Isabelle
James mengajakku ke sebuah restauran mahal khas Perancis beberapa blok dari Vaughan Insurance. Ia memaksaku agar memanggilnya James, atau Jamie. Ia menjelaskan secara garis besar siapa dirinya di Vaughan Insurance dan memberitahuku bahwa Ialah yang merekomendasikan Mr. Leighton pada Mr. Vaughan.
“Dan Ia memang orang yang tepat untuk posisi itu, instingnya selama ini belum pernah salah. Aku tidak pernah mengenal orang lain yang memiliki insting setajam Leighton.” Katanya sambil mengangkat gelas winenya lalu meminumnya. “Jadi Miss Phillips, bagaimana kalian bertemu?” Ia memandangku dengan pandangan ramah.
“Isabelle, kau bisa memanggilku Isabelle.” Kataku sambil membalas senyumannya.
“Jadi Isabelle, bagimana kau bertemu dengan Blake?”
Aku berkedip memandang pria di depanku, berusaha memproses pertanyaannya. James melihat ekspresi bingungku lalu tertawa kecil. “Blake selalu membicarakanmu, tapi Ia tidak pernah memberitahuku bagaimana kalian bertemu.”
“Um,” kuminum sedikit chamomile di gelasku lalu memandangnya lagi, “Well, Mrs. Geller memberitahuku bahwa Mr. Leighton membutuhkan sekretaris...” Aku berhenti sejenak, kejadiannya bukan seperti itu.
“Lalu...?” pancing James ketika aku tidak melanjutkan kalimatku.
“Aku bertemu dengan Mr. Leighton sebelum interview, di lift. Saat itu aku tidak tahu bahwa Mr. Leighton adalah orang penting di perusahaan itu.” Aku yakin saat ini kedua pipiku sudah semerah tomat di supku. James mengangguk kecil lalu tersenyum, aku tidak tahu apa yang terjadi tapi senyumnya membuatku lebih tenang.
“Aku tidak pernah melihat Blake seperti ini sebelumnya.” Ia memandang gelas wine di tangannya sambil tersenyum, jam tangan mewah yang melingkari pergelangan tangannya memantulkan cahaya lampu dari restauran. “Aku bahkan tidak tahu Blake bisa seperti ini. Tapi sekarang aku tidak terlalu terkejut, setelah bertemu denganmu.”
Seperti ini?
“Isabelle,” Ia mengalihkan pandangannya padaku, “Apa yang sudah Blake katakan padamu?”
Sekali lagi aku memandangnya dengan pandangan bingung.
“Sesuatu tentang mahkluk lain?”, Ia menelengkan kepalanya sedikit lalu berbisik, “Valerina?”
Aku memandangnya dengan kedua mataku yang membesar.
“Ia sudah memberitahumu.” Gumamnya setelah melihat ekspresiku. “Isabelle... kuberitahu sebuah rahasia padamu.” Bisiknya sambil mencondongkan badannya ke arahku. “Sebenarnya, aku juga.”
“Juga?” bisikku padanya.
“Valerina.”
Aku menatapnya dengan mulut yang menganga, “H-huh?”
“Blake sudah menceritakan semuanya padaku, Isabelle. Well, hanya garis besarnya. Ia tidak menceritakan saat pertama kali kalian bertemu atau alasannya memberikan kalung itu padamu.” Katanya sambil menatap kalung yang menggantung diantara kancing teratas kemeja putihku. Aku menunduk untuk menatapnya, kalung silver milik Mr. Leighton dengan bandul berbentuk dua buah pedang yang sekarang menggantung dengan anggun di leherku.
“Mr. Leighton memintaku untuk selalu mengenakannya.” Gumamku sambil masih memandang kalung di leherku.
“Ini bukan yang pertama kalinya Ia meminjamkan kalungnya.” James meminum winenya lagi lalu menarik nafas, “Well, Blake pernah memberikan kalung itu pada Kate.” Kedua sudut mulut James sekarang sedikit ditarik ke bawah.
Kate?
“Blake menolong perempuan itu lalu melindunginya selama beberapa bulan. Kurasa Blake sangat menyukainya, Kate membuatnya berpikir bahwa Ia adalah matenya.” James menghembukan nafasnya lalu meminum sisa wine di gelasnya. “Hingga pada suatu hari perempuan itu pergi. Blake berusaha mencarinya ke semua tempat selama berminggu-minggu, Ia bahkan sudah memberikan surat mengundurkan diri pada Mr. Vaughan agar Ia bisa lebih leluasa mencari Kate.”
![](https://img.wattpad.com/cover/7943142-288-k600982.jpg)