Isabelle (7)

20.3K 1.4K 29
                                    

Chapter 7

            Suara gumaman seseorang membangunkanku, kukerjapkan mataku beberapa kali untuk menyesuaikan dengan kegelapan di sekitarku. Hanya ada sinar temaram dari kota Hampshire di balik jendela. Mataku menangkap angka pada jam digital yang berkedip merah, pukul 3 pagi. Sudah berapa lama aku tidur? Sebuah siluet bergerak di pojok ruangan, Ia membelakangiku, memandang kota Hampshire dari balik jendela. Tangan kanannya sedang ditempelkan di telinganya, aku mendengar suara gumaman lagi, kali ini lebih pelan daripada sebelumnya. Blake? Ia masih menerima telepon pekerjaan jam segini? Aku tidak mengeluarkan suara untuk beberapa saat, tidak ingin mengganggunya. Badan Blake yang tinggi berbalik perlahan ke arah jam digital, kurasa Ia menyadari ini sudah sangat larut. “Aku akan menghubungimu lagi besok pagi.” Gumamnya sambil memutuskan sambungan. Ia masih berdiri memandang suasana malam kota Hampshire, bahkan dalam keadaan gelap aku masih merasa siluet Blake sangat mengintimidasi.

            “Blake?” sapaku dengan suara serak, tenggorokanku terasa sangat kering.

            “Isabelle? Aku membangunkanmu?” tanya Blake sambil berbalik ke arahku. Aku tidak bisa melihat wajahnya yang tertutup bayangan gelap, lalu tiba-tiba perasaan aneh muncul di dalam hatiku. Rasanya seperti seseorang sedang mengisi hatimu dengan udara hingga penuh, menyesakkan, tapi ini perasaan menyesakkan yang menyenangkan. Blake masih berdiri menghadapku, dari baliknya aku bisa melihat kerlap-kerlip malam di Hampshire. Semua indraku tiba-tiba merasa lebih hidup daripada sebelumnya, hatiku terasa sangat sesak hingga rasanya hampir meledak. Lalu tiba-tiba semua hal di kepalaku menjadi klik, aku menyadarinya… Aku sudah jatuh cinta pada Blake Leighton.

            “Blake…” aku memanggil namanya sambil menghembuskan nafasku, berusaha mengurangi rasa sesak di dalam dadaku. Aku berdiri di sebelah tempat tidur lalu berjalan ke arahnya, jantungku berdetak sangat keras di balik rongga dadaku. Walaupun aku tidak bisa melihat wajahnya saat ini tapi aku merasa Ia masih menatapku dari tempatnya.

            “Isabelle? Kau baik-baik sa-“ Blake tidak sempat melanjutkan kalimatnya, kuangkat tumitku setinggi-tingginya lalu kedua tanganku menarik kerah bajunya ke arahku. Aku tidak tahu apa yang sedang kulakukan, kubiarkan semua instingku berjalan dengan sendirinya. Bibirku menyentuh bibir milik Blake, aku dapat merasakan perasaan Blake yang terkejut saat ini, lalu sedetik kemudian Blake membalas ciumanku. Tangan kirinya menyentuh punggunggku, mendorongku agar lebih mendekat padanya, sedangkan tangan kanannya berada di di belakang leherku. Blake menciumku semakin dalam, aku bahkan bisa merasakan nafasnya yang hangat di pipiku. Semuanya terasa hangat, nafasnya, bibirnya, badan kami yang hampir bersentuhan… Kuangkat tumitku lebih tinggi lagi, lalu kugerakkan tangan kananku melewati lehernya menuju ke atas dengan perlahan. Kubenamkan jari-jariku di rambutnya, aku tidak pernah menduga rambutnya akan selembut ini. Blake setengah mengerang ketika aku merentangkan jariku di kepalanya, dengan panik kulepaskan tanganku dari kepalanya juga ciumannya dariku. Apa aku baru saja menyakitinya?

            “Sorry…” kataku dengan suara serak, pipiku terasa panas karena malu. Aku memandang dadanya yang bergerak naik turun tidak teratur. Blake menunduk ke arahku, ekspresi di wajahnya membuatku menahan nafasku untuk beberapa saat. Matanya yang berwarna hitam berkilat terkena pantulan cahaya dari luar, Ia membuka mulutnya sedikit untuk menstabilkan nafasnya yang memburu, rambut hitamnya yang sebelumnya rapi kini menjadi berantakan. Dan ekspresinya… aku belum pernah melihat ekspresinya yang seperti ini sebelumnya, semua tembok pertahanan yang biasa Ia tunjukkan pada semua orang menghilang. Blake Leighton yang sekarang berada di depanku bukan Blake Leighton yang sama dengan yang kutemui sebulan yang lalu.

            “Isabelle… Apa yang kaulakukan padaku?” suara berat Blake setengah berbisik ketika mengatakannya.

            Aku memandang wajahnya sekali lagi, Ia terlihat berantakan, dan aku yang membuatnya seperti itu. Jauh di dalan hatiku aku merasa sedikit bangga, hanya aku yang bisa membuat Mr. Frowny-Bossy-Leighton seperti ini.

Isabelle (Valerina #2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang