Hailee's POV
"DAD!"
Ternyata pria yang berdiri di bawah lampu itu ayahku. Ayah yang selama ini selalu ada di fikiranku dan selalu ku doakan.
Aku berlari menghampirinya. Perasaanku begitu senang bisa melihatnya kembali. Apa ini sungguhan? Atau ini mimpi?
Dia merentangkan tangannya, membiarkanku ku untuk berlari menuju ke dekapannya yang sudah sangat ku rindukan.
Ku hentikan acara lariku saat aku sudah mencapai tubuhnya. Ku peluk tubuh itu erat sampai mungkin ayahku kesulitan bernafas. Ku hirup aroma tubuhnya yang khas. Ingatan masa kecilku memutar di kepalaku. Membuatku secara perlahan meneteskan air mata.
"Dad I miss you!" Kata pertama yang mampu ku ucapkan. Kata yang pertama ku ucapkan dari beribu kata yang sudah ku fikirkan selama ini.
"I miss you too my darling!" Suara berat yang selama ini ku rindukan akhirnya dapat ku dengar lagi. Apakah benar ini mimpi? Tapi ini terlalu nyata untuk dibilang sebuah mimpi.
"Kemana saja kau selama ini Dad? Aku, Jacob dan Aaron selalu menunggu kehadiranmu. Aku tau kau pasti tak seperti yang orang katakan. Aku tau kau masih ada. Ayo Dad kita temui Jacob dan Aaron. Pasti mereka sangat senang melihatmu!" Aku menarik tangan Ayah untuk mengajaknya bertemu dengan Jacob dan Aaron
Ayah menarik tanganku dan tetap berdiri di tempat. "Aku selalu berada di sekitar kalian. Aku tak pernah kemana-mana sayang. Mom dan Dad selalu ada di sekitar kalian. Hanya saja kalian tak pernah bisa menyadarinya. Aku tak bisa menemui Jacob dan Aaron sayang maafkan aku. Karena sekarang ada yang lebih penting."
Aku sangat kecewa mendengar ucapan ayah itu. Tapi aku langsung mengerutkan dahi saat ayahku mengatakan ada yang lebih penting.
"Apa maksud mu Dad?"
"Kau akan menjadi seorang Ratu anakku. Kau akan memimpin Folks dan membebaskan rakyat kita yang mengenaskan dari cengkeraman si bajingan Cam!"
"Tapi ...., aku tak yakin aku bisa Dad. Tugas menjadi Ratu terlalu berat untuk gadis berusia 18 tahun sepertiku."
"Aku tau sayang. Aku juga tidak tega memberi mu tugas seberat ini, tapi hanya ini yang bisa ku lakukan." Ayah menghela nafas berat. "Kami menemuimu untuk memberimu sesuatu yang dapat menandakan kekuasaanmu."
Lampu yang berada di atas kepala kami adalah satu-satunya lampu yang menerangi tempat yang gelap gulita ini. Semenit kemudian, lampu-lampu lainnya yang tak ku sadari ternyata ada di sana mulai menyalah. Menghadirkan cahaya yang amat terang.
Aku memperhatikan lampu yang satu-persatu mulai menyala. Saat aku melihat lampu yang menyala di belakangku, aku seperti merasakan sesuatu yang asing dan mengerikan berdiri tepat di belakangku.
Dengan perlahan aku mulai menurunkan penglihatanku yang semula menatap lampu menjadi menatap sesuatu yang berdiri tegak di belakangku.
Aku langsung bertemu mata hijau cerah yang menatap lurus kepadaku, matanya sedikit menyipit menandakan kalau ia sedang tersenyum padaku. Aku terlonjak kaget. Aku lalu mengedarkan pandanganku kesekeliking, ternyata tak hanya ada aku dan Ayah.
Ternyata ada pria-pria sekitar enam sampai tujuh orang yang berdiri di belakang ayah, dengan tubuh tinggi besar berusia sekitar diatas tujuh puluh tahun, berdiri tegak menatapku. Serta seorang wanita paruh baya dengan rambut coklat ikal sebahu. Mereka mengenakan pakaian seperti seorang Raja dan Ratu beserta pedang yang menggantung di pinggangnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Same Star
FanfictionAku Adalah seorang wanita Yang tinggal bersama kedua adikku di bumi. Di bumi? Iya dibumi, karena tempat tinggalku yang sebenarnya adalah folks yaitu sebuah planet yang sama persis dengan bumi dan belum ada manusia dari bumi yang mengetahui keberadaa...