Part 5 : Akan berdua

338 15 0
                                    

Hari ini tepat dosen pariwisata mengadakan rapat kelas untuk membicarakan tujuan wisata kita. Sekitar 50 hari lagi, kita akan pergi ke tempat yang akan jadi tujuan wisata kita nanti. Soal biaya berpergian, kita sudah mengumpulkan uang nya sejak awal mata kuliah pariwisata ini dimulai. Setelah sampai kampus, aku langsung masuk kelas. Lagi-lagi aku orang pertama yang hadir, ya seperti biasa aku selalu hadir lebih awal alias kepagian. Tebak saja orang kedua yang hadir itu siapa? ya siapa lagi kalau bukan Justin. 

Dengan muka sumringah dia menghampiriku "Hi Jess.. long time no see". 

"lo apa-apaan sih Justin. Kemarin kan kita main bareng, lo juga mampir ke rumah gue kan?" tanyaku dengan nada tinggi. 

"tapi kan setelah itu kita gak ketemu selama 15 jam. Itu lama banget kan?" nada menggoda Justin membuatku ingin lompat-lompat di kursi. 

"Hey, sejak kapan sih lo jadi genit gini Justiiiin?" dengan nada kesal tapi dengan sedikit tertawa. 

 "mmm gue juga gak tau. Padahal gue gak belajar darimana-mana. Mmm atau ini gara-gara gue ikut nonton sinetron abg bareng adek gue semalem. Nah pasti gara-gara itu!!". 

Pernyataan Justin lantas membuat tertawaku pecah. Sepertinya dia ada sedikit bakat jadi pelawak. Ya lebih baik pelawak daripada badut. Kalau jadi badut, aku pasti sudah kabur duluan karena takut.

Setelah beberapa lama, kelas sudah menjadi penuh. Dosen pariwisata datang membawa 3 tumpukan buku di tangan kanannya, sementara ditangan kirinya ia membawa tas laptop yang ku kira cukup berat. 

"Dia tampak kelelahan, mungkin mobilnya mogok jadi dia berjalan dengan cukup cepat untuk datang kemari" terkekehku dalam hati. 

"maaf anak-anak, bapak sedikit terlambat". sambil mengelap keringatnya dengan sapu tangan.

Temanku yang berada dibelakang berkata dengan pelan "sedikit? Udah lebih dari 15 menit nih. Kalo gue yang terlambat, pasti udah disuruh keluar" 

"anak-anak, hari ini kita adakan voting saja ya. Bapak sudah memikirkan tentang 3 tempat tujuan wisata ini, diantaranya : Pulau Pari di Kepulauan Seribu, Gua Gong di Pacitan, atau Candi Borobudur di Yogyakarta. Buat sobekan kertas, kalian pilih salah satu, lalu tuliskan dikertas itu, terakhir gulung kertas itu dan kasihkan ke bapak". 

Tiba-tiba Milda dan teman-teman yang lain protes "Pak, kok tujuan wisatanya ada yang ke Candi Borobudur? Pas saya sekolah sering banget kesana Pak. Bosen tau..". 

"yaudah kan masih ada 2 pilihan lainnya. Kalau kamu masih protes juga, nanti kamu yang saya suruh ambilin kopi bapak di ruang dosen sekarang! mau?!" bentak Pak dosen. 

"iya deh pak, saya diem nih." Bilang Milda dengan nada lesu. 

Tiba-tiba ada pernyataan tambahan dari Milda dengan nada bisik-bisik "sebenernya gue diem karena gue males disuruh ngambilin kopi". Milda membuatku terkekeh pelan.

Aku sudah memilih untuk pergi wisata ke Gua gong di Pacitan, Jawa Timur. Aku pikir tempat itu pasti indah banget dan dingin pastinya. Imajinasi terjadi kembali, tiba-tiba terbayang aku dan Justin jalan berdua di gua, cuma berdua!! Aku menekankan kata cuma berdua itu di kepalaku.

"Ayo anak-anak kumpulkan kertas-kertas gulungannya ke Bapak. Lama sekali sih macam anak TK yang lagi bikin prakarya"

Yoga menyikut tangan Justin "Sh*t, dibilang anak TK kita, Justin.. bener-bener deh nih dosen!". Justin tertawa pelan dan berkata "udah biarin ajaaa, lagi kehausan dia.. makanya marah-marah mulu".

Setelah beberapa waktu untuk menghitung polling, Pak dosen mengumumkan hasilnya "berdasarkan hasil yang dihitung. Polling terbanyak adalah Candi Borobudur. Jadi kita akan berwisata kesana yeaaay"  "oh ya Milda, kita akan ke tempat wisata yang sering kamu kunjungi pas sekolah" sindir Pak dosen sambil tertawa. 

Milda hanya diam saja, tapi bibir dia semakin seperti bebek karena kesal. Setelah kelas bubar, kemarahan Milda pun meluap "kalian kenapa sih milih Candi Borobudur?" tanya Milda sambil teriak. 

"Mil, kalo ke Gua Gong itu jarak tempuh perjalanan di daratnya lama banget. udah tau kita cuma naik bis, bukan pesawat. Sedangkan di Pulau Pari lagi ramai-ramainya. Kemarin Pak dosen bilang, kita cuma dikasih waktu 3 hari 2 malem, karena penginapan udah banyak yang booking" Vero menjelaskan dengan rinci, serinci-rincinya. 

Teman-teman yang lain menyimak dengan serius, termasuk Milda. "okay deh, gue kalah. Lagian gue orangnya gak betah diperjalanan lama-lama" jelas Milda sambil tersenyum kusut. 

"Horraaay.." teriak teman-teman lainnya.

Hanya ada satu orang yang diam saja dari tadi, dan mataku langsung melirik ke arah Justin. "Justin, tadi lo milih kemana tempat tujuan wisatanya?" tanyaku tiba-tiba. 

Dia kaget medengar suaraku. Selama hasil voting diumumkan tadi, dia hanya memainkan pulpennya. Seperti ada hal yang sedang dipikirkan. 

"ke Candi Borobudur, Jess.." jawab Justin sambil memutar pulpennya di meja. "kalo lo pilih yang mana?" 

"wow congrats ya, pilihan lo terwujud. Kalo gue sih ke Gua Gong. Kayaknya asyik jalan-jalan di gua. Gue belum pernah soalnya" jelas gue. 

"Gue juga belom pernah sih jalan-jalan ke gua, tapi untuk saat ini lebih baik ke Candi Borobudur deh, karena kalo ke Gua Gong itu kejauhan". 

"iya juga sih.. oya Justin, abis ini mau kemana? Teman-teman lain ngajakin nonton tuh. Katanya film Evil Dead udah tayang di bioskop. Gimana mau ikut nonton gak? Ikut aja yuk please.." dengan mata berkaca-kaca seperti tokoh cewek-cewek di anime. 

"lah sekarang tanggal 20 mei ya?! Mmm yaudah deh gue ikut. Lagian gue bosen kalau jam segini udah balik ngampus". 

"yeaaaaay" setengah perasaan senang aku keluarkan, setengah nya lagi aku pendam dalam-dalam. Kalau aku keluarkan semuanya, maka ekspresi muka idiotku pasti terpampang jelas.

Akhirnya kita berangkat menuju bioskop. Jarak kampus kita ke mall yang sangat terkenal di kota ini lumayan jauh. Karena rata-rata teman-temanku mengendarai motor,  jadi mereka yang membawa motor mempersilakan tumpangan ke teman lain yang tidak membawa kendaraan. Salah satu temanku, Andra, menawarkanku untuk naik motor bersamanya. 

Tanpa diduga-duga Justin berkata "sorry dra, tadi Jessy udah janjian mau naik motor sama gue. Coba deh lo tawarin Vero atau Gisca, mungkin salah satu dari mereka belum dapet tumpangan". 

Andra pun langsung mempercayai perkataan Justin, lalu pergi menghampiri Vero. Aku yang mendengar hal itu hanya diam tanpa kata, belum sempat memberi jawaban kepada Andra, Justin sudah menyambar duluan. Padahal.. padahal.. aku dan Justin belum janjian sama sekali. Jadi maksud Justin itu apa? Dia itu mahluk yang paling susah ditebak.

Jalan menuju mall tersebut cukup ekstrim, terdapat turunan dan tanjakan, dengan terpaksa aku memegang pinggulnya. Sepertinya tangan ini cukup gemetaran. Ya tuhan semoga dia tiak sadar akan kelakuanku yang memalukan ini. Sesampainya di Bioskop, teman-teman mengandalkan Gisca, Yoga, dan Andra untuk membeli tiket. Sekitar 10 tiket yang dibutuhkan untuk nobar film Evil Dead tersebut. Sementara mereka mengantri, aku pergi ke food court untuk membeli soda. 

Tak disadari ternyata Justin menyusulku dari belakang "mau beli apa Jess?" bisik dia di bagian telinga kananku. Astaga.. suaranya langsung terngiang-ngiang di gendang telingaku. 

Dengan gugup ku menjawab "eeeto.. be..beli soda". 

"oh gitu.. gue juga mau deh. Rasa strawberry ya, kayak minuman favorit lo". 

"oh.. okay.. Mba pesen dua soda ukuran large rasa strawberry ya". 

mba-mba food court pun memberi dua soda rasa strawberry ukuran large. Kita pun membayar masing-masing pesanan kita. Begitu balik ke tempat semula, teman-teman sudah mendapatkan tiket-tiket tersebut. Waktu tayang tinggal 15 menit lagi, aku memberi semua tiket-tiket itu ke petugas. Belum sampai ke tempat duduk sesuatu yang mengejutkan terjadi..

Next Chapter :)

Losing You is Sucks!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang