tiba-tiba muncullah seorang lelaki yang sudah berumur dari arah belakang mereka. Sontak semuanya menoleh ke belakang.
"Oh... kami cari Ebi pak. Orang yang tinggal disini" jawab Reyhan.
"Yang saya tau, mereka semua sudah pindah sejak tadi pagi" ucap lelaki itu.
Semuanya sontak menganga. Bagaimana bisa Ebi pindah tanpa memberi kabar? Apakah ini semua perbuatan Sarah?
"Kalau boleh tau, mereka pindah kemana ya pak?" Tanya Raka.
"Oh kalau soal itu, saya juga kurang tau"
"Oh. Makasih ya pak"
"Sama-sama. Kalau gitu, saya permisi dulu" pamit lelaki itu yang diangguki oleh mereka lalu berbalik arah.
"Gue coba telfon dulu" ucap Rina.
Mereka semua menunggu. "Gak diangkat"
"Coba lagi. Pokoknya lo coba terus lagi aja. Kita mau keliling buat nanyain dimana dia pindah" usul Raka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love At First Sight
Teen FictionMungkin banyak yang tidak percaya dengan love at first sight. Tapi, siapa sangka jika ada wanita yang sudah pernah mengalaminya. Dia Sherina, sudah menyukai Reyhan sejak pertama kali melihatnya. Memang aneh rasanya, ia tidak pernah mengalami hal sem...