(3.5)

20.8K 1.4K 24
                                        

ps. Chapter ini harusnya jadi satu sama di chapter 3, tapi lupa diupload tadi hehe. Buat yang udah komen di chapter sebelumnya, maaaaf belum bisa bales. Kuota internet lagi tipis-pis-pis, besok pasti dibales :) sankyu!

Selamat Baca!

ccm. 

Isabelle

"Kau bisa melihatnya?" ulangnya lagi dengan tidak sabar. Ia sudah menjauhkan handphonenya dari telinganya, samar-sama aku bisa mendengar seseorang memanggil namanya dari handphonenya. 

"A-apa?" tanyaku bingung, tentu saja aku bisa melihat bulannya. Bukannya semua orang bisa melihatnya? 

"Kau bisa melihat warna asli bulannya..." Ia memejamkan kedua matanya sejenak lalu membukanya lagi, semua ekspresi terkejut di matanya sudah menghilang berganti dengan ekspresi waspada, "Siapa sebenarnya kau, Isabelle?" bisiknya dengan pelan.  

Aku masih memandangnya dengan bingung, apa maksudnya? 

"Um, Personal Assistant-mu, Sir.", mungkin Mr. Leighton sedang mengalami Jet-lag? 

"Siapa. Kau." Ulangnya lagi, kedua matanya menatapku dengan penuh amarah. Aku bisa merasakan aura mengancam dari dirinya. Sesaat rasa mual saat di pesawat kembali lagi. 

"Mr. Leighton... aku benar-benar tidak paham apa kau bicara-" 

"Jawab pertanyaanku!" 

Tubuhku tersentak ketika mendengarnya berteriak, aku tidak pernah melihatnya semarah ini. Lalu aku menyadari ada sesuatu yang berubah darinya, dari matanya. Pupilnya yang berwarna hitam semakin membesar dari yang terakhir kali kulihat saat di pesawat. Oh. Aku berusaha menenangkan jantungku yang berdebar keras di dadaku, instingku mengatakan aku harus pergi sejauh mungkin dari pria di depanku, Ia bukan Mr. Leighton lagi. Apa yang harus kulakukan?  

"Jawab." Ia maju selangkah ke arahku, "Pertanyaanku." Bahkan dari suaranya pun aku dapat merasakan aura berbahaya. Refleks, aku melangkah mundur ketika Ia maju selangkah. Orang-orang yang melihat kami mungkin akan berpikir ini hanya pertengkaran pasangan biasa. 

"Mr. Leighton, kau mulai menakutiku." Gumamku dengan suara bergetar. Ia berhenti di tempatnya, lalu menatap sekelilingnya dengan cepat. Beberapa orang di sekitar menatap kami dengan penasaran. Lalu dengan satu gerakan cepat tangan Mr. Leighton menarik lenganku masuk ke dalam hotel, rasa sakit menjalari lenganku. Semuanya terjadi begitu cepat, Mr. Leighton mengambil kunci yang sudah dipesan lalu menarikku dan tasku menuju lift. Dan sekarang kami sudah berada di kamar suite Hotel Four Season.  

"Mr. Leighton!" aku menarik lenganku ketika kami sudah berada di dalam kamar. Apa Ia meminum sesuatu yang aneh saat di pesawat tadi?, aku mencoba mengingat-ingat. Mr. Leighton berdiri di depan jendela, mengamati bulan di baliknya lalu dengan satu tarikan kasar menutup tirainya. Ia berbalik menghadapku. 

"Sekarang katakan padaku semuanya, aku tidak punya waktu untuk bermain-main." Wajah Mr. Leighton terlihat dingin, ekspresi yang belum pernah aku lihat sebelumnya.  

"Dengar, kurasa ada yang salah dengan anda. Aku sama sekali tidak mengerti apa yang anda bicarakan. Jadi-" 

"Aku bisa membunuhmu sekarang juga, jadi katakan padaku kau mahkluk apa dan siapa yang mengirimmu?" suaranya terdengar dingin, bukan suara datar Mr. Leighton yang biasanya. 

Membunuhku? Mahkluk apa? Siapa mengirim siapa?, Apa Ia sedang berhalusinasi? Mungkin Ia sedang memakai obat-obatan. Aku menatap Mr. Leighton dengan pandangan khawatir. Koper kecilku masih berada di sebelahku, aku berpikir untuk meninggalkannya sendiri.  

Isabelle (Valerina #2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang