Part 16 : Hukuman dari cinta?!

225 9 0
                                    

Aku berusaha membuang rasa nervous-ku dengan menghindar dari tatapannya Justin dan hanya melihat ke arah sekitar. Sekitar 2 menit kita tak saling bicara. Akhirnya orang yang pertama menyerah adalah Justin. 

"daripada diem-dieman disini mending ikut gue yuk!" ajak Justin yang tiba-tiba menggandeng tanganku. 

"emangnya kita mau kemana, Justin?". 

Dia tidak menjawab, dia hanya membalas pertanyaanku dengan tersenyum. Aku dibawanya ke atas suatu bukit yang lumayan tinggi. Disana kita hanya duduk dan saling menatap ke depan. 

"Jess, soal lo update ke semua social media itu. Sebenernya itu buat siapa?". 

Pertanyaan Justin membuatku tak berkutik. Aku tak tahu harus jawab apa. Aku takut kalau aku menjawab jujur, dia akan menjauh dariku.

Dengan terpaksa aku menjawab dengan bertele-tele 

"mmm buat seseorang pastinya. Lo pasti tau orangnya siapa" jawabku dengan sedikit ragu-ragu. 

"oh gitu.. tapi gue gak paham yang lo maksud itu siapa". 

"sekarang giliran gue yang nanya. Jadi cewek yang ada di hati lo sekarang itu siapa?" tanyaku. 

"ya lo juga tau siapa orangnya" jawab dia datar. 

Aku merasa kita sama-sama menghindari kebenaran dengan menjawab tidak pada pokok pertanyaannya. 

"Jess, balik ke parkiran aja yuk. Udah jam 14.30 nih". 

"okay.." 

Dia menggenggam tanganku sekali lagi. Ketika sampai di parkiran, semua teman-teman sudah menunggu, lantas kita langsung pulang ke hotel dengan bis yang tadi.


Padahal cuma berjalan mengitari Candi Borobudur, rasanya kaki ini sedikit pegal. Pak dosen mengumumkan kepada semua mahasiswa untuk makan bersama di aula hotel pada jam 19.00. Waktu yang tersisa kita gunakan untuk mandi dan beres-beres pakaian. Milda menelpon Vero dan Gisca untuk kumpul di taman hotel. Aku disuruh Milda untuk menelpon Justin. Beberapa saat Justin datang bersama Yoga. Kita bernyanyi bersama. Vocalist nya adalah Justin, ia menyanyikan lagu Kita dari Sheila On 7, yang main gitar adalah Yoga, entah dari mana gitar itu berasal. Saat dia datang, dia sudah membawa gitar. Sisanya hanya menjadi backing vocal.

Setelah berlama-lama di taman, kita kembali ke kamar masing-masing. Saat jam 19.00 tiba, semua mahasiswa sudah antri untuk mengambil makanan. Lucunya set makanannya itu seperti prasmanan, jadi kita boleh mengambil apa aja dan sesuai takaran kita.

Kita makan dengan lahap, tapi masih kalah lahap dibandingkan Yoga. Justin mulai melakukan keusilannya dengan menaruh sambal di bawah daun kol yang ada di piring Yoga. Tanpa dilihat dulu, Yoga langsung menyendok daun kol beserta keberadaan sambal yang tidak diketahuinya. Kita sudah tahu selanjutnya Yoga pasti kepedasan. Yoga memang tidak suka pedas. 

"dasar usil!!" aku memukul pundak Justin. 

Justin masih asyik tertawa melihat penderitaan temannya sendiri. Akhirnya Yoga dan Justin kejar-kejaran seperti anak TK. Selesai acara makan, Pak dosen membolehkan kita untuk kembali ke kamar masing-masing. Dengan cepat aku langsung memasuki kamar dan merebahkan diri ke kasur 

"aaaaah enaknya..". 

"kenapa lo Jess?" tanya Milda. 

"gak kenapa-kenapa Mil. Adem aja gitu. Lagian kaki gue masih pegel nih karena seharian jalan kaki mulu" aku mengeluh sambil memukul-mukul kaki yang pegal. 

Losing You is Sucks!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang