(20)

13.3K 1K 15
                                    

Chapter 20

            Kami meninggalkan hotel lewat pintu belakang, setelah itu aku tidak bisa mengingat kejadian selanjutnya. Ingatanku terasa kabur saat sebuah van berwarna hitam berhenti di depan kami, kurasa Ia memberikanku sesuatu tapi aku tidak bisa mengingatnya. Aku terbangun dengan tangan dan kakiku terikat di kursi yang kududuki, seseorang menutup mataku dengan kain berwarna hitam, dan aku tidak tahu dimana aku berada sekarang. Yang jelas bukan di van lagi.

            Aku berusaha menggerakkan tangan dan kakiku yang terikat di kursi selama lima menit penuh, lalu seseorang melepas penutup mataku. Di depanku berdiri seorang wanita, aku tidak bisa menebak usianya, yang jelas Ia juga seorang Valerina. Rambutnya yang panjang dan bergelombang dibiarkan terurai hingga ke pinggang, dan warnanya merah. Sangat kontras dengan warna matanya. Aku memandangnya cukup lama hingga Ia akhirnya berbicara.

            Kedua mata hitamnya yang berkaca-kaca menatapku dengan sedih, “Maafkan aku. Aku- aku harus melakukannya.”

            Aku masih menatapnya tanpa bersuara, ada sesuatu yang familiar saat aku melihat wanita di depanku. Ia mengenakan blus berwarna hitam dan celana jeans, mungkin umurnya sama dengan Mum. Ia beralih memandang leherku dengan tubuh membeku, “Blake memberikannya padamu.”

            Seperti potongan puzzle yang akhirnya terangkai, aku menyadari siapa wanita di depanku ini. Dimana aku pernah melihat sepasang mata berwarna hitamnya. Ia adalah Ibu Blake. Aku terlalu terkejut membalas ucapannya, Ibu Blake baru saja membantu untuk menculikku.

            “Blake memberikan kalungku padamu.” Ulangnya dengan nada tidak percaya, “Ia tidak pernah memberikan kalungku pada pasangannya sebelumnya…” gumamnya pada dirinya sendiri, “Ia selalu memberikan kalung milik ayahnya.” Kedua mata hitamnya menatapku dengan bingung dan sedikit panik.

            “Aku bukan pasangannya.” Jawabku dengan pelan. Aku adalah matenya.

            Tiba-tiba pintu dibelakangnya terbuka, dan mimpi burukku berdiri di depan pintu sebelum menutupnya dengan perlahan. Jantungku melonjak berdebar lebih kencang hingga aku bisa merasakannya di rongga dadaku.

            “Ah Madelaine!” Jack Hyde tersenyum padanya, dengan ngeri aku menatap dua orang di depanku bergantian. Jack Hyde seperti biasa mengenakan setelan jasnya yang terlihat mahal, rambutnya disisir dengan rapi ke belakang, Ia terlihat seperti seorang CEO yang akan melakukan meeting dengan direksinya. Ia terlihat sangat manusia dan… normal. Senyumnya semakin lebar saat kedua matanya yang berwarna merah gelap menatapku, “Dan Isabelle. Senang bertemu denganmu. Lagi.”

            Jack Hyde mengangkat tangannya menunjukku, “Madelaine, ini Isabelle. Ia putri Claire, kau pasti mengingat Claire.”    

            Bibir Madelaine bergetar saat Jack menyebut nama Mum. “Claire- Claire de Lune?” bisiknya dengan terkejut.

            “Yeah. Dan Isabelle, ini adalah Madelaine, Ibu Blake.” Jack menatapku lalu perhatiannya beralih pada Madelaine sepenuhnya, “Oh. Dan Isabelle adalah mate Blake.”

            “Apa?” Madelaine mundur satu langkah ke belakang, ekspresi ngerinya saat menatap Jack membuatku merasa makin bersimpati padanya. Sedikit rasa kecewa menyusupi hatiku, Blake tidak memberitahu Ibunya tentangku.

            “Isabelle adalah matenya...” senyum Jack semakin lebar saat melihat reaksi Madelaine. “Kurasa Blake tidak memberitahumu, eh?” tanyanya dengan santai sambil merapikan dasi birunya.

Isabelle (Valerina #2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang