Chapter 34 (War 3)

420 49 0
                                    

Chapter terakhir dari bagian perang, semoga ga bosen karena bacanya perang lagi perang lagi. Enjoy!

Author's POV

Cam semakin panik, bagaimana tidak baru saja Joanna berhasil dikalahkan Hailee dan sekarang pertahanan terakhirnya juga sudah runtuh. Guratan di wajah membuatnya terlihat sekali kalau dia sedang gusar dan panik.  Cam melihat ke kanan dan ke kiri, semuanya sedang bertarung sedangkan dia berdiri sendiri sambil menunggu seseorang melawannya.

Dia kembali melihat Hailee dan saudara-saudaranya yang masih menangis, tiba-tiba Hailee berteriak sangat kencang lalu menoleh kearahnya. Wajahnya merah padam, matanya menatap Cam tajam sampai mampu menusuk langsung ke jantungnya. Cam yang tampak panik langsung mengubah ekspresinya seperti biasa agar Hailee tak tau kalau dia benar-benar panik.

Setelah tatapan tajam yang diberikan Hailee, kini Cam harus menerima kenyataan bahwa Hailee akan melanjutkan upacaranya, yang berarti bahwa kini nyawanya semakin terancam. Dengan gagah dia berteriak pada anak buahnya. "Semuanya serang gedung itu!"

Semua pengikutnya lari ke arah gedung sambil bersorak-sorak. Kawanan Hailee lari tunggang langgang kesana kemari mencoba untuk menghalangi pengikut Cam. Dari kejauhan Cameron tersenyum girang karena kini jumlah lawannya sudah semakin sedikit sedangkan waktu yang dimiliki Hailee untuk menjadi Ratu tinggal sebentar.

Dengan santai Cam mengawasi semuanya dari atas bukit yang berada berseberangan dari gedung. Meskipun dia sendirian di atas sana tapi dia yakin bahwa dia tak akan terluka, bahkan tergores sekalipun.

❌❌❌

Hailee terus mengikuti semua perkataan yang keluar dari mulut Uncle Ben. Matanya terpejam, mulutnya terus berucap. Api di tangannya semaik besar dan menimbulkan suara kobaran yang cukup membuat orang-orang yang melihat dan mendengarnya bergidik ngeri.

Uncle Ben menutup bukunya dan masih berkomat-kamit membaca sesuatu. Kemudian dia berhenti sejenak lalu menurunkan pedang yang ada di atas kepala Hailee, menyadari kalau Uncle Ben berhenti, Hailee langsung membuka matanya dan menoleh ke arah Uncle Ben.

"Sudah selesai nak!" Uncle Ben mengalihkan perhatian pada mahkota yang berada di pinggir takhta. "Seseorang tolong berikan itu padaku," katanya sambil menunjuk mahkota yang masih tertutup indah oleh kaca.

Jacob yang pertama kali maju. Dia melayang membuka kaca penutup lalu melayang ke Uncle Ben. Di berikannya mahkota itu ke tangan Uncle Ben dengan sangat hati-hati. Setelahnya, Uncle Ben meletakkan  mahkota itu di atas kepala Hailee. Ternyata mahkota itu terasa lebih berat dari kelihatannya. Hailee sampai harus bergerak ke sana kemari agar mahkota itu tidak terjatuh.

"Sekarang kau berdiri dan angkat bola kristal itu tinggi-tinggi dengan kedua tanganmu!"

Hailee menuruti perintahnya. Dia berdiri lalu mengangkat bola kristal yang kini sudah tak diselimuti dengan api biru lagi dengan kedua tangannya. 

Sebuah cahaya muncul dari langit yang terlihat begitu gelap, walau tak segelap sebelumnya. Cahaya itu tampak seperti lampu sorot yang sedang menyinari panggung. Begitu terang, Hailee sampai harus menyipitkan mata karenanya.

Cahaya itu dengan perlahan menuju ke bola kristal yang kini diangkat Hailee. Setelah cahayanya sampai pada bola kristal, bola kristal itu bersinar sangat terang sampai mampu membuat Hailee takjub. 

Sebuah cahaya keluar dari bola kristal itu dan menuju di titik tengah atau berlian berwarna biru yang berada di puncak mahkota yang dikenakan Hailee. Cahaya itu seperti memberi energi lebih pada Hailee. Hailee langsung berdiri tegap setelah cahaya dari bola kristal sampai di mahkotanya. 

The Same StarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang