Part 17 : Bye Yogya!

216 8 0
                                    

Ternyata tempat perhentian selanjutnya adalah Malioboro, yang sekaligus menjadi tempat terakhir tujuan wisata kita di kota ini. Disini aku, Milda, dan Gisca sudah mempersiapkan uang untuk berbelanja yang banyak. Hal pertama yang harus aku lakukan adalah membeli oleh-oleh berupa makanan untuk orang tuaku. 

Aku membeli peyek jamur, peyek ikan kecil-kecil, jenang, brem putih, keripik tempe, keripik belut, pisang selai, dan yang paling penting adalah bakpia khas Yogya. Selanjutnya aku membeli tas-tas rajutan dan baju untuk mama papa. Teman-temanku juga sudah memborong banyak makanan dan barang untuk dijadikan oleh-oleh.

Keberadaan langit putih bersih telah digantikan oleh langit senja. Pak dosen menyuruh mahasiswa-mahasiswinya untuk masuk bis dan pulang ke hotel. Sesampainya di hotel, kita langsung tidur. Ya cewek-cewek lebih banyak mengeluarkan energy saat sedang belanja seperti hari ini.


Pagi harinya kita menggunakan waktu sebaik mungkin dengan berjalan di sekitar hotel. Menikmati suasana pagi kota Yogyakarta yang asri dan sejuk. Milda mengajakku untuk sarapan bubur di depan hotel. Gisca, Vero, Justin, dan Yoga ikut makan bubur bareng. Dengan sangat terpaksa hari ini kita harus meninggalkan kota Yogyakarta ini.  Yogyakarta yang punya cerita tersendiri untuk teman-teman kuliah, untuk kita, untuk aku dan Justin. Aku akan sangat merindukan kota ini beserta kenangan-kenangan yang tertinggal disini dan di hatiku. 

"Bye Yogya!" aku menggumam dalam hati.

Pak dosen berkata "anak-anak, kumpul di lobby jam 11 ya. Bereskan barang-barang kalian. Jangan sampai ada yang tertinggal di kamar hotel." 

Setelah berkumpul sebentar di lobby, kita kembali ke kamar masing-masing untuk membereskan barang-barang bawaan. 

"Mil, kok bawaan gue jadi tambah banyak gini ya?" tanyaku sambil menekan-nekan tas supaya muat banyak. 

"yaiyalah tambah banyak. Lo aja beli oleh-oleh segitu banyaknya!" sentak Milda sambil terkekeh.

Walaupun tinggal 30 menit lagi, Aku dan Milda sudah stand by di lobby hotel. Disana juga sudah ada Justin dan Yoga. Tepat pukul 09.00 kita masuk ke dalam bis dan meninggalkan hotel. Untuk sampai ke stasiun Solo, memerlukan waktu 2 jam. Jadwal keberangkatan kereta dimulai pukul 13.00, jadi tinggal 2 jam lagi. Aku, Milda, Gisca, Vero, Justin, dan Yoga menyempatkan untuk mampir ke kedai kopi yang ada di stasiun tersebut. 

Setelah selesai ngopi bareng, kita masuk ke gerbong kereta dan duduk di tempat semula seperti saat keberangkatan dari Jakarta ke Yogyakarta. Petugas telah mengumumkan akan segera diberangkatkannya kereta ini. Lalu 30 menit kemudian, kereta mulai melaju dengan cepatnya. Meninggalkan semua ceritaku dengan Justin di tanah Jawa ini. 


Diperjalanan, kita tak banyak bersenda-gurau. Energi kita sudah benar-benar habis. Termasuk yang cewek-cewek karena gila belanja sampai-sampai mereka (aku juga) membawa barang 2x lipat lebih banyak dari sebelumnya. Justin sesekali menjahiliku dengan menaruh selai nutella dipipiku. Sama sekali tak ada energy untuk bertengkar dengan dia, yang aku lakukan hanya mencolek selai itu dan memakannya, lalu aku tertidur lagi. 

"ah gak seru nih Jessy. Kerjaan lo tidur muluuu.." ejek Justin. 

"biarin aaaah! Jangan ganggu gue, Justiiiiin!! Gue mau tidur," jawabku dengan mata tertutup. 

"iyadeh.. selamat tidur princess Jessy," 

"mmmm." aku membalas dengan mata masih tertutup.

Sekitar pukul 09.00, kereta berhenti di suatu stasiun. Aku melihat ke arah teman-teman yang lain. Ada yang asyik tidur, ada yang bercanda, ada yang makan. Aku melirik ke arah Justin yang sedang memainkan ipod nya. Tiba-tiba dia menangkap mataku 

"eh putri tidur udah banguuun?" ejek Justin sambil terkekeh. 

"terserah lo deh mau panggil gue apa. Justin, lo udah makan malem?" disaat yang bersamaan perutku berbunyi. 

"wah lo laper ya? Makan aja yuk! Kita beli mie di cup. Kebetulan gue juga belum makan". 

Lalu Justin meraih tanganku dan membawaku ke kedai yang ada di stasiun ini. Justin memesankan dua mie cup dan dua air mineral. Kita makan berdua di pinggir kereta. Aku belum pernah makan berdua ditempat seperti ini, pada malam hari lagi.


Sesudah makan, aku dan Justin kembali ke gerbong dan duduk di bangku semula. Karena kebanyakan tidur, aku sudah tak mengantuk lagi. Justin menemaniku yang terjaga dengan bermain ABCD lima dasar. 

"nih gue 5." Justin mengacungkan ke lima jarinya. 

"okay gue 3 aja deh." 

"totalnya 8 jari berarti H ya?" tanya Justin. 

"Yup. Sebutin nama buah dari H," aku menjelaskan sambil berpikir. 

"mmm huni!" jawab Justin. 

"duh gue apa ya. Kayaknya udah gak ada lagi nama buah yang depannya dari H." 

aku pun berpikir keras. 

"gimana nyerah?" tanya Justin sambil terkekeh. 

"iya deh gue nyerah!" akhirnya aku menyerah, setelah berpikir dengan keras. Sebagai hukumannya, Justin mencubit pipi kananku. 

"aw.. sakit Justin!!" sentak aku. 

Justin yang melihatku kesakitan malah tertawa terbahak-bahak. Sejam kemudian, tanpa sadar kita sama-sama terlelap.


Aku melirik ke arah jendela, kereta sudah berjalan kembali. Justin masih tidur, sepertinya di kelelahan karena dia baru mulai tidur tadi. Kalau aku sudah tidur berkali-kali, maka dari itu aku sudah tidak niat untuk tertidur lagi saat ini. Terlihat Yoga baru kembali dan membawa mie cup di tangannya. 

"Ga, dari mana lo?" tanyaku. 

"beli ini dari tukang makanan keliling tadi" sambil menunjuk mie cup yang dibawanya. 

"kira-kira berapa jam lagi ya kita sampe?". 

"mmm sekitar 3 jam lagi kayaknya," jawab Yoga dengan menyeruput mienya.


Beberapa jam telah berlalu, Pak dosen mengumumkan melalui toa andalannya 

"anak-anak, bangun 1 jam lagi kita akan sampai di stasiun gambir. Jadi kalian harus persiapkan barang kalian, jangan sampai ada yang tertinggal." 

Aku langsung membangunkan Justin yang masih terlelap. 

"Justin, bangun. Udah mau sampe nih" aku menggoyang-goyangkan pundaknya. 

"udah mau sampe ya? Yah masih ngantuk nih," jawab Justin yang masih setengah tertidur. 

"okay gue bangun deh," akhirnya Justin membuka kedua kelopak matanya. 

Kalau Gisca, sudah ada Yoga yang membangunkannya.


Sesampainya di stasiun gambir, papa sudah menungguku di parkiran. Justin pamit kepada yang lain termasuk kepadaku dan langsung naik taksi, begitu pun dengan semua teman-temanku ikut memesan taksi. Aku pamit kepada Pak dosen, lalu pergi ke parkiran untuk menemui papa. 

"gimana jalan-jalannya sayang?" tanya papa. 

"aduh capek banget Pa. Pulang sekarang yuk Pa.. ngantuk nih," jawabku dengan lesu. 

"waduh kayaknya kamu capek banget yaa, sampai-sampai gak mau nyeritain gimana jalan-jalan ke Yogya nya."

Aku dan Papah langsung masuk mobil dan berkendara dengan kecepatan sedang.

Saat ini aku sudah malas untuk memikirkan apa-apa. Ketika sampai di rumah saja aku langsung masuk kamar dan berbaring lama, sampai-sampai aku tertidur lagi.



Next Part 18

*Terima kasih banyak bagi kalian yang masih menyimak cerita ini

*Mulai sekarang cerita ini akan di update setiap 2 minggu sekali di hari Jum'at malam

*Jangan lupa kritik dan saran bisa langsung komen aja. Jika suka, tinggal vote. terima kasih

Losing You is Sucks!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang