Part 10 : Diujung tanduk

266 12 0
                                    

Saat bangun tidur, aku langsung teringat kejadian di Dufan kemarin. Sebenarnya apa yang ingin disampaikan oleh Justin, itu sangat membuatku penasaran. Setelah beberapa saat aku baru menyadari bahwa jaketnya lupa aku kembalikan. 

"ya ampun jaket denimnya gue lupa kembaliin, ditambah semalem dia minjemin lagi. Ini gue berasa jadi tukang laundry!" aku menepuk jidatku dengan kerasnya. 

Aku bingung memikirkan kebodohanku sendiri. Akhirnya aku meraih smartphoneku di bawah bantal, lalu aku menelpon Justin dengan gugupnya. 

"duh.. gak di angkat lagi!". 

Selang beberapa detik Justin mengangkat 

"hallo Jessy? Ada apa?"

aku terdiam mendengar suaranya. Kalau suara itu benda padat, aku ingin sekali menggigitnya. 

"mmm ini tentang jaket lo. Sorry banget 2 jaket lo ada di gue. Gue pengen ngembaliin secepatnya ke lo. Apa hari ini lo free?" tanyaku dengan tanpa jeda. 

"wow santai Jess, pelan-pelan ngomongnya. Gue sih free hari ini. Yaudah gue ke rumah lo aja ya. Sekalian ada yang mau gue bicarain". 

Lagi, lagi, dan lagi. Jantungku berdebar-debar dengan kecepatan dua kali lipat. 

"mmm o..okaaaay gue tung..gu di rumah ya" tanpa basa-basi langsung aku tutup telponnya. 

Ya tuhan sepertinya siksaan yang menyenangkan akan segera berkunjung kembali.

Beberapa jam aku tunggu dengan panik. Aku masuk ke kamar, lalu aku keluar lagi. Aku ambil minum, lalu aku taruh lagi. Aku tiduran, lalu bangun lagi. Begitu terus sampai tanda-tanda kehadiran Justin sampai ditelingaku. 

"Jessy?" panggil mama sambil mengetuk pintu kamar. 

"itu ada teman kamu. Cepat turun ke ruang tamu". 

Tidak usah tau siapa namanya, aku sudah tau kalau Justin lah yang datang. Dengan cepat aku menuruni tangga. Tepat di anak tangga terakhir, aku terheran-heran, yang datang itu bukan Justin melainkan.. 

"Andra?" tanyaku. 

"ada apa lo kesini?". 

"eh Jessy, gue kesini cuma mau main aja. Emangnya gak boleh ya?" tanya Andra dengan muka sedikit tertekuk. 

"bukan.. bukannya gak boleh. Tapi.." jawabku. 

"aduh gue harus gimana ini?! Sebentar lagi Justin mau kesini. Gue harus bilang apa ke Andra?" gejolak pada batinku, mengantarkan aku untuk duduk. 

Masih terdiam seribu tanya dengan situasi ini.

Belum sempat berani untuk menyuruh Andra pulang, sudah terdengar suara mobil masuk ke pintu gerbang rumahku. 

"mampus gue!" kataku. 

Lantas aku langsung berlari keluar. Justin keluar dari mobilnya yang berwarna hitam, sangat bersih dan menyilaukan, menandakan mobil itu baru dari tempat pencucian mobil. 

"hi Jess?" sapa dia dengan mengangkat tangan kanan memakai jam tangan yang sedikit kebesaran. 

"hi Justin, mmm aaaa masuk yuk. Di dalem juga ada.." belum sempat melanjutkan perkataanku, Justin sudah curiga 

"Jess, ini motor ninja siapa? Kayaknya gue sering liat di kampus.". 

Seperti air yang membeku, aku diam tak berkutik.

Justin menampakkan ekspresi muka curiganya. Akhirnya dengan sangat terpaksa, aku harus mengatakan yang sesungguhnya kepada Justin. 

"Jadi gini, tadi tiba-tiba Andra dateng ke rumah gue. Gue juga gak tau kenapa dia bisa dateng. Dia bilangnya sih mau main. Dan gak lama, lo juga dateng deh.". 

Losing You is Sucks!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang